Puluhan Gadis Korea Selatan Jadi Budak Seks Online Lewat Telegram

Presiden Moon Jae-in perintahkan investigasi menyeluruh

Seoul, IDN Times - Korea Selatan kembali digemparkan oleh adanya perbudakan seks online yang menjadikan setidaknya 74 gadis belia, bahkan di bawah umur, sebagai korban. Seperti dilaporkan The Korea Herald, polisi mengungkap pada Jumat (20/3) bahwa seorang laki-laki berusia 20-an tahun telah ditangkap karena dugaan menjalankan aktivitas ilegal itu lewat aplikasi pesan instan Telegram.

Dari puluhan korban, sebanyak 16 di antaranya masih anak-anak. Mereka telah terjebak dalam lingkaran eksploitasi serta pornografi tersebut sejak Desember 2018 hingga awal Maret. Kepolisian Seoul mengungkap pelaku memakai Telegram untuk mengunggah dan menjual-belikan video-video ilegal yang memperlihatkan aksi seksual mereka kepada para pengguna.

1. Pelaku menipu para korban yang mengira sedang direkrut untuk menjadi model

Puluhan Gadis Korea Selatan Jadi Budak Seks Online Lewat TelegramIlustrasi orang memegang handphone. unsplash.com/Gilles Lambert

Polisi mengidentifikasi terduga pelaku yang sudah ditahan sebagai Cho. Ia memiliki username Telegram yang dalam Bahasa Indonesia berarti "dokter" atau "guru". Dikutip CNN, Cho menjaring para korbannya dengan mengunggah iklan abal-abal secara online. Dalam iklan itu, ia mengaku mencari model yang akan mendapatkan bayaran. 

Para perempuan muda yang tertipu kemudian mendaftar, termasuk dengan memberi informasi personal seperti alamat, dan menyertakan beberapa foto. Begitu dinyatakan lolos, mereka diminta untuk memberikan foto-foto dengan pose lebih berani. Ini yang kemudian dipakai Cho untuk mengancam mereka jika menolak dieksploitasi.

2. Anggota grup Telegram Cho membayar sampai belasan juta rupiah

Puluhan Gadis Korea Selatan Jadi Budak Seks Online Lewat TelegramIlustrasi Korea Selatan. unsplash.com/Steven Roe

Menurut investigasi yang masih berjalan, Cho diduga menjalankan sejumlah grup chat Telegram. Beberapa ada yang gratis, tapi tak sedikit yang berbayar. Pengguna yang berminat menjadi anggota grup premium diwajibkan membayar hingga Rp 19 juta lewat transaksi bitcoin. 

Anggota premium bisa menuntut para korban untuk melakukan apa saja. Satu korban dipaksa menulis kata "budak" di atas alat kelaminnya. Korban lain dituntut menggongong bagai anjing dalam keadaan telanjang. Beberapa grup chat memiliki 10.000 pengguna. Masing-masing grup memiliki tiga hingga lima perempuan sebagai korban.

Selain untuk perbudakan seksual, Cho juga dituding merekrut sejumlah pengguna untuk tindak pencucian uang. Beberapa orang yang terlibat pun diduga melakukan serangan seksual terhadap sejumlah korban. Hingga kini, ada 13 orang lainnya yang telah ditangkap, sedangkan empat sisanya menanti persidangan.

3. Semuanya terungkap karena bantuan dua mahasiswa Jurnalistik

Puluhan Gadis Korea Selatan Jadi Budak Seks Online Lewat TelegramIlustrasi Korea Selatan. unsplash.com/Shawn Ang

Cho sempat membantah semua tudingan terhadapnya. Namun, ia akhirnya mengakui semua perbuatannya. Polisi juga sedang melacak semua pengguna grup ilegal tersebut dan berencana untuk menjerat mereka dengan hukum. Setelah muncul petisi yang ditandatangani ratusan ribu orang, polisi mempertimbangkan untuk segera mengungkap identitas Cho sebenarnya.

Presiden Korea Selatan Moon Jae-in pun sampai angkat bicara. "Polisi harus menganggap insiden ini sebagai sebuah kejahatan serius dan melakukan penyelidikan secara menyeluruh," kata Moon, seperti dikutip kantor berita Yonhap. Ia juga menginstruksikan pemerintah untuk merancang langkah guna menghentikan "kejahatan seks digital" yang terus terjadi di berbagai platform online.

Perbuatan biadab Cho sendiri mungkin tidak akan terungkap tanpa keberanian dua mahasiswa Jurnalistik, Kwon dan Ahn. Keduanya menemukan grup Telegram itu pada musim panas 2019 ketika menjalankan tugas investigasi kejahatan seks online. Kwon mengaku "tak percaya" dengan apa yang dilihatnya. Begitu juga Ahn. "Saya merasa perlu mengungkap kejahatan serius ini agar mendapat perhatian publik," kata Ahn.

Baca Juga: Pandemik COVID-19, BTS Tunda Tur ke Amerika Utara

Bianca Nazanin Photo Verified Writer Bianca Nazanin

typing...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya