10 Negara dengan Jam Kerja Terpanjang, Bhutan Juaranya!

- Bhutan memiliki jam kerja rata-rata 54,5 jam per minggu dengan warga yang bekerja keras di sektor jasa dan perdagangan.
- Sudan menempati urutan kedua dengan 50,8 jam kerja per minggu, terutama di sektor pertanian dan industri ringan.
- Lesotho berada di posisi ketiga dengan rata-rata 50,2 jam per minggu, banyak warganya bekerja di sektor tekstil dan manufaktur.
Kalau kamu sering merasa kerja seharian udah capek banget, mungkin kamu akan kaget setelah tahu jam kerja di beberapa negara lain ternyata jauh lebih panjang. Menurut data terbaru dari World Population Review, rata-rata jam kerja global di 2025 adalah sekitar 38,7 jam per minggu. Tapi, di sejumlah negara angka itu bisa melonjak hampir 30 jam lebih lama. Fenomena ini banyak dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, jenis industri, serta kebijakan ketenagakerjaan di masing-masing negara.
Negara-negara dengan jam kerja tinggi umumnya masih bertumpu pada tenaga manusia dibandingkan teknologi atau otomatisasi. Faktor lain seperti rendahnya perlindungan sosial dan banyaknya pekerjaan informal juga membuat masyarakat harus bekerja lebih lama untuk memenuhi kebutuhan.
Yuk, lihat daftar 10 negara dengan jam kerja terpanjang di dunia, siapa tahu kamu jadi lebih bersyukur dengan jam kerja di sini!
1. Bhutan

Negara kecil di Asia Selatan ini menempati posisi pertama dengan rata-rata jam kerja mencapai 54,5 jam per minggu. Warga Bhutan dikenal memiliki etos kerja tinggi, terutama di sektor jasa dan perdagangan. Banyak pekerja di sana juga menjalani lebih dari satu pekerjaan demi memenuhi kebutuhan hidup. Kondisi ini menggambarkan betapa kerasnya masyarakat Bhutan berjuang di tengah ekonomi yang masih berkembang.
2. Sudan

Sudan menempati urutan kedua dengan 50,8 jam kerja per minggu. Perekonomian negara ini masih banyak bergantung pada sektor pertanian dan industri ringan yang menuntut jam kerja panjang. Banyak pekerja harus bekerja enam hingga tujuh hari dalam seminggu, terutama di wilayah pedesaan. Hal ini juga dipicu oleh kebutuhan ekonomi yang tinggi dan minimnya perlindungan ketenagakerjaan.
3. Lesotho

Di posisi ketiga ada Lesotho, negara kecil di Afrika bagian selatan, dengan rata-rata 50,2 jam per minggu. Banyak warganya bekerja di sektor tekstil dan manufaktur yang menuntut jam kerja panjang. Selain itu, banyak juga yang mencari penghasilan tambahan dengan pekerjaan informal. Meski begitu, pemerintah mulai mendorong reformasi tenaga kerja agar kondisi kerja lebih manusiawi.
4. Republik Kongo

Dengan 48,7 jam kerja per minggu, pekerja di Republik Kongo banyak bergelut di sektor pertambangan dan energi. Dua industri itu memang dikenal padat karya dan menuntut waktu kerja panjang. Di sisi lain, rendahnya pendapatan membuat pekerja harus mengambil lembur agar bisa menutupi kebutuhan hidup. Kondisi ini mencerminkan tantangan ekonomi di banyak negara Afrika.
5. Uni Emirat Arab

UAE mencatat rata-rata 48,4 jam per minggu, sebagian besar berasal dari pekerja di sektor konstruksi, perdagangan, dan perhotelan. Negara ini memang menawarkan banyak peluang kerja, tapi kebanyakan diisi oleh pekerja migran dari Asia Selatan.
Banyak dari mereka bekerja lebih lama demi menabung atau mengirim uang ke keluarga di kampung halaman. Meski begitu, jam kerja tinggi ini mulai dipantau pemerintah agar lebih sesuai dengan standar kesejahteraan modern.
6. Sao Tome & Principe

Negara kecil di Afrika bagian barat ini punya rata-rata 48,2 jam kerja per minggu. Ekonomi mereka masih bergantung pada sektor pertanian dan perikanan. Karena hasil panen dan tangkapan sangat bergantung pada cuaca, banyak warga yang memaksimalkan waktu kerja ketika musim sedang baik. Pola kerja ini sudah menjadi bagian dari budaya kerja masyarakat di sana.
7. Yordania

Dengan 47,8 jam kerja per minggu, Yordania termasuk salah satu negara di Timur Tengah dengan jam kerja terpanjang. Sektor ritel dan pelayanan mendominasi, dan banyak pekerja di sana gak memiliki waktu libur tetap. Walau begitu, semangat kerja tinggi membuat banyak orang Yordania tetap produktif meski jam kerjanya padat.
8. Liberia

Liberia mencatat rata-rata 47,5 jam kerja per minggu, sebagian besar dari sektor perdagangan dan transportasi. Banyak pekerja di negara ini mengandalkan pekerjaan harian tanpa kontrak tetap. Karena gak ada jaminan penghasilan tetap, mereka bekerja lebih lama agar bisa mencukupi kebutuhan keluarga. Kondisi sosial dan ekonomi menjadi alasan utama di balik tingginya jam kerja di sana.
9. Pakistan

Pakistan juga punya rata-rata 47,5 jam kerja per minggu, didorong oleh banyaknya pekerja di sektor manufaktur dan tekstil. Banyak pabrik di kota besar beroperasi hingga malam hari untuk memenuhi permintaan ekspor. Pekerja sering mengambil lembur karena upah pokok belum mencukupi. Meski begitu, semangat kerja keras mereka sering dianggap sebagai salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
10. Qatar

Menutup daftar ada Qatar dengan 46,8 jam kerja per minggu. Negara kaya minyak ini masih mengandalkan banyak pekerja migran di proyek konstruksi dan sektor energi. Meskipun pendapatan per kapita Qatar termasuk tertinggi di dunia, jam kerja di beberapa sektor tetap panjang karena tingginya target produktivitas. Pemerintah pun mulai melakukan reformasi tenaga kerja untuk menjaga keseimbangan hidup pekerja.
Dari daftar ini, terlihat jelas kalau negara dengan jam kerja terpanjang kebanyakan berasal dari kawasan Asia dan Afrika. Faktor ekonomi, budaya kerja, serta minimnya perlindungan tenaga kerja jadi alasan utama kenapa masyarakat di sana harus bekerja lebih lama dari rata-rata global.
Sementara itu, negara-negara maju di Eropa justru bisa bekerja lebih singkat karena efisiensi dan teknologi tinggi. Jadi, kalau kamu merasa jam kerja di tempatmu udah padat, ingatlah bahwa di beberapa belahan dunia, banyak orang yang bekerja jauh lebih lama demi bisa bertahan hidup.


















