Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ekuador Deportasi Lebih dari 600 Narapidana Kolombia

ilustrasi bendera Ekuador (pixabay.com/pablofiguetru)
ilustrasi bendera Ekuador (pixabay.com/pablofiguetru)
Intinya sih...
  • Ekuador melanggar hukum internasional dengan deportasi sepihak
  • Narapidana Kolombia dilarang masuk ke Ekuador hingga 40 tahun ke depan
  • Presiden Ekuador ingin mengurangi kelebihan kapasitas penjara dengan deportasi narapidana Kolombia

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Kolombia, Rosa Yolanda Villavicencio mengatakan bahwa lebih dari 600 narapidana asal Kolombia dideportasi dari Ekuador secara sepihak. 

“Pada pagi ini, sebanyak 603 orang tiba di perbatasan Rumichaca, Provinsi Carchi. Mereka terdiri dari 543 laki-laki dan 60 perempuan. Kami sudah selesai dalam proses pendaftaran dan identifikasi mereka semua,” ungkap Villavicencio, Minggu (27/7/2025). 

Deportasi massal narapidana Kolombia dari Ekuador ini memicu ketegangan. Sebab Bogota menyebut, belum ada persetujuan dengan Quito terkait dengan pemulangan warganya. 

1. Sebut Ekuador melanggar hukum internasional

Pada Jumat (25/7/2025), Kolombia menyebut, tindakan Ekuador telah melanggar hukum internasional dan menunjukkan sikap tidak bersahabat karena bertindak di luar kesepakatan. 

Pejabat di kota perbatasan, Ipiales, Juan Morales mengatakan, otoritas setempat kewalahan dalam menangani masuknya ratusan orang yang dideportasi dari Ekuador. Sebab tidak ada pemberitahuan sebelumnya dari otoritas Ekuador, dikutip France24.

Sementara itu, Wali Kota Ipiales, Amilcar Pantoja menyebut, narapidana yang dideportasi dan tidak memiliki riwayat vonis hukuman di Kolombia akan dibebaskan. 

2. Larang narapidana Kolombia masuk ke Ekuador hingga 40 tahun

Menteri Dalam Negeri Ekuador, John Reimberg mengumumkan sekitar 1.000 narapidana asal Kolombia akan dideportasi. Mereka diketahui sempat mendekam di penjara di Ekuador. 

“Kami tidak akan memperbolehkan teror berlanjut di sepanjang perbatasan dan jalanan di Ekuador. Aksi ini adalah bagian dari kebijakan toleransi nol terhadap kriminal terorganisir yang telah mengancam keamanan kami,” terangnya, dilansir Swiss Info.

Tak hanya dideportasi, mereka dilarang masuk ke Ekuador hingga 40 tahun ke depan. Ribuan warga Kolombia itu disebut terlibat dalam kasus kriminalitas, seperti perampokan, penyelundupan narkoba, dan lainnya. 

Pemerintah Ekuador mengatakan, kebijakan deportasi massal ini sudah sesuai dengan hukum internasional dan menunjukkan komitmennya dalam menghormati hak asasi manusia (HAM). 

3. Noboa berniat mengurangi kelebihan kapasitas penjara di Ekuador

Presiden Ekuador, Daniel Noboa. (flickr.com/presidenciaecuador)
Presiden Ekuador, Daniel Noboa. (flickr.com/presidenciaecuador)

Pada 2024, Presiden Ekuador Daniel Noboa mengungkapkan rencana mendeportasi narapidana asal Kolombia untuk mengurangi kelebihan kapasitas penjara di Ekuador. Pada April, Ekuador sudah memulangkan sejumlah kecil narapidana ke Kolombia. 

Melansir News Central, deportasi ini sebagai respons atas eskalasi kekerasan di Ekuador dalam beberapa tahun terakhir. Lonjakan kekerasan didorong aktivitas penyelundupan narkoba dan sejumlah pelaku berasal dari Kolombia. 

Kasus pembunuhan di Ekuador meningkat signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Kasus pembunuhan hanya 6 per 100 ribu penduduk pada 2018 dan melonjak hingga 34 kasus per 100 ribu penduduk pada 2024. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us