Soroti Keracunan MBG di Ketapang, Pakar IPB: Hiu Mengandung Mercuri!

- Kandungan metil merkuri pada ikan hiu dapat menyebabkan gangguan saraf serius pada anak.
- Sirip hiu mengandung arsenik dan dagingnya simpan timbal yang berbahaya bagi kesehatan manusia.
- Pemilihan ikan hiu tidak tepat untuk Makan Bergizi Gratis (MBG) anak sekolah, sebaiknya mengikuti konsep B2SA.
Bogor, IDN Times – Kasus keracunan massal yang menimpa 24 siswa dan 1 guru di SDN 12 Benua Kayong, Ketapang, Kalimantan Barat, akibat mengonsumsi menu ikan hiu goreng menuai sorotan tajam dari pakar gizi. Dosen IPB University, Rosyda Dianah, mengingatkan bahwa ikan hiu bukanlah bahan pangan yang aman, terutama untuk konsumsi anak sekolah.
Rosyda menjelaskan, hiu yang merupakan predator puncak sangat rentan mengakumulasi logam berat berbahaya melalui proses biomagnifikasi. Konsumsi daging hiu jelas membawa risiko kesehatan serius.
Rosyda menegaskan bahwa posisi hiu dalam rantai makanan menjadikannya gudang bagi zat-zat berbahaya. Proses biomagnifikasi menyebabkan konsentrasi zat beracun meningkat seiring perpindahan rantai makanan, dari tumbuhan laut, ikan kecil, hingga ke hiu.
"Hiu adalah predator puncak yang mudah mengakumulasi merkuri, arsenik, dan timbal melalui proses biomagnifikasi. Akumulasi ini menjadikan daging hiu berbahaya jika dikonsumsi manusia,” ujar Rosyda dalam keterangannya yang dikutip IDN Times, Senin (6/10/2025).
1. Kandungan metil merkuri pemicu gangguan saraf serius pada anak

Rosyda menjelaskan, bahaya terbesar pada ikan hiu adalah kandungan metil merkuri. Zat ini bersifat toksik dan menimbulkan gejala keracunan ringan hingga berat, yang sangat berbahaya bagi anak-anak.
Metil merkuri dapat menyebabkan mual, muntah, sakit kepala, hingga dampak jangka panjang berupa gangguan saraf. Anak-anak menjadi kelompok yang paling rentan terhadap efek beracun ini.
"Kandungan metil merkuri pada hiu bersifat toksik, dapat menimbulkan mual, muntah, sakit kepala, hingga gangguan saraf serius. Anak-anak adalah kelompok yang paling rentan terhadap efek toksik ini,” tambahnya.
2. Sirip hiu mengandung arsenik, dagingnya simpan timbal yang mematikan

Selain merkuri, Rosyda juga menyoroti adanya zat beracun lain yang terakumulasi di berbagai bagian tubuh hiu.
Sirip hiu diketahui memiliki kadar arsenik yang tinggi, yang berisiko merusak hati, ginjal, kulit, dan paru-paru. Sementara itu, kandungan timbal dalam daging hiu bisa memicu gejala kejang, koma, bahkan kematian.
3. Pemilihan ikan hiu jelas tidak tepat untuk MBG

Melihat risiko toksisitas yang tinggi, Rosyda secara tegas menyimpulkan bahwa ikan hiu adalah pilihan bahan pangan yang tidak tepat, terutama untuk menu Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diperuntukkan bagi anak sekolah.
Ia menyarankan agar menu anak-anak selalu mengikuti konsep B2SA: Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman. Konsep ini memastikan anak memperoleh gizi cukup tanpa risiko kesehatan.
“Pemilihan ikan hiu sebagai bahan menu Makan Bergizi Gratis (MBG) jelas tidak tepat, apalagi untuk konsumsi anak sekolah,” tegasnya.
Menurut dia, anak-anak tidak boleh dijadikan korban dari kelalaian dalam penyusunan menu dan pengelolaan makanan. Konsep B2SA harus menjadi pedoman utama.