AS Pertimbangkan Tutup 30 Kedutaan dan Konsulat

- AS rencanakan menutup hampir 30 kedutaan dan konsulat di seluruh dunia.
- Rencana penutupan mayoritas berada di Eropa dan Afrika, dengan pengalihan tanggung jawab ke misi-misi terdekat.
- Dokumen bocor juga mencakup rekomendasi pengurangan jejak diplomatik AS di Irak dan Somalia serta pembentukan "pos ringan bergaya FLEX".
Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) berencana untuk menutup hampir 30 keduataan dan konsulat di seluruh dunia. Hal itu sebagai upaya untuk mengurangi kehadiran pemerintah federal di luar negeri.
Dilansir ANTARA (16/4/2025), rencana tersebut terkuak setelah beredarnya sebuah dokumen internal Departemen Luar Negeri AS. Dokumen yang bocor itu menguraikan rekomendasi oleh wakil menteri untuk manajemen, mengusulkan penutupan 10 kedutaan dan 17 konsulat yang mayoritas berada di Eropa dan Afrika.
1. Belum terkonfirmasi

Tetapi, belum ada informasi lebih lanjut apakah Menteri Luar Negeri Marco Rubio sudah menyetujui perubahan yang diusulkan. Jika penutupan tersebut sudah disetujui, ada diimbangi dengan mengalihkan tanggung jawab ke misi-misi terdekat.
Di sisi lain, juru bicara Departemen Luar Negeri Tammy Bruce enggan memberikan konfirmasi mengenai keaslian dokumen tersebut maupun mengenai kemungkinan penutupan kedutaan tersebut.
"Saya sarankan Anda memeriksa dengan Gedung Putih dan presiden AS, karena mereka terus mengerjakan rencana anggaran mereka. Jumlah yang dilaporkan dan informasi yang kami lihat sejauh ini cenderung bersifat prematur atau keliru, karena didasarkan pada dokumen yang bocor dari sumber yang tidak diketahui," kata dia.
2. Kedutaan yang akan ditutup

Beberapa negara yang diidentifikasi untuk ditutup mencakup kedutaan di Lesotho, Republik Kongo, Republik Afrika Tengah, Sudan Selatan, Malta, dan Luksemburg. Kemudian konsulat di Jerman, Korea Selatan, Inggris, Afrika Selatan, Bosnia, Herzegovina, dan Prancis.
Dokumen internal itu juga merekomendasikan pengurangan jejak diplomatik AS di Irak dan Somalia beserta "pengubahan ukuran" misi-misi lainnya.
3. Pembentukan pos baru

Tak hanya soal penutupan kedutaan dan konsulat, dokumen yang bocor itu juga berisi tentang pembentukan "pos ringan bergaya FLEX". Pos tersebut memiliki staf dan tanggung jawab terbatas.
Rencana ini termasuk penggabungan layanan konsuler ke dalam unit-unit khusus di misi yang lebih besar di negara-negara seperti Jepang dan Kanada.