Susi Pudjiastuti, Menteri Jokowi yang Nyentrik dan Pekerja Keras

Jakarta, IDN Times - IDN Times akan menggelar Indonesia Millennial Summit (IMS 2019). Acara bertema "Shaping Indonesia's Future" ini akan berlangsung pada 19 Januari 2019 di Grand Ballroom Hotel Kempinski Jakarta.
IMS 2019 menghadirkan lebih dari 50 pembicara kompeten di berbagai bidang, mulai dari politik, ekonomi, bisnis, olahraga, budaya, lintas agama, sosial, lingkungan, hingga kepemimpinan millennial.
Ajang millennial terbesar di Tanah Air ini akan dihadiri 1.500-an pemimpin millenial. Di antara tamu yang akan menjadi pembicara di IMS 2019 adalah Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, dengan tema "Meet the Wonder Women of Indonesia".
Susi didaulat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan pada Minggu 26 Oktober 2014. Berikut perjalanan singkat Susi sebelum menduduki kursi menteri.
1. Percaya gak, kalau Susi pernah berhenti sekolah?

Menteri kelahiran Pangandaran 15 Januari 1965 hanya memiliki ijazah tamatan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Kendati, ia sempat melanjutkan pendidikannya hingga ke tingkat SLTA. Namun, saat di kelas II SMAN Negeri 1 Yogyakarta, ia dikeluarkan dari sekolah akibat keaktifannya dalam gerakan Golput.
Setelah putus sekolah, Susi mengumpulkan modal dengan cara menjual perhiasannya dan mendapatkan uang Rp750 ribu. Uang tersebut kemudian ia gunakan sebagai modal untuk menjadi pengepul ikan di Pangandaran pada 1983.
Susi justru mengikuti Paket C di PKBM Bina Pandu Mandiri Kabupaten Ciamis pada 2015 setelah dirinya menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan, untuk mendapatkan ijazah SLTA. Susi akhirnya dinyatakan lulus pada Mei 2018.
2. Bisnis di bidang perikanan kian berkembang, hingga ekspor ke luar negeri

Bisnisnya di bidang perikanan kian berkembang,hingga ia memutuskan mendirikan pabrik pada 1996, dengan nama pengolahan ikan PT ASI Pudjiastuti Marine Product. Produk unggulan perusahaan Susi berupa lobster yang diberi merek Susi Brand.
Bisnis Susi kian meroket hingga ia bisa menembus pasar ekspor ke Asia dan Amerika. Untuk menunjang bisnisnya, ia membutuhkan sarana transportasi udara yang dapat mengangkut produk hasil lautnya dalam keadaan segar.
Hingga akhirnya pada 2004, Susi memutuskan membeli pesawat Cessna Caravan seharga Rp20 miliar menggunakan pinjaman bank.
3. Susi melebarkan sayap ke bisnis transportasi
Dalam Biografi Susi Pudjiastuti, diketahui pada 2004, Susi memutuskan membeli sebuah Cessna Caravan seharga Rp20 miliar menggunakan pinjaman bank.
Susi kemudian membangun perusahaan transportasi udara melalui PT ASI Pudjiastuti Aviation, yang belakangan lebih dikenal Susi Air. Pesawat tersebut awalnya digunakan untuk mengangkut lobster dan ikan segar hasil tangkapan nelayan di berbagai pantai di Indonesia.
4. Pesawat Susi Air pertama mendarat di Aceh pasca-tsunami

Bencana tsunami yang menerjang Aceh pada 26 Desember 2004, membuat Susi tergugah, hingga mengirimkan bantuan ke lokasi terdampak bencana alam itu.
Alhasil, pesawat Cessna Susi lah yang pertama kali berhasil mendarat di lokasi bencana, untuk mendistribusikan bantuan kepada korban yang berada di daerah terisolasi.
Peristiwa itu mengubah arah bisnis Susi. Pada saat bisnis perikanan mulai merosot, Susi menyewakan pesawatnya yang semula digunakan untuk mengangkut hasil laut, untuk misi kemanusiaan.
5. Awal Susi menjabat menteri menuai kontroversi

Pelantikan Susi sebagai menteri pada 26 Oktober 2014 menuai kontroversi. Usai dilantik di Istana Negara, Susi kedapatan menghisap sebatang rokok dan memiliki tato di kakinya, sesuatu yang dinilai tidak lazim bagi seorang menteri. Sebagaian masyarakat ada yang mengritik, sebagian lainnya justru memuji.
Susi rela melepaskan jabatannya penting di perusahaan miliknya, demi menerima tawaran sebagai menteri, di antaranya jabatan presiden direktur PT ASI Pudjiastuti yang bergerak di bidang perikanan dan PT ASI Pudjiastuti Aviation yang bergerak di bidang penerbangan.
Menteri dengan gaya nyentrik itu sengaja mundur dari jabatan penting di perusahaannya, demi menghindari konflik kepentingan antara dirinya sebagai menteri dan kepentingan bisnisnya. Alasan lain Susi melepas semua jabatan di perusahaannya agar dapat bekerja maksimal menjalankan pemerintahan, khususnya di bidang kelautan dan perikanan.
6. Banyak penghargaan diraihnya, mulai dari lokal hingga internasional

Meski tidak menamatkan pendidikan hingga perguruan tinggi, bukan berarti Susi tidak bisa berkarya dan berprestasi. Berikut sederet prestasi yang telah ia raih selama hidupnya:
1. The BBC 100 Women (2017)
2. Seafood Champion Award dalam acara Seaweb Seafood Summit yang diselenggarakan di Seattle, Washington, Amerika Serikat (5 Juni 2017)
3. Peter Benchley Ocean Awards (2017)
4. Leaders for a Living Planet Award dari WWF, 16 September 2016, sebagai penghargaan atas perannya dalam memajukan pembangunan sektor perikanan yang berkelanjutan, pelestarian alam laut, dan pemberantasan pencurian ikan.
5. Tokoh Publik Inspirasional Tahun Ini, Public Relation Award and Summit, dari Serikat Perusahaan Pers (2016).
Dalam IMS 2019, IDN Times juga meluncurkan Indonesia Millennials Report 2019. Survei ini dikerjakan IDN Research Institute bekerja sama dengan Alvara Research Center. Melalui survei yang melibatkan 1400-an responden di 12 kota ini, IDN Times menggali aspirasi dan DNA millennial Indonesia. Simak hasilnya di IMS 2019, dan ikuti perkembangannya di situs kami, ya.
Kunjungi situs ims.idntimes.com untuk mendapatkan tiketnya. Buruan, tiket terbatas!