Akses Internet di Afghanistan Sudah Beroperasi Normal

- Pemadaman listrik menyebabkan kekacauan dan lumpuhnya sistem perbankan serta penerbangan di Afghanistan.
- Taliban mengklaim larangan akses internet untuk mencegah tindakan bermoral.
- Perempuan Afghanistan yang paling terdampak atas tindakan Taliban.
Jakarta, IDN Times - Layanan internet dan telepon yang telah terputus di seluruh Afghanistan telah dipulihkan pada Rabu (1/10/2025). Ini setelah sumber diplomatik dan industri mengatakan konektivitas terputus sejak 29 September 2025 secara tiba-tiba atas perintah pemerintahan Taliban, yang memicu kecaman luas.
Perusahaan yang menyediakan layanan telepon seluler, seperti Roshan dan Etisalat, kembali aktif pada sore hari. Perusahaan tersebut adalah penyedian layanan internet terbesar yang dimiliki asing.
Sementara itu, warga Afghanistan turun ke jalan untuk bersuka cita dan menyebarkan berita bahwa layanan internet dan telekomunikasi telah kembali.
"Semua orang gembira, memegang ponsel mereka dan berbicara dengan kerabat mereka. Mulai dari perempuan, laki-laki, hingga Talib (anggota Taliban) semuanya berbicara di telepon setelah layanan dipulihkan. Kini kerumunan orang di kota semakin banyak," BBC melaporkan.
1. Lumpuhkan ekonomi, sistem perbankan, hingga penerbangan
Dilansir The Straits Times, seorang pejabat Taliban dari departemen informasi mengatakan ada alasan teknis untuk pemadaman tersebut. Pihaknya menyebut bahwa layanan akan segera dipulihkan. Namun, pihaknya tidak segera menanggapi permintaan komentar mengenai apakah Taliban telah memerintahkan penghentian tersebut.
Sementara itu, PBB telah menyerukan agar konektivitas dipulihkan. Badan itu menyebut Afghanistan hampir sepenuhnya terputus dari dunia luar.
"Pemadaman tersebut berisiko menimbulkan kerugian yang signifikan terhadap rakyat Afghanistan, termasuk dengan mengancam stabilitas ekonomi dan memperparah salah satu krisis kemanusian terburuk di dunia," kata PBB.
Pemadaman listrik telah menyebabkan kekacauan. Pengiriman uang, perdagangan dengan negara tetangga, dan operasi sistem perbankan negara itu lumpuh. Tindakan tersebut juga berdampak pada penerbangan, di mana penerbangan di bandara Kabul dibatalkan dan menyebabkan warga Afghanistan terlantar.
2. Taliban mengklaim larangan akses internet untuk mencegah tindakan bermoral
Juru bicara gubernur Taliban di provinsi utara Balkh mengatakan bulan lalu bahwa akses internet diblokir untuk mencegah kejahatan. Taliban mengambil langkah-langkah untuk melarang internet dengan memutus hubungan serat optik ke beberapa provinsi, guna mencegah apa yang disebutnya perilaku tidak bermoral. Pihaknya telah menyatakan kekhawatiran tentang pornografi di internet dan konten daring lainnya.
Pemadaman tersebut menyusul serangkaian tindakan keras pada 2025, saat kepemimpinan konservatif Taliban, yang berpusat di kota selatan Kandahar, menegakkan pandangannya dalam pertikaian melawan beberapa menteri yang relatif berpikiran terbuka.
3. Perempuan Afghanistan yang paling terdampak atas tindakan Taliban

Sejak kembali berkuasa pada 2021, Taliban telah memberlakukan sejumlah pembatasan sesuai dengan interpretasi mereka terhadap hukum Syariah Islam. Perempuan dan anak perempuan menjadi bagian yang sangat terdampak atas tindakan Taliban.
Pembelajaran online bagi perempuan dan remaja perempuan telah dihentikan. Sementara, jalur tersebut menjadi penyelamat pendidikan setelah Taliban melarang mereka masuk sekolah menengah dan universitas. Anak perempuan dilarang mengakses pendidikan setelah usia 12 tahun. Pada akhir 2024, kursus kebidanan untuk perempuan juga ditutup secara diam-diam.
Selain itu, pilihan pekerjaan bagi perempuan juga sangat dibatasi. Awal bulan ini, mereka menghapus buku-buku yang ditulis oleh perempuan dari sistem pengajaran universitas di Afghanistan. Tindakan ini merupakan bagian dari larangan baru, yang juga melarang pengajaran hak asasi manusia dan pelecehan seksual.