AS Bantah Tuduhan Rusia Terbangkan Drone di Kremlin

Jakarta, IDN Times - Rusia menuding Amerika Serikat (AS) adalah dalang dua drone yang terbang di sekitar Istana Kremlin, beberapa hari lalu. Rusia mengklaim drone tersebut untuk membunuh Presiden Rusia Vladimir Putin.
Menanggapi tudingan Rusia, AS membantah dengan keras. Rusia juga menuding Ukraina-lah yang menerbangkan drone tersebut.
“Saya dapat meyakinkan Anda bahwa tidak ada keterlibatan AS sama sekali dalam hal ini,” kata juru bicara Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby, dikutip dari Straits Times, Jumat (5/5/2023).
1. Rusia yakin AS adalah dalangnya

Sejumlah rekaman video di media sosial memperlihatkan bahwa ada dua benda seperti drone terbang mendekati Istana Kremlin. Satu drone berhasil dilumpuhkan oleh pasukan Rusia.
“Upaya untuk tidak mengakui ini, baik Ukraina maupun AS, benar-benar konyol. Kami tahu betul bahwa tindakan semacam itu, dari AS,” ucap juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov.
“Washington harus paham bahwa kami mengetahui rencana mereka,” lanjut dia.
2. Rusia lakukan penyelidikan

Peskov menegaskan, Rusia sedang melakukan penyelidikan terkait serangan ini.
Usai serangan, Putin dan stafnya dilaporkan bekerja secara normal kembali di Istana Kremlin.
Insiden ini terjadi kurang dari sepekan sebelum perayaan Hari Kemenangan Rusia yang jatuh pada 9 Mei, yang memperingati kekalahan Nazi Jerman pada Perang Dunia II.
3. Ukraina bantah terbangkan drone untuk bunuh Putin

Senada dengan AS, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy membantah keras tuduhan Rusia bahwa pasukannya melakukan serangan drone ke Istana Kremlin untuk membunuh Putin.
“Kami tidak pernah menyerang Putin atau Moskow,” tegas Zelenskyy.
Zelenskyy menegaskan, pasukannya hanya berperang di wilayahnya yang terlebih dahulu diserang oleh Rusia. Pasukan Ukraina hanya berusaha untuk mempertahankan wilayahnya.