Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

13 Orang Tewas akibat Tanah Longsor di Ethiopia Selatan

ilustrasi longsor (unsplash.com/Wolfgang Hasselmann)
ilustrasi longsor (unsplash.com/Wolfgang Hasselmann)

Jakarta, IDN Times - Sedikitnya 13 orang tewas akibat tanah longsor yang dipicu hujan lebat di wilayah Wolaita, Ethiopia selatan, pada Senin (5/8/2024). Pejabat setempat  memperkirakan jumlah korban jiwa akan terus bertambah.

Samuel Fola, kepala administrasi zona Wolaita, mengatakan bahwa lebih dari 300 orang telah dievakuasi dari daerah di distrik Kindo Didaye. Adapun jumlah warga yang hilang masih belum diketahui.

“Anak-anak termasuk di antara korban tewas. Kami sekarang telah mengevakuasi lebih dari 300 orang sebagai tindakan pencegahan dan mengantisipasi kemungkinan terjadinya tanah longsor besar lainnya," kata Fola, dikutip Associated Press.

1. Upaya penyelamatan besar-besaran dilakukan di Wolaita

Pemerintah daerah mengungkapkan, upaya penyelamatan besar-besaran sedang dilakukan di daerah Wolaita. Pihaknya memperingatkan bahwa jumlah korban tewas kemungkinan akan meningkat.

Bulan lalu, tanah longsor juga terjadi di wilayah lainnya di Ethiopia selatan, yakni di distrik Kencho Shacha Gozdi. Bencana tersebut menewaskan lebih dari 250 orang dan berdampak pada ribuan lainnya.

2. Daerah pegunungan Wolaita rentan terhadap tanah longsor

Tanah longsor sering terjadi selama musim hujan di Ethiopia, yang dimulai pada Juli dan diperkirakan akan berlangsung hingga pertengahan September.

Dengan infrastruktur yang terbatas, daerah pegunungan Wolaita rentan terhadap bencana serupa. Pada 2016, lebih dari 41 orang tewas dan ratusan lainnya mengungsi usai hujan lebat memicu tanah longsor mematikan di wilayah tersebut.

Bulan lalu, tanah longsor juga melanda daerah tetangga Gamo Gofa dan merenggut nyawa lebih dari 229 orang. Kantor Hak Asasi Manusia PBB (OCHA) mengatakan bahwa jumlah korban jiwa bisa mencapai 500 orang.

3. Pemerintah telah keluarkan peringatan tentang risiko bencana

Menurut laporan pemerintah setempat, pemerintah regional Ethiopia Selatan telah mengeluarkan peringatan tentang risiko banjir dan tanah longsor sekaligus mendesak warga untuk mengambil tindakan pencegahan.

Ethiopia, negara terpadat kedua di Afrika, sangat rentan terhadap bencana terkait iklim. Menurut PBB, lebih dari 21 juta orang, atau sekitar 18 persen penduduknya, bergantung pada bantuan kemanusiaan akibat konflik dan bencana iklim seperti banjir atau kekeringan, dikutip TRT Afrika.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fatimah
EditorFatimah
Follow Us