Dubes Rusia: Tenaga Nuklir Adalah Masa Depan Indonesia

- Rusia siap bantu pengembangan PLTN di Indonesia
- Rusia tunggu respons resmi dari pemerintah Indonesia
- PLTN masuk pilar transisi energi Indonesia menuju net zero emission (NZE)
Jakarta, IDN Times - Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Sergei Tolchenov menyampaikan, Rusia sangat terbuka untuk bekerja sama dengan Indonesia dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).
“Pada dasarnya, kami senantiasa siap. Kami ingin bekerja sama dengan Indonesia, kami siap menawarkan apa pun terkait kerja sama dalam pengembangan tenaga nuklir,” kata Tolchenov dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (29/10/2025).
Ia menyoroti pernyataan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung yang baru-baru ini memandang positif tenaga nuklir sebagai sumber energi alternatif bagi Indonesia. “Saya setuju dengan Pak Yuliot bahwa tenaga nuklir adalah masa depan Indonesia. Saya setuju 100 persen,” ujar Tolchenov menegaskan.
Menurutnya, tenaga nuklir berpotensi besar mendukung ketahanan energi nasional dan mendorong Indonesia menuju transisi energi yang lebih bersih. Tolchenov menambahkan, Rusia siap memberikan dukungan menyeluruh, mulai dari teknologi, investasi, hingga pendidikan tenaga ahli di bidang nuklir.
1. Rusia tawarkan bantuan pengembangan PLTN berbagai skala

Tolchenov menjelaskan bahwa Rusia siap membantu pengembangan PLTN di Indonesia dalam berbagai bentuk. Bantuan tersebut dapat berupa proyek berskala besar, PLTN apung, maupun reaktor moduler kecil atau small modular reactor (SMR) yang lebih efisien dan fleksibel.
“Rusia juga siap mengirimkan insinyur dan peneliti nuklirnya untuk meneliti titik-titik yang potensial dijadikan lokasi PLTN di Indonesia,” katanya.
Ia menegaskan Rusia memiliki pengalaman panjang dalam teknologi nuklir sipil, termasuk pengoperasian PLTN di berbagai kondisi geografis. Dengan keunggulan itu, Moskow berharap dapat menjadi mitra strategis Indonesia dalam mengembangkan energi nuklir yang aman dan berkelanjutan.
2. Rusia tunggu respons dari pemerintah Indonesia

Meski sudah menyatakan kesiapannya, Tolchenov mengatakan pihaknya masih menunggu tanggapan resmi dari pemerintah Indonesia terkait kerja sama ini. Ia menyebut bahwa langkah selanjutnya akan bergantung pada siapa pihak Indonesia yang akan ditunjuk sebagai mitra langsung dari Rosatom, perusahaan milik negara Rusia yang bergerak di bidang energi nuklir.
“Begitu kami dapatkan informasi soal siapa mitra dari pihak Indonesia, kita bisa langsung membahas rincian kerja samanya mulai dari investasi, teknologi, hingga pendidikan nuklir,” ujar Tolchenov.
Menurutnya, kerja sama ini tidak hanya akan berfokus pada pembangunan PLTN, tetapi juga pada pengembangan sumber daya manusia dan riset bersama. Tolchenov optimistis jika kerja sama ini berjalan, maka akan menjadi langkah besar bagi Indonesia dalam diversifikasi energi nasional.
3. PLTN masuk pilar transisi energi Indonesia

Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung sebelumnya menyatakan, pembangunan PLTN kini menjadi bagian penting dalam strategi transisi energi Indonesia menuju net zero emission (NZE) pada 2060. “PLTN tidak lagi dianggap sebagai opsi terakhir, melainkan sebagai bagian penting dari perencanaan energi nasional,” kata Yuliot dalam agenda Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) Executive Meeting di Jakarta, Senin (27/10).
Pemerintah menilai energi nuklir dapat menjadi solusi untuk mengatasi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan memperkuat ketahanan energi nasional.
Pada hari yang sama, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Brian Yuliarto juga menegaskan komitmennya dalam menyiapkan SDM yang mumpuni di bidang teknologi nuklir. Dukungan lintas sektor ini diharapkan dapat mempercepat kesiapan Indonesia menuju era energi bersih berbasis nuklir yang aman dan berkelanjutan.
















