Film Dirty Vote Ditonton 1,6 Juta Kali dalam 10 Jam!

Menjabarkan soal kecurangan pemilu

Jakarta, IDN Times - Film dokumenter Dirty Vote yang disutradarai Dandhy Laksono akhirnya rilis hari ini, Minggu (11/2/2024) siang tadi.

Baru 10 jam dari waktu tayang perdana, film dokumenter yang menyoroti kecurangan pemilu 2024 itu sudah ditonton sebanyak 1,6 juta kali.

Selain itu, sebanyak 171 ribu pengguna YouTube menyukai film tersebut, dan dikomentari sebanyak 21 ribu kali.

Baca Juga: 3 Pakar Hukum Bintangi Dirty Vote, TKN Pertanyakan Kapasitasnya

1. Dibintangi tiga pakar hukum tata negara

Film Dirty Vote Ditonton 1,6 Juta Kali dalam 10 Jam!Para cast film dokumenter Dirty Vote. (Dok. Dirty Vote)

Dirty Vote dibintangi oleh tiga ahli hukum tata negara, yakni Zainal Arifin Mochtar, Bivitri Susanti, dan Feri Amsari. Ketiganya menerangkan betapa berbagai instrumen kekuasaan telah digunakan untuk tujuan memenangkan pemilu sekalipun prosesnya menabrak hingga merusak tatanan demokrasi.

Dalam pembukaan film, Zainal Arifin berharap analisis yang dijabarkan dirinya dan kedua pakar lain bisa menjadi dasar penghukuman.

“Tolong jadikan film ini sebagai landasan untuk Anda melakukan penghukuman,” kata Zainal.

Adapun Bivitri mengatakan film tersebut menunjukkan bahwa telah terjadi kecurangan luar biasa dalam proses pemilu.

“Banyak orang yang akan makin paham bahwa memang telah terjadi kecurangan yang luar biasa, sehingga Pemilu ini tidak bisa dianggap baik-baik saja,” ujar Bivitri.

2. Trending nomor satu di Indonesia

Film Dirty Vote Ditonton 1,6 Juta Kali dalam 10 Jam!Dandhy Dwi Laksono, sutradara film dokumenter Dirty Vote. (Dok. Dirty Vote)

Dirty Vote kini ramai dibicarakan di media sosial. Bahkan, di platform X atau Twitter, Dirty Vote menjadi topik panas alias trending topic pertama di Indonesia, dengan lebih dari 250 ribu cuitan membicarakan topik tersebut.

Dirty Vote adalah film keempat yang disutradarai Dandhy mengambil momentum pemilu. Pada 2014 Dandhy lewat rumah produksi WatchDoc meluncurkan film Ketujuh, yang menayangkan kehadiran Jokowi dielu-elukan sebagai sosok pembawa harapan baru.

Pada 2017, Dandhy menyutradarai Jakarta Unfair tak berapa lama menjelang Pilkada DKI Jakarta. Dua tahun kemudian, Film Sexy Killers tembus 20 juta penonton di masa tenang pemilu 2019. Sexy killers membongkar jaringan oligarki bercokol pada kedua pasangan calon yang berlaga saat itu, Jokowi-Maruf Amin versus Prabowo-Hatta.

Baca Juga: Sebut Dirty Vote Fitnah, TKN Prabowo-Gibran Minta Rakyat Tak Terhasut

3. Alasan Dirty Vote dirilis di masa tenang

Film Dirty Vote Ditonton 1,6 Juta Kali dalam 10 Jam!Para cast film dokumenter Dirty Vote. (Dok. Dirty Vote)

Dandhy mengatakan, Dirty Vote akan menjadi tontonan yang reflektif di masa tenang pemilu. Diharapkan tiga hari yang krusial menuju hari pemilihan, film ini akan mengedukasi publik serta banyak ruang dan forum diskusi yang digelar.

"Ada saatnya kita menjadi pendukung capres-cawapres. Tapi hari ini, saya ingin mengajak setiap orang untuk menonton film ini sebagai warga negara." ujar Dandhy.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya