Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

AS Umumkan Paket Penjualan Senjata ke Taiwan Senilai Rp16,3 Triliun

Presiden AS Joe Biden sedang berjalan ke Kantor Kepresidenan AS yakni Oval Office, Gedung Putih. (Facebook.com/President Joe Biden)

Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS), pada Jumat (2/9/2022), mengumumkan paket penjualan senjata terbaru ke Taiwan senilai 1,1 miliar dolar AS (sekitar Rp16,3 triliun). Senjata itu nantinya digunakan oleh Taipei untuk meningkatkan pertahanan pulau itu, di tengah meningkatnya ketegangan dengan Beijing.

Penjualan ini terjadi sebulan setelah Ketua Parlemen AS, Nancy Pelosi, melawat ke Taiwan. Imbas kunjungan tersebut, China geram dan segera melancarkan latihan militer di sekitar perairan selat Taiwan.

1. Detail senjata yang ingin dibeli Taiwan

Ilustrasi rudal. (Pixabay.com/WikiImages)

Paket penjualan, yang terbesar di bawah pemerintahan Presiden Joe Biden ini, termasuk 665 juta (sekitar Rp9,8 triliun) untuk dukungan kontraktor guna memelihara dan meningkatkan sistem peringatan radar dini Raytheon yang beroperasi sejak 2013. Radar itu berfungsi untuk memperingatkan Taiwan jika ada serangan datang, dilansir The Straits Times.  

Taiwan juga akan menghabiskan sekitar 355 juta dolar AS (sekitar Rp4,9 triliun) untuk membeli 60 rudal Harpoon Block II, yang dapat melacak dan menenggelamkan kapal yang masuk. Sistem ini dibeli untuk mengatasi jika China melancarkan serangan melalui air.

Senjata juga termasuk rudal Sidewinder senilai 85,6 juta dolar AS (sekitar Rp1,2 triliun), yang merupakan senjata andalan Barat yang mampu menjangkau wilayah udara musuh.

2. China minta AS batalkan penjualan senjata

Seorang pria membawa bendera China dari sebuah rumah di seberang Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Chengdu, Provinsi Sichuan, China, Minggu (26/7/2020). (ANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter)

China, yang merasa Taiwan adalah bagian dari wilayahnya, meminta AS untuk segera membatalkan keputusan penjualan senjata.

"Ini mengirimkan sinyal yang salah kepada pasukan separatis 'kemerdekaan Taiwan' dan sangat membahayakan hubungan China-AS serta perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan," kata Liu Pengyu, juru bicara kedutaan China di Washington, dilansir AFP.

“China akan dengan tegas mengambil tindakan balasan yang sah dan diperlukan sehubungan dengan perkembangan situasi,” tambahnya.

3. AS sebut senjata yang dijual penting untuk pertahanan Taiwan

Ilustrasi White House (Unsplash/Stephen Walker)

Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS, yang menyetujui penjualan itu, mengatakan paket senjata itu penting untuk keamanan Taiwan.

"Kami mendesak Beijing untuk menghentikan tekanan militer, diplomatik, dan ekonominya terhadap Taiwan, dan terlibat dalam dialog yang berarti dengan Taiwan," kata juru bicara itu.

Departemen Luar Negeri juga menegaskan, Washington masih tunduk pada rezim one-China policy, walaupun memiliki hubungan dekat dengan Taiwan.

"Penjualan yang diusulkan ini adalah kasus rutin untuk mendukung upaya berkelanjutan Taiwan untuk memodernisasi angkatan bersenjatanya dan untuk mempertahankan kemampuan pertahanan yang kredibel," kata juru bicara itu.

"Amerika Serikat akan terus mendukung resolusi damai masalah lintas-Selat, konsisten dengan keinginan dan kepentingan terbaik rakyat Taiwan," sambungnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us