AS Diam-diam Setujui Penjualan 100 Senjata ke Israel

Jakarta, IDN Times – Amerika Serikat (AS) diam-diam menyetujui lebih dari 100 penjualan senjata ke Israel sejak dimulainya perang di Gaza Oktober lalu. Penjualan itu mencakup ribuan bom, menurut laporan Washington Post pada Rabu (6/3/2024).
Media tersebut mengungkap hasil penjualan dengan mengutip para pejabat dan anggota parlemen AS. Dilaporkan bahwa para pejabat mengatakan kepada anggota kongres terkait hal itu dalam sebuah pengarahan rahasia.
“Penjualan tersebut melibatkan ribuan amunisi berpemandu presisi, bom berdiameter kecil, penghancur bunker, senjata ringan dan bantuan mematikan lainnya,” ungkap media tersebut, dilansir Anadolu.
Disebutkan bahwa beberapa transfer senjata diproses tanpa debat publik karena masing-masing transfer tersebut berada di bawah jumlah tertentu, yang mengharuskan cabang eksekutif untuk memberitahu Kongres secara individual.
1. AS Akan kucurkan bantuan untuk Israel

Pemerintahan Joe Biden masih berupaya mengirimkan bantuan militer tambahan senilai 14 miliar dolar ke Israel. Namun, pengajuan itu masih menunggu persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat AS.
Laporan tersebut muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran atas bantuan militer AS yang sedang berlangsung kepada Israel, di tengah indikasi Israel mungkin tidak menggunakan senjata yang disediakan AS sesuai dengan hukum perang.
Undang-Undang Bantuan Luar Negeri tahun 1961 melarang Amerika memberikan bantuan kepada negara mana pun, jika presiden mengetahui bahwa pemerintah negara tersebut melarang atau membatasi, secara langsung atau tidak langsung, pengangkutan atau pengiriman bantuan kemanusiaan AS.
Pasal 620I undang-undang tersebut memuat pengecualian, yang memperbolehkan presiden untuk melanjutkan bantuan jika ia secara resmi menentukan bahwa hal tersebut merupakan kepentingan keamanan nasional AS.
2. AS sebut hambatan mobilisasi bantuan karena Israel

Sebelumnya, Israel dituduh melakukan genosida oleh Mahkamah Internasional. Keputusan sementara pada Januari memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan genosida dan mengambil tindakan untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller mengatakan pada Selasa bahwa para menteri Israel mencegah pengiriman bantuan memasuki Jalur Gaza yang terkepung. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang legalitas kelanjutan bantuan AS kepada Israel.
“Saya akan mengatakan beberapa hambatan yang telah kita lihat dari pendirian politik Israel. Anda telah melihat para menteri Israel memblokir pelepasan tepung dari pelabuhan di Ashdod. Anda melihat mereka mendukung protes yang memblokir bantuan dari masuk ke Karem Shalom,” kata Miller, merujuk pada perbatasan utama antara Israel dan Gaza.
Ketika ditanya bagaimana hal ini berkaitan dengan Undang-Undang Bantuan Luar Negeri, dia berkata, “kami belum membuat penilaian bahwa Israel melanggar persyaratan undang-undang tersebut saat ini.”
3. Jumlah korban terus bertambah

Langkah Biden mendapat kecaman dari Partai Demokrat progresif dan Muslim serta Arab-Amerika di negara tersebut.
Hingga kini, jumlah korban jiwa di Gaza masih terus bertambah. Dilansir Xinhua, jumlah korban tewas kini mencapai 30.717 jiwa, sementara 72.156 lainnya mengalami luka-luka.
Israel juga memberlakukan blokade yang melumpuhkan Jalur Gaza, menyebabkan penduduknya, khususnya penduduk Gaza utara, berada di ambang kelaparan.
Perang Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan. Sementara 60 persen infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur.