China Longgarkan Kebijakan COVID-19, Apa Saja Aturannya?

Jakarta, IDN Times - China akhirnya memutuskan melonggarkan kebijakan nol COVID-19 setelah dirundung protes di berbagai kota.
Di bawah kebijakan baru yang diumumkan oleh Komisi Kesehatan Nasional, frekuensi pengujian tes PCR disebut akan dikurangi.
“Tes PCR hanya akan dilakukan di sekolah, rumah sakit, unit kerja berisiko tinggi, panti jompo,” sebut pernyataan dari komisi tersebut.
1. Wuhan tetap sepi

Dilansir dari Channel News Asia, Sabtu (10/12/2022), pelonggaran kebijakan COVID-19 ini lantas tak membuat kota-kota di China langsung ramai. Seperti halnya di Wuhan, dilaporkan bahwa kota di mana virus COVID-19 pertama kali ditemukan itu, masih lengang.
“Mereka telah melonggarkan langkah-langkahnya tetapi tetap saja, tidak ada orang,” kata seorang sopir taksi di Wuhan.
Beberapa restoran di pusat kota Beijng juga masih dilaporkan sepi saat makan siang.
Meski naik kereta bawah tanah di Beijing juga saat ini tidak mengharuskan menunjukkan tes PCR selama 48 jam terakhir, tetapi kereta bawah tanah di Beijing masih sepi terutama di jam-jam sibuk.
2. Lockdown akan dikurangi
.jpg)
Sementara itu, selain pengurangan tes PCR, lockdown di kota-kota di Negeri Tirai Bambu tersebut juga akan dikurangi.
“Kasus COVID-19 yang tidak parah bisa diisolasi di rumah dan tidak harus pergi ke fasilitas isolasi yang telah disediakan pemerintah,” lanjut pernyataan NHC itu.
Orang-orang yang bisa diisolasi di rumahnya sendiri adalah orang-orang yang positif COVID-19 tanpa gejala atau dengan gejala ringan.
3. Warga lintas provinsi tidak perlu tes PCR lagi

Selain itu, warga yang bepergian lintas provinsi tidak perlu memberikan hasil tes PCR selama 48 jam terakhir dan tidak perlu tes PCR ketika sudah sampai di kota tujuan.
“Masyarakat juga tidak lagi diharuskan menunjukkan kode kesehatan hijau di ponsel mereka ketika masuk ke gedung dan ruang publik,” ujar NHC lagi.