Perbedaan Siklon Tropis dan Angin Puting Beliung

- Siklon tropis, badai skala besar dengan dampak luasSiklon tropis terbentuk di atas perairan laut hangat, bertahan 3-18 hari, dan dapat menyebabkan hujan lebat, angin kencang, gelombang tinggi, banjir, longsor, kerusakan infrastruktur, dan korban jiwa.
- Angin puting beliung, singkat namun merusakTerjadi di daratan atau perairan dangkal dengan durasi 5-10 menit. Meski singkat, dapat merusak rumah, sekolah, dan fasilitas umum dalam area terbatas.
- Bencana puting beliung dan siklon terparah di IndonesiaPuting beliung di Gunung Kencana merusak 80 rumah warga dan
Jakarta, IDN Times - Fenomena cuaca ekstrem seperti siklon tropis dan angin puting beliung menjadi ancaman nyata bagi Indonesia yang berada di wilayah rawan bencana hidrometeorologi.
Meski kerap disamakan oleh masyarakat, kedua peristiwa alam ini memiliki karakteristik yang sangat berbeda, baik dari sisi skala, durasi, maupun dampak yang ditimbulkan.
Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah mengalami sejumlah peristiwa ekstrem, mulai dari angin puting beliung yang merusak permukiman warga hingga siklon tropis yang menimbulkan korban jiwa dan kerusakan luas.
Perbedaan pemahaman terhadap kedua fenomena ini penting untuk meningkatkan kewaspadaan publik sekaligus memperkuat mitigasi bencana di berbagai daerah.
1. Siklon tropis, badai skala besar dengan dampak luas

Siklon tropis merupakan badai berskala besar yang terbentuk di atas perairan laut hangat. Fenomena ini dapat bertahan cukup lama, rata-rata selama 3 hingga 18 hari, dan memengaruhi wilayah yang sangat luas.
Dampak siklon tropis meliputi hujan lebat berkepanjangan, angin kencang, gelombang tinggi, hingga banjir dan longsor. Karena skalanya besar, siklon tropis berpotensi menimbulkan kerusakan serius pada infrastruktur serta korban jiwa dalam jumlah besar.
2. Angin puting beliung, singkat namun merusak

Berbeda dengan siklon tropis, angin puting beliung terjadi di daratan atau perairan dangkal (waterspout) dengan skala yang jauh lebih kecil. Durasi kejadiannya relatif singkat, umumnya hanya berlangsung 5 hingga 10 menit.
Meski berlangsung cepat, puting beliung tetap berbahaya karena mampu merusak rumah, sekolah, dan fasilitas umum dalam area terbatas. Kerusakan yang ditimbulkan biasanya terkonsentrasi di jalur lintasan angin.
3. Bencana puting beliung dan bencana siklon terparah di Indonesia

Salah satu peristiwa angin puting beliung terparah di Indonesia terjadi di Gunung Kencana, Lebak, Banten, pada Selasa (10/5/2022). Angin kencang menerjang sejumlah wilayah seperti Kampung Pasar, Lekasiuh, Kampung Dederan, dan Kampung Gunungbilu.
Akibat kejadian tersebut, sekitar 80 rumah warga dan bangunan sekolah mengalami kerusakan, menunjukkan betapa destruktifnya puting beliung meski berdurasi singkat.
Sementara itu, salah satu siklon tropis paling mematikan di Indonesia adalah Siklon Tropis Seroja yang terbentuk di Laut Sawu pada 3 April 2021. Bencana ini berdampak luas, khususnya di wilayah Nusa Tenggara Timur.
Sedikitnya 10 kabupaten dan kota terdampak, dengan 181 orang meninggal dunia, 47 orang dinyatakan hilang, 250 orang luka-luka, dan 49.512 jiwa terdampak. Siklon Seroja tercatat sebagai salah satu bencana hidrometeorologi terburuk dalam sejarah Indonesia modern.


















