Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Trump Tambah Tarif ke China Jadi 245 Persen, Tambah Meroket!

Perang Amerika vs China (pexels.com/i@karolina-grabowska)
Perang Amerika vs China (pexels.com/i@karolina-grabowska)
Intinya sih...
  • AS mengumumkan China kini menghadapi tarif baru hingga 245 persen sebagai tindakan pembalasan terhadap tarif AS.
  • Trump memberlakukan tarif resiprokal kepada 180 negara, termasuk sekutunya, untuk membuat ekonomi Amerika hebat lagi.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) mengumumkan China kini menghadapi tarif baru hingga 245 persen. Penambahan tarif ini dikarenakan tindakan pembalasannya.

Perintah administratif terbaru Gedung Putih telah meluncurkan penyelidikan keamanan nasional terhadap impor sumber daya vital. Perintah tersebut juga mencakup penjelasan untuk tarif timbal balik yang diumumkan pada 2 April.

"China kini menghadapi tarif hingga 245 persen atas impor ke Amerika Serikat sebagai akibat dari tindakan pembalasannya," kata Gedung Putih dikutip dari Anadolu, Rabu (16/4/2025).

1. Membuat ekonomi Amerika hebat lagi

potret Donald Trump presiden Amerika Serikat (commons.wikimedia.org/Gage Skidmore)
potret Donald Trump presiden Amerika Serikat (commons.wikimedia.org/Gage Skidmore)

Penambahan tarif ini dalam rangka membuat ekonomi Amerika berjaya lagi. Trump memberikan tarif resiprokal kepada 180 negara, termasuk kepada para sekutunya. Namun, sebagian besar mendapat penundaan selama 90 hari dengan diberikan tarif dasar 10 persen.

“Pada Hari Pertama, Presiden Trump memulai Kebijakan Perdagangan America First untuk membuat ekonomi Amerika hebat lagi," katanya.

America First dinilai para pengamat sebagai langkah buruk yang diambil Trump. Namun, China melihat tarif Trump ini sebagai kesempatan dengan mendekati negara-negara yang terkena tarif, termasuk para anggota ASEAN.

2. Ada lobi dari negara asing yang terkena resiprokal

Donald Trump dengan bagan tarif resiprokal pada 2 April 2025 di Gedung Putih (flickr.com/The White House)
Donald Trump dengan bagan tarif resiprokal pada 2 April 2025 di Gedung Putih (flickr.com/The White House)

Gedung Putih menambahkan, sejumlah negara ingin bernegosiasi terkait dengan tarif ini. Indonesia bahkan mengirim delegasi terbang ke Washington untuk membahasnya.

"Lebih dari 75 negara telah menghubungi untuk membahas kesepakatan perdagangan baru. Akibatnya, tarif yang lebih tinggi secara individual saat ini dihentikan sementara di tengah diskusi ini, kecuali untuk China, yang membalas," kata Gedung Putih.

Pernyataan itu menyebutkan, beberapa bulan lalu, China melarang ekspor galium, germanium, antimon, dan material berteknologi tinggi utama lainnya dengan potensi aplikasi militer ke Amerika Serikat.

"Baru minggu ini, China menghentikan ekspor enam logam tanah jarang berat, serta magnet tanah jarang, untuk memutus pasokan komponen yang penting bagi produsen mobil, produsen kedirgantaraan, perusahaan semikonduktor, dan kontraktor militer di seluruh dunia,” kata Gedung Putih.

3. China balas tarif ke AS hingga 125 persen

Presiden China Xi Jinping tiba di Malaysia. (Instagram/@anwaribrahim_my)
Presiden China Xi Jinping tiba di Malaysia. (Instagram/@anwaribrahim_my)

Pernyataan tersebut tidak menjelaskan tarif pasti yang akan dikenakan Tiongkok, tetapi menyiratkan bahwa tarif tersebut dapat naik hingga 245 persen.

Sementara itu, China sendiri menaikkan tarif impor barang AS menjadi 125 persen pada Jumat lalu sebagai balasan terhadap tarif Trump. Ini secara efektif menaikkan tarif AS atas barang-barang Tiongkok menjadi 145 persen sambil menghentikan sementara pungutan yang direncanakan untuk barang-barang negara lain selama 90 hari.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Aria Hamzah
Jujuk Ernawati
Aria Hamzah
EditorAria Hamzah
Follow Us

Latest in News

See More

Pramono Pastikan Kasus Campak di Jakarta Masih Terkendali

12 Sep 2025, 14:20 WIBNews