Prabowo-Jokowi Bertemu, PSI: Pikiran dan Hati Mereka untuk Rakyat

- Pertemuan Prabowo-Jokowi membahas isu sensitif seperti demo besar, reshuffle kabinet, dan dukungan dua periode.
- Analis Hendri Satrio menilai pertemuan tersebut penting karena rangkaian kejadian politik sebelumnya.
Jakarta, IDN Times - Dewan Pimpinan Pusat Partai Solidaritas Indonesia (DPP PSI) menyambut positif pertemuan Presiden RI, Prabowo Subianto dan Presiden ke-7 RI, Joko "Jokowi" Widodo.
Pertemuan keduanya berlangsung di kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, pada Sabtu (4/10/2025). Pertemuan itu berlangsung sekitar dua jam.
"Pertemuan kedua tokoh tersebut menghangatkan hati. Pak Prabowo dan Pak Jokowi adalah dua pemimpin yang, kata anak sekarang, bestie. Mereka rutin membicarakan nasib bangsa. Pikiran dan hati mereka selalu untuk rakyat. Mereka bertemu untuk mendiskusikan solusi terbaik untuk rakyat dan kemajuan bangsa," " kata Wakil Ketua Umum DPP PSI, Andy Budiman, dalam keterangannya, dikutip Selasa (7/10/2025).
1. Dinilai bahas isu yang terjadi belakangan ini mulai demo besar, reshuffle, hingga dukungan dua periode

Sebelumnya, Analis Komunikasi Politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio (Hensa) menilai, pertemuan Jokowi dan Prabowo itu bukan sekadar silaturahmi biasa. Kemungkinan, pertemuan itu membahas isu sensitif yang sedang mengemuka. Seperti eskalasi tuduhan ijazah Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka dan kunjungan Abu Bakar Ba'asyir ke kediaman Jokowi.
Hendri menilai, meski Prabowo dan Jokowi dikenal akrab, pertemuan kali ini terasa tidak biasa karena rangkaian kejadian politik sebelum dan sesudahnya.
Demo besar pada 28 sampai 31 Agustus 2025 yang menyeret nama Jokowi, reshuffle kabinet, hingga pernyataan Jokowi yang minta relawannya mendukung Prabowo-Gibran untuk dua periode, menjadi latar belakang yang membuat publik curiga.
“Kejadian selanjutnya apa lagi? Abu Bakar Ba'asyir ke rumahnya Pak Jokowi, terus meningkat eskalasi isu ijazah Gibran, jadi kejadian-kejadian itu yang kemudian akhirnya diduga oleh masyarakat penyebab kenapa Pak Jokowi mengharuskan dirinya ketemu dengan Pak Prabowo,” kata dia dalam keterangannya.
Dia pun menyoroti pemanggilan dua menteri oleh Prabowo pascapertemuan dengan Jokowi. Kedua menteri yang dipanggil adalah Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin dan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek), Brian Yuliarto.
Dia mengatakan, momen pemanggilan ini cukup membuat publik curiga mengingat isu ijazah Gibran yang kini bergulir dan kunjungan Ba'asyir yang bisa memicu kontroversi keamanan nasional.
“Kalau lihat kejadian-kejadiannya, menurut saya ada beberapa hal yang dibahas. Bisa saja tentang Abu Bakar, bisa saja tentang ijazah, bisa saja tentang reshuffle, atau dukungan Prabowo-Gibran dua periode,” kata Hensa.
“Justru saya menilainya dukungan Prabowo-Gibran dua periode itu pasti diungkapkan pada saat itu. Dua jam waktu yang sebentar kalau sambil makan kan,” lanjut dia.
2. Jadi pertemuan penting

Menurut dia, pertemuan tersebut merupakan pertemuan penting lantaran sampai membuat Jokowi bertandang ke kediaman Prabowo.
“Kalau kemudian sampai Pak Jokowi ketemu Pak Prabowo itu pasti ada hal yang penting. Mungkin salah satu di antara yang saya sebutkan tadi, kalau gak penting kan WhatsApp-an aja gitu bisa jadi atau teleponan aja,” kata Hensa.
3. Publik wajib antisipasi jika ada kebijakan yang dikeluarkan dalam waktu dekat

Oleh karena itu, Hensa melihat publik harus mengantisipasi kebijakan atau keputusan apa yang keluar setelah pertemuan kedua tokoh bangsa tersebut.
“Pertemuan ini adalah hal yang menarik, sudah pasti, tapi setelah ini kita lihat apakah ada kebijakan-kebijakan yang tiba-tiba muncul pascapertemuan Pak Prabowo dan Pak Jokowi,” ucap dia.