Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[UPDATE] Kasus Gagal Ginjal Tambah Jadi 322, Meninggal 174 Anak

ilustrasi petugas medis melakukan perawatan terhadap pasien terinfeksi virus corona (COVID-19) di instalasi khusus. ANTARA FOTO/REUTERS/Ronen Zvulun

Jakarta, IDN Times - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat total ada 322 kasus Gagal Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGPA) per Jumat, 28 Oktober 2022. Sebanyak 174 pasien di antaranya meninggal dunia dan 64 berhasil sembuh.

"Kami tidak secara rutin umumkan, karena angkanya masih belum fix karena masih banyak kasus-kasus yang sebelumnya belum dilaporkan," ujar Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI, Siti Nadia Tarmizi, dilansir YouTube LaporCovid-19, Senin (31/10/2022).

1. Kasus gagal ginjal akut terbanyak di DKI Jakarta

ilustrasi ginjal (unsplash.com/Robina Weermeijer)

Nadia menerangkan 322 kasus gagal ginjal akut ini tersebar di 28 provinsi. DKI Jakarta memiliki kasus terbanyak yakni 90 kasus, kemudian Jawa Barat 43 kasus, Aceh 31 kasus, dan Jawa Timur 26 kasus.

"Kalau kita lihat jumlah kasus dengan kematian (GGPAPA) selain Jakarta, ada Aceh, Jawa Barat, dan Banten," kata dia.

2. Tingkat kematian gagal ginjal tinggi saat belum ditemukan obatnya

Infografis jumlah gagal ginjal akut berdasarkan umur (IDN Times/Aditya Pratama)

Nadia mengakui tingkat fatality atau kematian pada kasus gagal ginjal akut tinggi, karena merupakan penyakit baru.

Nadia mencontohkan tingkat kematian varian COVID-19 Delta saat itu memang tinggi, karena tingkat vaksinasi rendah dan belum ditemukan obatnya.

"Sekarang ada varian Omicron dan XBB masyarakat sepertinya agak tenang, karena sudah terproteksi dan ada obat Favipiravir yang sudah dikembangkan," kata dia.

3. Kemenkes klaim kasus turun, setelah adanya larangan konsumsi obat sirop

Infografis larangan obat cair atau sirop/IDN Times Aditya

Nadia menambahkan sejak Kementerian Kesehatan melarang pemberian obat cair atau sirop, terjadi penurunan kasus gagal ginjal akut.

"Januari sampai Juli memang dilaporkan, tetapi polanya berbeda dengan kasus ini. Agustus, angka cukup variasi untuk jumlah yang dilaporkan. Setelah 24 Oktober terjadi penurunan kasus terjadi tadinya 13, 10,  atau 8 kasus ini tidak ada kasus dilaporkan," imbuhnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
Dini Suciatiningrum
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us