Sudirman-Ida Kritisi soal Pupuk dan Santri, Ini Tanggapan Ganjar-Yasin

Jakarta, IDN Times - Calon pasangan Pilkada Jawa Tengah Ganjar Pranowo-Taj Yasin Maimoen (Gus Yasin) dan Sudirman Said-Ida Fauziah, malam ini mengikuti debat yang digelar Metro TV di Semarang dan disiarkan langsung.
1. Sudirman tanya kelangkaan pupuk pada Ganjar

Pada sesi debat, kedua calon pasangan dipersilakan mengajukan pertanyaan kepada pasangan rivalnya. Kesempatan pertama diberikan kepada pasangan Ganjar-Yasin.
Ganjar meminta penjelasan kepada Sudirman soal kelangkaan pupuk di Jawa Tengah. Namun, Sudirman menyebut bantuan pupuk kepada petani merepotkan.
"Saya keliling ke hampir seluruh kabupaten, mereka menyampaikan keluhan susah dapat pupuk, saya simpulkan niatnya baik tapi pelaksanaanya kurang baik. Jadi lebih merepotkan mereka dibandingkan membantu. Jadi kita simpulkan kita ganti programnya, kita akan yakinkan pupuk tersedia di mana-mana dan bibit tersedia," jelas Sudirman.
2. Ganjar sebut alasan kelangkaan pupuk karena kekurangan subsidi dari Kementerian Pertanian

Ganjar kemudian menanggapi Sudirman dengan mengatakan, subsidi pupuk dari Kementerian Pertanian kepada petani sejatinya tidak cukup. Itu alasan pupuk menjadi langka di Jawa Tengah.
"Subsidi pupuk kita dari Kementerian Pertanian itu cukup gak? Kalau subsidi kurang kan pasti repot. Pak Dirman tahu gak?" ujar Ganjar.
Namun, Sudirman menyebutkan, pihaknya siap membedah APBD agar persediaan pupuk untuk petani mencukupi.
"Tetap harus dicari solusi, karena petani adalah garda terdepan kedaulatan pangan kita. Saya kira APBD harus kita bedah ulang," ujar dia.
3. Apa yang sudah dilakukan Ganjar kepada pesantren?

Pertanyaan selanjutnya disampaikan Ida kepada pasangan Ganjar-Yasin, soal kebijakan apa yang sudah dilakukan untuk pesantren.
"Ada 6 ribu pondok pesantren, madrasah, jumlahnya ratusan ribu, banyak sekali, ormas juga. Mereka telah elakukan peran negara, mencerdaskan kehidupan bangsa dan membangn karakter bangsa, apa yang sudah Ganjar lakukan?" tanya Ida.
Ganjar menjawab tiga hal untuk pertanyaan Ida. Pertama melalui Biro Kesejahteraan Rakyat telah menjembatani aspirasi dari pesantren. Kedua, mendengarkan aspirasi mereka melalui anggota DPRD.
"Ketiga, ketika anggaran ini kurang, maka basnas kita keluarkan. Ini beberapa bantuan yang diberikan kepada mereka. Pada 2019 kita anggarkan kita kasih intensif kepada para guru," ujar Ganjar.
Namun, jawaban Ganjar belum memuaskan pertanyaan Ida. Menurut dia apa yang sudah dilakukan Ganjar belum menjawab kebutuhan kalangan pesantren.
"Itu belum mampu menjawab kebutuhan mereka. Saya keliling pesantren, mereka menginginkan keberpihakan," ujar Ida.
Sementara, Gus Yasin menyebutan ada 6 ribuan pesantren, 37.110 lembaga, dan 276.368 guru. "Kita ingin mesejahterakan gurunya," ujar putra KH Maimoen Zubair itu.