Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Kerajaan Tahiti, Bekas Sekutu Inggris di Pasifik

pemandangan Tahiti (unsplash.com/Kazuo ota)
pemandangan Tahiti (unsplash.com/Kazuo ota)

Pulau Tahiti adalah tanah Polinesia yang luas dan juga terisolasi di tengah-tengah Samudra Pasifik. Pulau ini juga dianggap sebagai salah satu wisata alam terindah di Pasifik selain Hawaii. Kini, Pulau Tahiti beserta banyak pulau disekitarnya masuk ke wilayah Polinesia Prancis, negeri otonom yang masih merupakan wilayah Prancis di Pasifik.

Pada masa lalu, peradaban Polinesia yang kaya di sana pernah membentuk kerajaan berdaulat yang terbuka terhadap beberapa bangsa disekitarnya dan dari benua lain. Apa saja fakta-fakta kerajaan yang pernah berdiri di Tahiti? Yuk, simak ulasan singkat berikut!

1. Didirikan oleh kepala suku yang bersahabat dengan Inggris

interaksi bangsa Polinesia dan Inggris (mythencyclopedia.com)
interaksi bangsa Polinesia dan Inggris (mythencyclopedia.com)

Kerajaan Tahiti dibentuk pada akhir abad ke-18 oleh Pomare I, seorang kepala suku, dengan bantuan Inggris. Beberapa tahun sebelumnya, James Cook tiba di Tahiti pada tahun 1769 dan sejak saat itu bersekutu dan membantu Pomare menjadi pemimpin seluruh Tahiti. Di bawah pemerintahan Raja Pomare I, kerajaannya berhasil memperluas wilayah ke beberapa pulau disekitarnya yang sebelumnya terdapat kerajaan-kerajaan kecil. 

2. Mengadopsi agama Kristen yang dibawa misionaris Inggris

ilustrasi penolakan terhadap misionaris Inggris di Tahiti (discerninghistory.com)
ilustrasi penolakan terhadap misionaris Inggris di Tahiti (discerninghistory.com)

Para misionaris Inggris dari Perhimpunan Misionaris London tiba di Tahiti pada saat Pomare telah menjadi penguasa di sana. Mereka diterima dengan baik dan sejak saat itu ikut mendukung kekuasaan keluarga Pomare.

Penguasa kedua Tahiti, Raja Pomare II, memutuskan untuk menganut agama Kristen bawaan Inggris pada tahun 1815. Akan tetapi, para misionaris pernah mendapat tekanan oleh penguasa-penguasa selanjutnya karena mereka dituduh menularkan penyakit, prostitusi, alkoholisme, dan dominasi ekonomi Eropa. Maka dari itu, banyak misionaris Inggris yang tidak jarang ditolak oleh rakyat Tahiti pada masanya. 

2. Diperebutkan antara Inggris dan Prancis sejak lama

pemandangan laut Polinesia Prancis (pixabay.com/Michelleraponi)
pemandangan laut Polinesia Prancis (pixabay.com/Michelleraponi)

Ketika Samuel Wallis tiba di Tahiti pada tahun 1767, Tahiti diklaim sebagai tanahnya Raja George III dari Inggris. Akan tetapi, Louis Antoine de Bougainville, pelayar asal Prancis, tiba di sisi lain pulau dan mendeklarasikan Tahiti milik Prancis pada tahun 1768. 

Hal yang tidak jauh berbeda juga terjadi dalam bidang penyebaran agama. Misionaris Inggris bersaing berat dengan penyebar agama Katolik dari Prancis. Hingga pada sekitar tahun 1830-an, misionaris Kristen Inggris berhasil mengusir misionaris Prancis.

4. Pernah mengundang Charles Darwin

Patung Charles Darwin (pixabay.com/aitoff)
Patung Charles Darwin (pixabay.com/aitoff)

Tahiti memiliki keanekaragaman flora dan fauna yang sangat unik dan berbeda dari yang lainnya sebagai akibat dari terisolasinya pulau tersebut. James Cook sebenarnya pernah membawa beberapa ilmuwan Inggris untuk meneliti alam Tahiti. Charles Darwin, seorang ilmuwan dan pencetus teori evolusi yang sangat tersohor di dunia, akhirnya juga mengunjungi Tahiti untuk mempelajari lebih dalam keunikan flora dan faunanya. Darwin tiba pada tahun 1835 atas undangan Ratu Pomare IV, penguasa Tahiti pada saat itu. 

5. Dilepaskan oleh Inggris dan Dikuasai oleh Prancis

gedung pemerintahan Polinesia Prancis (pixabay.com/ArvidO)
gedung pemerintahan Polinesia Prancis (pixabay.com/ArvidO)

Pulau Tahiti diduduki dan dipaksa menjadi wilayah protektorat Prancis pada tahun 1842 karena marah setelah para misionarisnya diusir. Beberapa tahun kemudian, Inggris dan Prancis menandatangani perjanjian untuk sama-sama tidak menguasai pulau lain di sekitar Tahiti. Akan tetapi, Prancis melanggarnya dan menjajah banyak wilayah di sana.

Kerajaan Tahiti resmi dibubarkan setelah Raja Pomare V mengundurkan diri pada tahun 1880, dan kemudian menjadi koloni Prancis. Sejak tahun 1946, Pulau Tahiti dan lebih dari 100 pulau disekitarnya diberi nama Polinesia Prancis.

Itulah lima fakta Kerajaan Tahiti yang mungkin masih jarang diketahui. Semoga informasi ini dapat menambah wawasanmu, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Juan A. Soedjatmiko
EditorJuan A. Soedjatmiko
Follow Us