SMRC: Dukung Anies, Suara Pemilih Muslim di NasDem Diprediksi Naik

Jakarta, IDN Times — Lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menyampaikan, suara pemilih muslim kepada partai NasDem meningkat meski belum signifikan. Namun, suara pemilih non-muslim kepada NasDem cenderung turun, setelah kabar partai yang dipimpin Surya Paloh itu bakal mendeklarasikan Anies Baswedan.
Direktur Riset SMRC, Deni Irvani, mengatakan bahwa hal itu terbukti dari hasil survei SMRC pada Agustus 2022. Survei dilakukan pada 5-13 Agustus 2022 lalu kepada 1.220 responden dengan wawancara tatap muka. Margin of error survei sebesar 3,1 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
“Kalau dari sisi agama kita juga melakukan analisis tren ada perubahan yang kelihatan sangat jelas, ada penurunan pemilih non-muslim kepada NasDem,” kata Deni dalam paparan hasil survei ‘Anies Baswedan dan Pemilih Nasdem’ di YouTube SMRC.
1. Penurunan suara dari pemilih non muslim

Deni menyebut dalam 1,5 tahun, pemilih NasDem dari kalangan non-muslim mengalami penurunan.
Pada survei Mei 2022, sebanyak 6,8 persen suara pemilih non-muslim kepada NasDem, kemudian pada Desember 2021 meningkat menjadi 8,4 persen.
Suara pemilih non-muslim kemudian turun pada Maret 2022 menjadi 4,5 persen, dan 2,5 persen pada survei terbaru pada Agustus 2022.
2. Suara dari pemilih muslim cenderung naik

Perbedaan suara pemilih kepada NasDem itu terlihat pada pemilih muslim yang cenderung naik.
Pada Mei 2021, suara pemilih dari kalangan Islam berada di angka 3,3 persen, kemudian 2,7 persen pada Desember 2021.
Angka itu perlahan naik pada Maret 2022 menjadi 2,7 persen, dan 3,7 persen pada Agustus 2022.
“Dukungan kepada NasDem dari pemilih non-muslim merosot dari 6,8 menjadi 2,5 persen. Sementara pada pemilih muslim belum banyak berubah dari 3,3 persen pada mei 2021 menjadi 3,7 persen di agustus 2022,” kata Deni.
3. Anies disebut bakal dongkrak pemilih NasDem di DKI

Deni menilai dukungan NasDem kepada Anies menjadi salah satu strategi partai untuk meningkatkan elektabilitas partai di daerah DKI Jakarta dan Banten. Pasalnya, di dua daerah tersebut, suara NasDem masih cenderung lemah ketimbang di Indonesia Timur dan Sumatera.
“Saya kita itu hal yang pasti dipikirkan para elite NasDem ketika mencalonkan Anies. Pencalonan Anies diharapkan bisa memperkuat NasDem di wilayah yang selama ini mereka lemah,” tutur Deni.
Dia menjelaskan, hal itu sedikitnya terbukti dengan survei elektabilitas NasDem menjelang 2024. Pasca-NasDem menyebut sudah memiliki tiga nama untuk dideklarasikan, elektabilitasnya mulai meningkat.
“Elektabilitas NasDem pada survei Maret 2022, massa pemilh Anies hanya 1,4 persen dan meningkat jadi 8,1 persen pada survei Agustus 2022,” kata Deni.
“Jadi kelihatan NasDem sudah mulai menarik massa pemilih Anies lebih kuat daripada dua masa pemilih capres yang lain. Ini terjadi setelah pengumuman NasDem pada Juni lalu,” tuturnya.