AS Mau Rusia Serius soal Perdamaian di Ukraina

- Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, menunggu keinginan Rusia untuk perdamaian di Ukraina dalam beberapa pekan ke depan.
- Presiden Trump marah terhadap penolakan Rusia terhadap gencatan senjata dengan Ukraina, meminta Rusia segera memutuskan terkait proses perdamaian.
- Rusia kembali melancarkan serangan ke Ukraina, menargetkan kota kelahiran Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan menewaskan setidaknya 18 orang.
Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS), Marco Rubio, pada Jumat (4/4/2025), mengatakan bahwa tujuan utama Rusia tentang perdamaian di Ukraina akan diketahui dalam beberapa pekan ke depan.
"Kita akan mengetahui dalam beberapa pekan, bukan bulan, apakah Rusia sebenarnya serius ingin berdamai atau tidak. Saya berharap mereka memang serius ingin berdamai dengan Ukraina," tuturnya, dikutip The Kyiv Independent.
Pekan lalu, Presiden AS Donald Trump mengaku sangat marah kepada Presiden Rusia Vladimir Putin mengenai serangkaian penolakan terhadap persetujuan gencatan senjata dengan Ukraina.
1. AS klaim Rusia sengaja menunda-nunda negosiasi damai
Rubio mengatakan Trump tidak mau terjebak dalam negosiasi tanpa berujung. Ia mendesak Rusia segera memutuskan terkait dengan proses perdamaian di Ukraina.
"Presiden Trump tidak akan jatuh dalam jebakan negosiasi tanpa henti dalam proses negosiasi damai di Ukraina. Kami akan segera tahu apa keinginan Rusia yang sebenarnya," terang Rubio, dilansir The Moscow Times.
Pernyataan Rubio ini menunjukkan adanya perubahan dukungan AS dari awalnya condong ke Rusia menjadi ke Ukraina. Ia pun meminta gencatan senjata penuh dan pembukaan ruang negosiasi.
"Rusia dan Putin harus membuat keputusan sesegera mungkin. Jika ini adalah sebuah taktik untuk menunda-nunda negosiasi. Maka, kami tidak akan tertarik dengan itu dan akan meninggalkan negosiasi ini," tambahnya.
2. Rubio mengatakan AS berkomitmen kuat dalam NATO

Rubio menambahkan bahwa AS akan terus aktif dan berkomitmen kuat dalam NATO. Ia pun menampik klaim berlebih-lebihan media soal intensi Trump untuk membawa AS keluar dari NATO.
"AS adalah anggota aktif NATO dana akan selalu seperti itu. Kami menolak histeria dan hiperbola media soal intenti Trump. Namun, Trump hanya menolak anggota NATO yang tidak memiliki kapabilitas dan tidak memenuhi obligasi yang sudah ditetapkan kepada seluruh anggota," tuturnya, dilansir Kyiv Post.
Ia menambahkan bahwa mengenai pembelian dan pengadaan senjata sebaiknya seluruh anggota tidak membatasi asal senjata tersebut.
Rubio mengungkapkan bahwa di dalam aliansi NATO tidak ada perbedaan yang besar soal dukungan kepada Ukraina. Ia menyebut, seluruh anggota NATO menginginkan perdamaian di Ukraina.
3. Rusia lancarkan serangan di Kryvyi Rih
Di tengah proses perdamaian, Rusia kembali melancarkan serangan ke Ukraina. Kali ini, kota kelahiran Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Kryvyi Rih yang menjadi target serangan Moskow.
Melansir TVP World, serangan ini mengakibatkan setidaknya 18 orang tewas. Nampak kerusakan yang cukup besar dan sejumlah korban bergelatakan di jalan. Setidaknya ada 50 orang terluka dan kemungkinan jumlah korban akan terus bertambah.
Sementara itu, Zelenskyy mengatakan bahwa terdapat upaya penyelamatan di Kryvyi Rih. Ia pun mendesak negara-negara Barat menekan Rusia agar menghentikan serangan ke Ukraina.
"Seluruh dunia dapat melihat ini. Setiap misil, setiap serangan drone yang diluncurkan Rusia ke Ukraina membuktikan bahwa Rusia sebenarnya hanya menginginkan perang tanpa henti," ungkapnya.