Wamenkes: TBC Bukan Soal Mengobati, Bagaimana Temukan Kasus Lebih Awal

- Upaya lintas sektor harus diperkuat Kemenkes berkomitmen mengatasi TBC sebagai ancaman serius terhadap sumber daya manusia Indonesia.
- Kader TBC memiliki peran penting sebagai ujung tombak penanggulangan dan mendapatkan insentif serta perlindungan di Kota Tangerang.
Jakarta, IDN Times - Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes), Dante Saksono Harbuwono, mengatakan, penemuan kasus tuberkulosis (TBC) lebih awal menjadi salah satu antisipasi meningkatnya penyakit tersebut.
“Masalah TBC bukan hanya soal mengobati, tapi bagaimana menemukan kasus lebih awal, terutama pada mereka yang tidak bergejala. Ini butuh kerja bersama dari kementerian, dinas, hingga para kader di lapangan,” ujar Dante dikutip dari siaran pers, Sabtu (21/6/2025).
1. Upaya lintas sektor harus diperkuat

Kemenkes berkomitmen mengatasi TBC sebagai ancaman serius terhadap sumber daya manusia Indonesia.
Oleh karena itu upaya lintas sektro harus diperkuat. Salah satunya melalui program Gerakan Bersama Kelurahan Siaga TBC yang digelar di Kelurahan Jurumudi, Kecamatan Benda, Kota Tangerang, dengan tema 'BerSAMA Membangun Kota, Bebas dari TBC.'
Dante pun mengapresiasi peran pemerintah daerah dan para kader kesehatan yang telah berhasil meningkatkan penemuan kasus secara signifikan.
2. Kader TBC jadi ujung tombak

Menurut Dante, kader TBC memiliki peran penting sebagai ujung tombak penanggulangan. Sebab, mereka tidak hanya menemukan kasus dan mendampingi pasien, tetapi juga memastikan pengobatan dijalani hingga tuntas.
“Kader adalah pahlawan kesehatan. Mereka bekerja senyap, turun langsung ke masyarakat, dan tak jarang tanpa dukungan memadai. Saya senang di Kota Tangerang, para kader mulai mendapatkan insentif dan perlindungan,” kata dia.
3. Kota Tangerang miliki 5 kasus TBC per 1.000 penduduk

Sementara itu, Wali Kota Tangerang, Sachrudin, mengatakan, pihaknya berhasil menekan kasus TBC karena merupakan kerja kolaboratif multisektor yang berjenjang hingga tingkat kelurahan.
“Kami terus berinovasi memperluas akses layanan kesehatan dari tingkat primer hingga rujukan. Penanganan TBC tidak hanya menyangkut aspek kesehatan, tapi juga sosial dan ekonomi masyarakat,” kata dia.
Data tahun 2024 menunjukkan, Kota Tangerang memiliki 5 kasus TBC per 1.000 penduduk, dengan 21 persen kasus terjadi pada anak-anak di bawah usia 15 tahun.
Capaian pengobatan di kota ini dinilai sangat baik karena 92 persen pasien dinyatakan sembuh dan cakupan SPM TBC mencapai 100 persen.
Adapun Indonesia menempati peringkat kedua dunia dalam jumlah kasus TBC, setelah India. Setiap tahun, tercatat sekitar 1.090.000 kasus TBC dan lebih dari 125 ribu kematian.