Agresi Militer Azerbaijan di Nagorno-Karabakh Dikecam Armenia

Jakarta, IDN Times - Armenia mengecam agresi Azerbaijan di wilayah Nagorno-Karabakh yang disengketakan. Dalam pernyataan pada Selasa (19/9/2023), Yerevan juga menyerukan kepada pasukan perdamaian Rusia yang berada di wilayah tersebut untuk melakukan intervensi.
Pada Selasa, Azerbaijan juga mengumumkan mereka menargetkan posisi militer Armenia yang berada di wilayah yang disengketakan tersebut. Agresi itu bertujuan untuk pembersihan etnis Armenia yang berada di Nagorno-Karabakh.
Selama berbulan-bulan ketegangan telah meningkat di daerah kantong etnis Armenia yang secara internasional di akui sebagai bagian Azerbaijan. Namun, sebagian besar wilayahnya dikendalikan oleh kelompok separatis Armenia.
1. Azerbaijan disebut langgar gencatan senjata
Dilansir BBC, sebelas polisi dan warga sipil Azerbajian dilaporkan tewas dalam sebuah ledakan ranjau dan insiden lainnya. Para pejabat Armenia mengatakan, pada pukul 14.00 waktu setempat, situasi di perbatasan negaranya relatif stabil.
Sirene serangan udara dan tembakan mortir terdengar dari kota utama Karabakh. Pejabat pertahanan di wilayah Nagorno-Karabakh mengatakan Azerbaijan telah melanggar genjatan senjata di sepanjang garis kontak dengan serangan rudal-artileri.
Kementerian Armenia tidak segera memberikan rincian atas serangan tersebut, namun mengatakan, "Posisi di garis depan dan titik tembak jangka panjang yang mendalam dari formasi angkatan bersenjata Armenia, serta aset tempur dan fasilitas militer dilumpuhkan dengan menggunakan senjata presisi tinggi."
Sementara pernyataan dari Azerbaijan menyebut, “Hanya sasaran militer sah yang dilumpuhkan.” Namun, pejabat etnis Armenia di Nagorno-Karabakh dalam sebuah pernyataannya mengatakan, ibu kota wilayah tersebut, Stepnakert, dan desa-desa lainnya dikenakan penembakan hebat.
2. Operasi militer Azerbaijan dilakukan selang beberapa jam setelah ledakan ranjau
Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengumumkan, dimulainya operasi antiterorisme selang beberapa jam setelah empat tentara dan dua warga sipil tewas dalam ledakan ranjau darat di wilayah Nagorno-Karabakh. Sebuah pengumuman yang memicu kekhawatiran perang skala besar yang akan berulang di wilayah tersebut.
Sebelumnya, Azerbaijan mengatakan enam orang tewas dalam dua ledakan terpisah di wilayah yang sebagian besar dikendalikan oleh pasukan etnis Armenia.
Sementara Kementerian Dalam Negeri Azerbaijan, dinas keamanan negara dan jaksa agung mengatakan, dua pegawai departemen jalan raya tewas sebelum fajar ketika kendaraan mereka diledakan oleh ranjau. Kemudian satu truk penuh tentara yang merespons insiden tersebut menabrak ranjau lain dan menewaskan empat orang.
3. Azerbaijan ingin penarikan total pasukan Armenia di wilayah Nagorno-Karabakh
Baku mengatakan, perdamaian bergantung pada penarikan total pasukan Armenia di wilayah yang disengketakan. Namun Armenia mengklaim tidak memiliki angkatan bersenjata di Nagorno-Karabakh, tetapi menunjukan sekutu separatisnya yang berada di sana untuk menghadapi serangan Azerbaijan.
“Satu-satunya cara untuk mencapai perdamaian dan stabilitas di kawasan adalah penarikan angkatan bersenjata Armenia tanpa syarat dan sepenuhnya dari wilayah Karabakh di Azerbaijan dan pembubaran rezim separatis,” kata pejabat Azerbaijan, dikutip Euronews.
Di sisi lain, Rusia sebagai kekuatan dan mediator regional, meminta kedua belah pihak untuk menghindari eskalasi dan mematuhi perjanjian yang ada. Pihak Moskow mengatakan sudah melakukan kontak dengan Baku, dan mengatakan menyesali operasi yang disebut antiterorisme.
“Untuk mengatasi situasi ini… kita harus menghormati segala sesuatu yang telah disepakati, menghindari provokasi, berupaya untuk menenangkan dan menyelesaikan masalah dan menunjukkan tanggung jawab,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova.
Sementara pihak Baku telah memberi tahu sekutu regionalnya, Turki, mengenai serangan itu sebelumnya.