Biden Kunjungi Timur Tengah, Temui Petinggi Israel dan Palestina

Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, mendarat di Timur Tengah pada dalam perjalanan untuk bertemu para pejabat Israel, Rabu (13/07/2022). Setelah berkunjung ke Israel, Biden dijadwalkan menuju Palestina dan Arab Saudi.
Biden berusaha memperluas kerja sama melawan Iran. Israel sendiri diyakini akan mendukung langkah Biden tersebut mengingat Iran kerap memberikan pesan ancaman balas dendam terkait kematian para pejabatnya yang diduga disebabkan oleh Tel Aviv.
1. Pekerjaan rumah Biden tentang Israel-Palestina belum tuntas

Joe Biden akan menghabiskan dua hari di Yerusalem untuk melakukan pembicaraan dengan para pemimpin Israel, termasuk Perdana Menteri sementara Yair Lapid dan mantan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Setelah itu, Biden dikabarkan akan bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada hari Jumat di West Bank yang dianeksasi pada Jumat (15/07/2022).
Palestina mengklaim Yerussalem bagian timut yang dicaplok Israel sebagai ibu kota mereka merupakan indikasi besar bahwa Biden masih memiliki pekerjaan rumah yang banyak terkait konflik Israel-Palestina.
Biden dianggap gagal memenuhi janjinya untuk mengembalikan Amerika Serikat sebagai perantara yang jujur dalam konflik tersebut. "Kami hanya mendengar kata-kata kosong dan tidak ada hasil," kata Jibril Rajoub, pimpinan Fatah, dilansir France 24.
2. Israel dan AS akan fokus membahas ancaman Iran

Perdana Menteri sementara Israel Yair Lapid mengatakan pembicaraan "akan fokus pertama dan terutama pada masalah Iran," dilansir Arab News. Hubungan Iran dengan AS-Israel memang memanas dalam beberapa bulan terakhir.
Tensi dialog atau negosiasi nuklir antara Iran dan AS tak kunjung mereda. Di sisi lain, Iran juga memberikan indikasi akan melakukan aksi balas dendam kepada Israel yang diduga menjadi dalang pembunuhan pejabat Tehran.
Israel menegaskan akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk menggagalkan ambisi nuklir Iran. Israel juga dengan tegas menentang pemulihan kesepakatan 2015 yang memberikan keringanan sanksi kepada Iran.
3. Pembunuhan Shireen Abu Akleh oleh Israel akan jadi salah satu tuntutan terhadap Biden
Hubungan AS-Palestina juga telah tegang baru-baru ini oleh pembunuhan reporter Al Jazeera Shireen Abu Akleh pada bulan Mei 2022 lalu. Wartawan senior itu ditembak oleh pasukan Israel saat melaporkan serangan Israel di Jenin, Palestina.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menyimpulkan bahwa Abu Akleh terbunuh oleh tembakan Israel. AS yang tak menyangkap laporan tersebut berpendapat tak ada bukti bahwa Israel sengaja membunuh Shireen.
Sementara itu, empat Senator AS telah mengirim surat kepada Menteri Luar Negeri Anthony Blinken, menuntut jawaban tentang review pembunuhan Shireen. Wartawan Al Jazeera Stefanie Dekker memberikan komentar "pedas" terkait kedatangan Biden di Israel-Palestina.
“Dia tidak datang dengan sesuatu yang konkret untuk menghidupkan kembali pembicaraan damai yang telah lama terhenti,” kata Dekker.
“Dia akan mengumumkan bantuan sekitar 100 juta dolar dan akan meminta negara-negara Teluk untuk mencocokkan ini dengan rumah sakit di Yerusalem Timur yang diduduki, tetapi orang-orang Palestina akan memberi tahu kalian bahwa ini benar-benar hanya basa-basi,” tambahnya.