UNESCO Tetapkan Arsip Kartini Sebagai MoW, Menteri PPPA Beri Apresiasi

- Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi, mengapresiasi Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) atas penetapan Arsip dan Surat Kartini dan Perjuangan Kesetaraan Gender di Indonesia sebagai Memory of The World (MoW) UNESCO.
- Penetapan arsip Kartini penting agar perempuan memahami pemikiran Kartini dan perjuangan perempuan di Indonesia.
- Perempuan berpera penting sebagai agen perubahan di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, politik, dan budaya disampaikan oleh Menteri Arifah.
Jakarta, IDN Times - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi, mengapresiasi Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) atas penetapan Arsip dan Surat Kartini dan Perjuangan Kesetaraan Gender di Indonesia sebagai Memory of The World (MoW) United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).
Hal tersebut disampaikan Arifah dalam Pembukaan Seminar dan Pameran Arsip bertajuk Kartini Masa Kini dan Masa Lalu; Perjuangan Kesetaraan Gender di Indonesia di Gedung Arsip Nasional Republik Indonesia, Selasa, 19 Agustus 2025.
"Penetapan arsip surat-surat Kartini sebagai bagian dari Memory of the World (MoW) bukan sekadar tindakan administratif, melainkan simbolik, strategis, dan praktis untuk menjaga warisan intelektual perempuan Indonesia yang visioner," ujar Arifah, dilansir laman resmi Kemen PPPA, Rabu (20/8/2025).
1. Penetapan arsip penting agar perempuan dapat memahami pemikiran Kartini

Kepala Arsip Nasional Repubik Indonesia (ANRI), Mego Pinandito, mengatakan petingnya arsip Kartini agar publik dapat memahami pemikiran pejuang perempuan di Indonesia. Hal ini dia sampaikan pada 17 April 2025.
Adapun arsip yang telah ditetapkan sebagai MoW menjadi bentuk peningkatan kerja sama Indonesia dengan Belanda.
"Ini adalah salah satu bentuk kerja sama bilateral antara Indonesia dan Belanda, yaitu upaya pencarian surat-surat, catatan-catatan, dan arsip-arsip yang terkait dengan Kartini pada zamannya, yang ada di Indonesia dan mungkin sebagian besar ada di Negeri Belanda," ujarnya.
2. Peran perempuan mulai dari pendidikan hingga budaya

Menteri Arifah juga menyampaikan kontribusi perempuan sebagai agen perubahan di berbagai bidang, mulai dari pendidikan, kesehatan, ekonomi, politik, hingga budaya.
"Perempuan bukan hanya penerima manfaat pembangunan, melainkan agen perubahan di segala lini serta berkontribusi aktif di berbagai bidang pembangunan mulai dari pendidikan, kesehatan, ekonomi, politik, hingga budaya," katanya.
3. Perjuangan Kartini menginspirasi perubahan yang lebih luas

Selain itu, semangat perjuangan Kartini juga menginspirasi perubahan untuk masyarakat luas hingga Indonesia merayakan 80 tahun kemerdekaan.
"Dampak perjuangan Kartini bukan hanya pribadi, melainkan menginspirasi perubahan sosial yang lebih luas, yang masih kita rasakan hingga saat ini. Semangat perjuangan Kartini tetap relevan ketika Indonesia merayakan 80 tahun kemerdekaannya," kata Arifah.
"Mari bergandengan tangan memastikan perempuan Indonesia mendapat akses dan kesempatan yang sama, serta melanjutkan perjuangan Kartini untuk kesetaraan bagi semua," tegasnya.