Australia Tuduh China Tembakkan Laser ke Pesawat Militer

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Australia melalui Kementrian Pertahanan melayangkan protes terhadap China. Australia menuduh bahwa kapal perang China yang berlayar di Laut Arafura telah menembakkan sinar laser ke pesawat militer Australia yang sedang berpatroli minggu lalu.
Perdana Menteri (PM) Scott Morrison mengatakan bahwa mereka perlu mendapatkan penjelasan tentang insiden. Hal ini mengingat bahwa sinar laser yang digunakan dalam militer sangat berbahaya bagi mata manusia.
China di sisi lain menyangkal telah melakukan tindakan berbahaya. Mereka mengklaim telah berlayar di perairan internasional dan sesuai dengan hukum internasional. Apa yang mereka lakukan adalah tindakan pencegahan karena pesawat patroli Australia melakukan provokasi dengan terbang dekat kapal perang China.
1. Tindakan China dianggap membahayakan nyawa

Pekan lalu, Kementrian pertahanan Australia menuduh sebuah kapal perang Angkatan Laut China telah menembakkan atau menyorotkan laser kelas militer ke salah satu pesawat tempurnya.
Insiden terjadi di Laut Arafura pada hari Kamis (17/2/22) ketika kapal perang China berada di antara Australia dan Papua Nugini. Ada dua kapal perang China yang berlayar dan salah satu kapal itulah yeng menyorotkan laser.
Dilansir BBC, tindakan yang dilakukan oleh kapal perang China dinilai oleh Kementrian Pertahanan Australia sebagai berbahaya. "Tindakan seperti ini berpotensi membahayakan nyawa. Kami mengecam keras tindakan militer yang tidak profesional dan tidak aman," katanya.
China dan Australia telah terlibat ketegangan dalam bebreapa tahun terakhir. Mereka terlibat sejumlah perselisihan, termasuk hubungan dagang. Terbentuknya AUKUS yang menyatukan Australia, Inggris dan AS juga memicu ketegangan baru dengan China.
2. PM Scott Morrison nilai kapal China melakukan tindakan bahaya dan sembrono
Sejak 12 Februari, Australia telah mendeteksi kapal perang China yang berlayar Samudera Hindia. Dalam terbitan ABC, setidaknya ada dua kapal perang China yang mulai terdeteksi di selatan pulau Jawa. Dua kapal tersebut adalah Luyang dan Yuzhao.
Pada 14 Februari, kapal tersebut berlayar ke timur dan terdeteksi berada di Laut Timor. Kemudian pada 17 Februari, dua kapal berada di Laut Arafura. Pesawat militer Australia, Poseidon P-8 adalah yang mendeteksi keberadaan kapal militer China itu. Di lokasi inilah insiden sinar laser yang diarahkan ke pesawat Australia terjadi.
Dilansir The Guardian, PM Morrison menilai bahwa tindakan yang dilakukan oleh militer China itu "berbahaya, tidak profesional dan sembrono untuk angkatan laut profesional."
Seorang juru bicara Kementrian Pertahanan Australia juga menjelaskan bahwa aset mereka yang beroperasi di seluruh Indo-Pasifik "telah mengamati peningkatan penggunaan laser oleh beberapa kapal."
Peningkatan penggunaan laser itu dinilai tidak tepat dan mengkhawatirkan karena berpotensi risiko keselamatan bagi semua yang beroperasi di wilayah tersebut.
Seorang pakar keamanan maritim di Institut Internasional untuk Studi Strategis di Singapunga, Dr. Euan Graham, mengatakan bahwa tindakan China telah dinilai pemerintah Australia melewati garis batas normal. Menurutnya, insiden itu "sangat serius" karena berisiko timbulnya ccedera atau lebih buruk."
3. China tuduh Australia sebarkan berita palsu

Tuduhan dan keberatan yang disampaikan oleh Australia pada China itu segera ditanggapi oleh China. Juru bicara Kementrian Luar Negeri China Wang Wenbing dalam briefing reguler di Beijing mengatakan kapal China mematuhi hukum internasional.
Wang mengatakan informasi yang dirilis Australia tidak benar. Kapal China berlayar secara normal di laurt lepas dan sesuai dengan hukum dan praktin internasional yang relevan.
Dilansir CNN, Wang mengatakan "kami mendesak pihak Australia menghormati hak sah kapal China di perairan yang relevan sesuai dengan hukum internasional dan berhenti menyebarkan berita palsu tentang China."
Kementrian Pertahanan Nasional China memberi penjelasan yang dikutip media China Global Times. Katanya, pesawat patroli Poseidon P-8 Australia terbang dekat armada China dengan jarak hanya empat kilometer. Jarak itu dinilai sangat provokatif.
Mereka juga menjelaskan bahwa pesawat patroli Australia itu menjatuhkan sonobuoy, peralatan pelacakan kapal selam, di dekat armada kapal China. Menurut media China itu, langkah tersebut jauh melampaui tindakan "tidak profesional" dan menjadi praktik permusuhan militer.
China menuduh Australia telah bertindak jahat dan provokatif sehingga dapat mengancam kapal, pesawat serta keselamatan personel di kedua sisi.