2 Pasien COVID-19 Meninggal, Afrika Selatan Langsung Lockdown Nasional

Cape Town, IDN Times - Pemerintah Afrika Selatan memberlakukan lockdown atau karantina secara nasional pada Jumat (27/3). Langkah ini diambil setelah otoritas kesehatan setempat melaporkan kematian pertama. Sedangkan jumlah kasus positif virus corona baru di negara tersebut mencapai lebih dari 1.000.
Dikutip Reuters, pemerintah menyampaikan bahwa dua pasien COVID-19 meninggal dunia di Western Cape. Dari Kamis (26/3) hingga Jumat, Kementerian Kesehatan mengumumkan terjadinya kenaikan kasus yang awalnya 927 menjadi di atas 1.000. Ini menjadikan Afrika Selatan sebagai episenter COVID-19 di benua Afrika di mana ada 3.212 orang telah terinfeksi dan 84 meninggal dunia.
1. Lockdown berlangsung selama 21 hari dan berdampak kepada lebih dari 57 juta warga

Berdasarkan keterangan resmi pemerintah, lockdown di Afrika Selatan akan berlangsung selama 21 hari atau tiga minggu. Sebanyak lebih dari 57 juta warga di negara tersebut pun terdampak. Mereka dilarang keluar rumah. Jalanan diawasi oleh militer yang berpatroli untuk memastikan masyarakat patuh.
"Saya mengirimkan kalian semua untuk pergi dan menyelamatkan warga kita dari virus corona," kata Presiden Cyril Ramaphosa kepada para tentara di pangkalan militer Afrika Selatan di luar Johannesburg, seperti dikutip Al Jazeera. Ia berkata negaranya siap berperang melawan virus corona.
"Ini belum pernah terjadi sebelumnya, tak hanya bagi demokrasi kita tapi juga sejarah negara kita, bahwa kita akan memberlakukan lockdown selama 21 hari dan menabuh genderang perang melawan musuh yang tak terlihat, virus corona," tegasnya.
2. Warga tak boleh menjual rokok, alkohol, sampai dilarang jogging

"Aturannya adalah Anda tinggal di rumah. Pengecualian hanya untuk kebutuhan bertahan hidup: makan [dan] kesehatan, dengan pasukan keamanan memastikan bahwa aturan dijalankan," ucap salah satu menteri, seperti dikutip BBC. Pemerintah menegaskan bahwa warga dilarang melakukan aktivitas mulai dari jogging sampai menjual rokok dan alkohol.
Jika melanggar, mereka harus menerima hukuman seperti denda maupun penjara. Akan tetapi, di sejumlah kawasan miskin, Reuters melaporkan adanya kesulitan warga untuk beradaptasi dengan situasi baru ini.
"Saya tak punya uang, sekarang saya berpikir apa yang harus saya lakukan? Sebab ini, saya akan di rumah terus dengan anak-anak dan orang-orang serta istri saya," kata Godfrey Thula yang adalah seorang pedagang kaki lima di Johannesburg. Di kota yang sama, polisi dilaporkan merazia 300 tunawisma dan membawa mereka ke tempat penampungan.
3. India juga baru memaksa 1,3 miliar warganya untuk hidup dalam lockdown

Negara lain yang baru memberlakukan lockdown nasional adalah India. Karantina di negara tersebut adalah yang terbesar di seantero jagad karena ada sekitar 1,3 miliar orang yang terdampak. India sendiri melaporkan sebanyak 775 kasus dan 20 kematian per Jumat. Kekhawatiran soal konsekuensi ekonomi bagi masyarakat miskin pun mulai terasa.
Banyak penduduk India berprofesi sebagai petani atau pemilik usaha kecil. Di saat ini, mereka kekurangan pendapatan. "Kehancuran yang akan dihadapi oleh 50 persen pekerja terbawah di sektor informal tidak bisa dibayangkan," tutur Jayati Ghosh, seorang profesor ekonomi di Universitas Jawaharlal Nehru, New Delhi, kepada The New York Times.
Asosiasi Restoran Nasional India memperkirakan ada 20 persen dari 7,3 juta karyawan restoran akan kehilangan pekerjaan mereka secara permanen jika pemilik usaha bangkrut. "Banyak perusahaan mungkin takkan bertahan menghadapi serangan ini," ujar ketua asosiasi sekaligus pemilik restoran, Anurag Katriar.