Sebut Dirty Vote Fitnah, TKN Prabowo-Gibran Minta Rakyat Tak Terhasut

Jakarta, IDN - Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka meminta masyarakat tak terprovokasi dan terhasut film dokumenter Dirty Vote.
Film itu dinilai sebagai fitnah yang menyudutkan paslon nomor urut 2 tersebut dan Presiden Joko “Jokowi” Widodo.
“Kami menyarankan kepada rakyat untuk tetap tenang, tidak terhasut, tidak terprovokasi oleh narasi kebohongan dalam film tersebut, serta tidak melakukan pelanggaran hukum. Kita harus pastikan Pemilu 2024 berlangsung damai, luber, dan jurdil,” kata Tim Hukum dan Advokasi TKN Prabowo-Gibran, Habiburokhman, Minggu (11/2/2024).
1. TKN sebut masyarakat tahu pihak mana yang lakukan kecurangan pemilu

Dalam film tersebut, ketiga pakar hukum tata negara, yakni Zainal Arifin Mochtar, Feri Amsari, dan Bivitri Susanti menyoroti pencalonan Gibran sebagai cawapres dan terjunnya anak serta menantu Jokowi ke dunia politik.
Selain itu, film Dirty Vote juga mendalami bagaimana proses pemungutan suara dalam Pilpres 2014 dan 2019.
Menurut Habiburokhman, masyarakat saat ini sudah baik dalam memberikan penilaian, dan mengetahui pihak mana yang melakukan kecurangan dalam pemilu.
“Rakyat juga tahu bahwa sebenarnya pihak mana yang melakukan kecurangan dan pihak mana yang memang mendapatkan keuntungan,” kata Habiburokhman.
2. TKN klaim masyarakat senang dengan Prabowo yang mau lanjutkan program Jokowi

Lebih lanjut, TKN juga mengklaim bahwa masyarakat senang kepada Prabowo karena mau melanjutkan program yang dijalankan pemerintahan Jokowi saat ini.
“(Film Dirty Vote) berseberangan dengan apa yang menjadi sikap sebagian besar rakyat, yang saat ini saya lihat rakyat begitu antusias dengan apa yang disampaikan Pak Prabowo soal melanjutkan segala capaian pemerintahan sekarang,” tutur dia.
3. TKN sebut analisis dalam film Diry Vote tak masuk akal

Dalam film garapan Dandhy Laksono itu, pakar hukum tata negara Feri Amsari menyoroti penunjukkan 20 pejabat pengganti (pj) kepala daerah, seperti gubernur dan bupati berkaitan dengan mobilisasi suara di daerah.
Dia mengatakan, narasi tersebut tak didasari ilmiah. Habiburokhman pun juga menyinggung latar belakang pendidikan Feri yang belum meraih gelar dokter. Hal itu menurutnya membuat proses berpikir Feri tak filosofis.
“Saya meragukan ini doktor apa bukan ya? Memang bukan doktor kalau Feri Amsari ya? Coba dicek. Oh belum? Pantas juga, jadi ilmunya belum sampai ke tingkatan yang filosofis, cara berpikirnya sangat patut dipertanyakan,” kata dia.
Baca berita terbaru terkait Pemilu 2024, Pilpres 2024, Pilkada 2024, Pileg 2024 di Gen Z Memilih IDN Times. Jangan lupa sampaikan pertanyaanmu di kanal Tanya Jawab, ada hadiah uang tunai tiap bulan untuk 10 pemenang.