Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ditekan Donald Trump, Meksiko Serahkan 29 Bos Kartel ke AS 

ilustrasi bendera Meksiko. (unsplash.com/Jorge Aguilar)

Jakarta, IDN Times - Meksiko mengekstradisi 29 pemimpin kartel narkoba tingkat tinggi ke Amerika Serikat (AS) pada Kamis (27/2/2025). Salah satu dari mereka adalah Rafael Caro Quintero, bos kartel yang telah dicari AS selama 40 tahun.

Proses pengiriman para tersangka ini terjadi saat Meksiko menghadapi tekanan dari AS. Presiden Donald Trump mengancam akan menerapkan tarif 25 persen pada seluruh impor dari Meksiko. Trump menilai Meksiko telah gagal mencegah aliran fentanil dan migran ilegal ke AS.

Para tahanan ditransfer ke berbagai kota di AS seperti Chicago, Houston, New York, Phoenix, San Antonio, Washington DC, dan White Plains. Pengiriman ini bertepatan dengan kunjungan delegasi Meksiko ke Washington guna membahas kesepakatan keamanan.

1. Bos-bos kartel buronan termasuk dalam daftar ekstradisi

Rafael Caro Quintero merupakan pendiri kartel Sinaloa yang dihukum atas pembunuhan agen Satuan Pemberantas Narkoba AS (DEA), Enrique Kiki Camarena pada 1985. Ia sempat ditahan selama 28 tahun sebelum dibebaskan pada 2013 setelah pengadilan membatalkan hukuman 40 tahunnya.

Melansir The Guardian, selepas bebas, Caro Quintero kembali terjun ke perdagangan narkoba hingga masuk daftar 10 buronan paling dicari FBI. Ia berhasil ditangkap kembali oleh pasukan keamanan Meksiko pada 2022 di San Simon, Sinaloa. Penangkapan ini menewaskan 14 marinir Meksiko akibat kecelakaan helikopter militer.

Di antara yang diekstradisi juga terdapat dua pemimpin kartel Los Zetas, Miguel Treviño Morales alias Z-40 dan saudaranya Omar Treviño Morales alias Z-42. Los Zetas awalnya merupakan unit komando militer yang ditugaskan memberantas geng narkoba, kemudian beralih menjadi kartel setelah bergabung dengan Kartel Teluk.

"Ini adalah momen yang sangat penting dan menandai titik balik yang sesungguhnya. Keputusan ini menunjukkan kesediaan Presiden Meksiko bekerja sama dengan kami untuk menargetkan dan menghancurkan organisasi kriminal yang telah memengaruhi AS dan Meksiko selama beberapa generasi," kata mantan kepala operasi DEA, Ray Donovan, dilansir NYT.

2. Donald Trump tekan Meksiko dengan tarif

Para ahli memperingatkan bahwa rencana tarif Trump bisa membuat Meksiko jatuh ke resesi, mengingat 80 persen ekspor negara itu masuk ke AS. Meksiko sebelumnya mendapat penundaan satu bulan dari tenggat waktu tarif setelah mengirim 10 ribu tentara ke perbatasan AS.

"Arus narkoba terus membanjiri negara kami, membunuh ratusan ribu orang. Kami kehilangan lebih dari 100 ribu nyawa," ujar Trump dalam konferensi pers bersama PM Inggris, Keir Starmer.

Pemerintahan Trump telah menetapkan enam kelompok kriminal terorganisir Meksiko sebagai organisasi teroris asing (FTO). Penetapan ini meningkatkan ketegangan diplomatik antara kedua negara, meski status FTO sendiri tidak serta merta mengizinkan operasi militer AS di Meksiko.

Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum menyatakan negaranya tidak akan mentolerir invasi kedaulatan nasional negaranya oleh pasukan AS. Meksiko juga telah meningkatkan aksi melawan kartel Sinaloa yang kini dianggap organisasi teroris oleh AS.

3. AS-Meksiko kerja sama memberantas kartel narkoba

Menteri Pertahanan Meksiko, Ricardo Trevilla, mengungkapkan bahwa drone mata-mata AS telah beroperasi di Meksiko. Drone ini memberikan informasi yang membantu pasukan keamanan Meksiko melakukan penangkapan para anggota kartel.

José Ángel Canobbio Inzunza, tangan kanan putra El Chapo, juga masuk dalam daftar ekstradisi. Ia baru ditangkap minggu lalu dan akan menghadapi tuntutan di pengadilan federal Chicago. Pengiriman ke AS juga mencakup pemimpin kartel New Generation Jalisco dan La Familia Michoacana.

Proses ekstradisi Treviño bersaudara berlangsung sangat lama sejak penangkapan Miguel pada 2013 dan Omar pada 2015. Jaksa Agung Meksiko, Alejandro Gertz Manero, bahkan menyebut keterlambatan ini sebagai hal yang memalukan.

Bonnie Klapper, mantan jaksa federal narkotika di Brooklyn menjelaskan rencana proses hukum para tersangka.

"Apabila mereka dikirim ke AS tanpa proses ekstradisi resmi dan Meksiko tidak memberi batasan apapun, maka AS bebas menuntut mereka atas kejahatan apapun," jelasnya, dilansir CBS. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Leo Manik
EditorLeo Manik
Follow Us