Trump Kirim 300 Garda Nasional ke Chicago, Ada Apa?

- Trump dituduh berupaya mengontrol negara bagian
- Keputusan mengerahkan Garda Nasional diumumkan hanya beberapa jam setelah insiden baku tembak terjadi di Chicago.
Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah mengerahkan 300 tentara Garda Nasional ke Chicago, Illinois, pada Sabtu (4/10/2025). Langkah ini diambil meskipun Gubernur Illinois JB Pritzker berulang kali menolak campur tangan federal. Gedung Putih beralasan pengerahan ini untuk melindungi aset dan petugas federal.
Keputusan tersebut memicu ketegangan antara pemerintah federal dan pemimpin negara bagian Illinois. Pritzker mengklaim pengerahan ini adalah manuver politik yang disengaja.
Di sisi lain, Gedung Putih menuduh para pemimpin lokal Chicago gagal mengatasi masalah keamanan di wilayahnya, dilansir Al Jazeera.
1. Trump dituduh berupaya mengontrol negara bagian
Gubernur Pritzker menuduh pemerintahan Trump berencana mengambil alih 300 anggota Garda Nasional Illinois. Pritzker mengaku menerima ultimatum dari Washington. Isi ultimatum itu menuntut ia memanggil pasukannya, jika tidak, Washington yang akan mengambil alih komando.
Menteri Keamanan Dalam Negeri (DHS), Kristi Noem, mengonfirmasi perintah pengerahan tersebut. Noem telah mengajukan permintaan pasukan tambahan ini kepada Menteri Pertahanan Pete Hegseth. Pasukan tersebut diharapkan tiba di Chicago dalam 24 jam.
Trump telah lama mengancam mengirim pasukan ke kota-kota yang dijalankan oleh Demokrat. Ia bahkan pernah menyarankan agar kota-kota tersebut dijadikan tempat pelatihan militer melawan musuh dalam negeri.
“Untuk Donald Trump, ini bukan tentang keselamatan. Ini tentang kontrol,” ujar Pritzker, dilansir ABC News.
2. Menyusul insiden baku tembak di Chicago
Keputusan mengerahkan Garda Nasional diumumkan hanya beberapa jam setelah insiden baku tembak terjadi di Chicago. Insiden ini melibatkan agen penegak hukum federal dan sekelompok pengunjuk rasa. Peristiwa ini terjadi di tengah meningkatnya protes terhadap operasi Imigrasi dan Penegakan Bea Cukai AS (ICE).
Pada Sabtu pagi, kendaraan penegak hukum federal ditabrak dan dikepung oleh sekitar sepuluh mobil di lingkungan Brighton Park. Agen terpaksa keluar dari kendaraan mereka karena terblokir. Kejadian tersebut memicu baku tembak antara petugas federal dan pengemudi.
Salah satu pengemudi yang menabrak kendaraan petugas terkonfirmasi membawa senjata semi-otomatis. Agen federal melepaskan tembakan defensif ke warga AS bersenjata tersebut. Wanita yang tertembak itu kemudian mengemudi sendiri ke rumah sakit untuk menerima perawatan.
DHS segera mengirim operasi khusus tambahan untuk mengendalikan situasi di Brighton Park. Agen ICE juga dilaporkan menggunakan gas air mata dan peluru karet terhadap para demonstran selama bentrokan. Seorang pengunjuk rasa mengaku agen ICE melempar gas air mata padahal tidak ada kekerasan yang terjadi.
3. Hakim blokir rencana pengerahan serupa ke Oregon
Pengerahan pasukan militer federal tanpa persetujuan gubernur menimbulkan pertanyaan konstitusional yang serius. Pengerahan Garda Nasional biasanya merupakan wewenang gubernur negara bagian. Undang-undang yang berlaku membatasi penggunaan militer oleh pemerintah federal untuk urusan domestik.
Pengerahan ke Chicago terjadi tak lama setelah hakim federal di Portland memblokir rencana serupa. Hakim menahan sementara upaya pengerahan 200 Garda Nasional federal ke Oregon. Pemerintah Oregon telah menggugat rencana pengerahan tersebut.
Hakim Distrik AS Karin Immergut menyatakan pengerahan itu melanggar Konstitusi AS. Hakim menyebut langkah semacam itu berisiko mengaburkan batas kekuasaan sipil dan militer, serta melanggar kedaulatan negara bagian Oregon.
Chicago adalah kota terbaru yang ditargetkan setelah pengerahan kontroversial di Washington, D.C., dan Los Angeles. Gubernur Oregon Tina Kotek menyambut baik keputusan pengadilan dan mengkritik retorika Trump.
“Satu-satunya ancaman yang kita hadapi saat ini adalah terhadap demokrasi kita oleh Trump sendiri,” kata Kotek, dilansir CBC News.