Prancis Tembak Mati Pria Tidak Dikenal yang Bakar Sinagog

- Polisi Prancis menembak mati orang tak dikenal yang diduga membakar sinagog di Rouen, Normandia utara.
- Pria tersebut membawa pisau dan linggis untuk mengancam petugas polisi sebelum ditembak mati oleh polisi.
- Ketegangan meningkat di Prancis setelah serangan Israel di Gaza pada 7 Oktober 2023, memicu kemarahan termasuk Presiden Emmanuel Macron yang mengutuk antisemitisme yang meningkat.
Jakarta, IDN Times - Polisi Prancis menembak mati mati orang tak dikenal (OTK) yang diduga membakar sinagog di kota Rouen, Normandia utara. Insiden itu terjadi pada Jumat (17/5/2024), usai laporan adanya asap di bangunan tempat ibadah tersebut.
Pria tak dikenal yang berada di lokasi kejadian, membawa pisau dan linggis untuk mengancam petugas polisi. Jaksa Frederic Teillet mengatakan, polisi kemudian melepaskan lima tembakan, empat mengenainya secara fatal.
Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin mengatakan bahwa pria tersebut jelas ingin membakar sinagog di kota tersebut.
1. Dua penyelidikan sedang dilakukan

Petugas pemadam kebakaran telah disiagakan jika kebakaran di sinagog meluas. Petugas polisi yang dikerahkan kemudian menemukan pria tak dikenal di atap gedung, memegang linggis di satu tangan dan pisau di tangan lainnya.
Dilansir Associated Press, pria itu melontarkan pelecehan dan melemparkan linggis ke arah polisi sebelum melompat dari atap dan kemudian berlari ke arah salah satu petugas dengan pisau terangkat.
Menurut jaksa, dua penyelidikan sedang dilakukan. Pertama terhadap serangan pembakaran di tempat ibadah dan kekerasan yang disengaja terhadap polisi. Kedua adalah kematian pria tersebut.
Kantor Kejaksaan Anti-Terorisme Nasional mengatakan pihaknya sedang mempertimbangkan apakah mereka akan menangani kasus ini.
2. Dampak serangan tidak hanya terhadap komunitas Yahudi

Di lokasi kejadian, tidak ada korban lain selain pria tersebut. Sampai saat ini, pria itu masih dalam proses verifikasi identitas.
Dilansir Le Monde, Wali Kota Rouen Nicolas Mayer-Rossignol mengatakan, serangan terhadap sinagog tidak hanya berdampak pada komunitas Yahudi, namun seluruh kota merasa terkejut dengan hal itu.
"Bukan hanya komunitas Yahudi yang terkena dampaknya. Seluruh kota Rouen juga terkena dampaknya dan terguncang," ujarnya.
3. Ketegangan antisemitisme meningkat

Prancis memiliki komunitas Yahudi terbesar di antara negara mana pun setelah Israel dan Amerika Serikat (AS). Ketegangan telah meningkat di negara ini setelah serangan Israel di Gaza pada 7 Oktober 2023.
Dilasir Al Jazeera, grafiti merah di tempat Peringatan Holocaust Prancis awal pekan ini, memicu kemarahan termasuk Presiden Emmanuel Macron yang mengutuk antisemitisme yang meningkat.
"Upaya membakar sinagog adalah upaya untuk mengintimidasi semua orang Yahudi. Sekali lagi, ada upaya untuk menerapkan iklim teror terhadap orang-orang Yahudi di negara kita. Memerangi antisemitisme berarti membela Republik," kata Yonathan Arfi, presiden Dewan Perwakilan Yahudi di Prancis (CRIF).
Prancis akan jadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas dua bulan lagi. Baru-baru ini, negara tersebut menaikkan status waspada ke tingat tertinggi karena latar belakang geopolitik yang terjadi saat ini.