5 Pesan Perdamaian Rabbi Yahudi di Forum R20

Bali, IDN Times - Semua agama mengajarkan sikap toleransi, dan penghormatan terhadap orang-orang yang berbeda, tanpa terkecuali, termasuk agama Yahudi. Hal itu disampaikan seorang rabbi perempuan asal Argentina sekaligus guru besar di Seminario Rabinico Latinoamericano, Rabbi Silvina Chemen.
“Kita harus menghargai agama lain,” kata Silvina saat menjadi narasumber sesi keempat Forum Agama G20 atau Religion of Twenty (R20) di Hotel Grand Hyatt, Nusa Dua, Bali, Kamis (3/11/2022).
1. Yahudi mengajarkan semua manusia layak hidup damai berdampingan

Silvian menegaskan, dalam kitab suci Yahudi termaktub ajaran mengenai perjanjian hidup menjadi bangsa suci. Dan bangsa yang suci yang dimaksud, bukanlah terbatas hanya umat Yahudi, melainkan seluruh umat manusia.
“Bangsa yang suci itu seluruh umat manusia. Kita semua layak hidup damai berdampingan,” katanya.
2. Yahudi juga mengajarkan manusia lakukanlah hal benar dan baik

Silvina menjelaskan, kitab suci Yahudi juga menggariskan agar manusia dapat mengamalkan hal-hal baik dan menyenangkan di mata Tuhan, tanpa batasan waktu dan tempat.
“Lakukanlah hal benar dan baik yang menyenangkan di mata Tuhan di setiap saat dan tempat,” ujarnya.
Karena itu, Silvina mengajak umat manusia berkomitmen aktif dalam mewujudkan penghargaan satu sama lain, dan tidak bersembunyi di balik teks suci untuk bertindak diskriminatif.
“Kita berjuang melawan fundamentalisme dan ekstremisme,” ujarnya.
3. Yahudi juga menganggap semua manusia setara

Senada, Rabbi Prof. Alan Brill juga menyampaikan, ajaran Yahudi menganggap semua manusia setara, baik Yahudi ataupun non-Yahudi. Karenanya, dalam ajaran Yahudi, membunuh satu orang itu sama dengan membunuh semua manusia.
Hal ini juga, menurut Alan, sejalan dengan apa yang termaktub dalam Al-Qur’an. “Membunuh satu orang berarti membunuh semua manusia. Ini saya tahu ada juga di Al-Qur’an,” kata guru besar di Universitas Seton Hall, Amerika Serikat itu.
Alan menegaskan, Tuhan menciptakan manusia untuk saling bercinta kasih dengan sesamanya, dan tidak boleh membenci satu dengan yang lain. Sayangnya, kata dia, suara yang demikian ini kini menghilang.
4. Pendidikan modern dan undang-undang perlu melawan pengajaran ekstrem

Karena itu, Alan menyarankan, pendidikan modern dan undang-undang perlu melawan pengajaran ekstrem yang mengajak pada kebencian terhadap kelompok yang berbeda itu.
“Kita perlu mengingatkan cinta kasih kepada seluruh umat manusia. Bisa dalam bentuk tulisan, atau perlu juga menyampaikan pandangan universal di sekolah melalui ceramah agama agar sampai kepada masyarakat akar rumput,” katanya.
5. Manusia harus membuang ajaran kebencian dan hidup berdampingan

Poin pentingnya, kata Alan, adalah universalisme mampu menjadi hal yang sangat penting, terutama dalam melihat masa depan. Sebab, mengutip tokoh Yahudi, ia menegaskan, manusia harus dapat membuang ajaran kebencian dan hidup berdampingan sebagai saudara. Hal ini mengingat siapa pun yang ingin diberkati, tentu tidak boleh ada yang dikutuk.
“Kesetiaan menciptakan pendekatan inklusif dan menciptakan upaya bersama lebih baik dibanding bekerja sendiri-sendiri,” tutur Alan.
Forum Agama G20 atau R20 digelar PBNU bersama Liga Muslim Dunia atau Muslim World League (MWL) di Nusa Dua, Bali, pada 2-3 November 2022. Ada 338 partisipan yang terkonfirmasi hadir pada perhelatan R20, yang berasal dari 32 negara, dan 124 di antaranya berasal dari luar negeri. Forum tersebut menghadirkan 40 pembicara utama dari lima benua.