Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Gedung di Beirut Diserang Israel, Petinggi Hizbullah Dikabarkan Tewas

ilustrasi perang (pexels.com/Pixabay)
ilustrasi perang (pexels.com/Pixabay)
Intinya sih...
  • Serangan ke Beirut selatan ini melanggar gencatan senjata yang ditengahi AS dan Prancis sejak November 2024. Pejabat Israel menuduh Hizbullah membangun kembali kekuatannya.
  • Hizbullah menilai serangan sebagai pelanggaran keamanan yang serius. Presiden Lebanon, Joseph Aoun, meminta komunitas internasional untuk menghentikan serangan Israel.
  • Serangan terjadi beberapa hari sebelum kunjungan Paus Leo XIV. Israel melakukan serangan hampir setiap hari di Lebanon selatan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Militer Israel menggempur sebuah gedung apartemen di kawasan Dahiyeh, Beirut selatan, pada Minggu (23/11/2025). Serangan itu mengenai area permukiman padat. Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan lima orang tewas dan 28 lainnya luka-luka akibat ledakan yang menerjang Jalan al-Arid di Haret Hreik. Dua misil memicu kerusakan berat pada bangunan dan kendaraan sekitar, sehingga ambulans segera mengevakuasi para korban ke rumah sakit terdekat.

Israel menyampaikan bahwa operasi tersebut menargetkan kepala staf Hizbullah, Haytham Ali Tabatabai atau Ali Tabtai yang disebut sebagai anggota pendiri sekaligus salah satu komandan militer paling senior kelompok itu.

Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyebut Tabatabai sebagai buruan utama dan menjelaskan bahwa upaya ini merupakan percobaan ketiga sejak perang tahun lalu. Hizbullah kemudian mengonfirmasi kematiannya dan menilai serangan itu sebagai penyeberangan garis merah oleh Israel, dilansir dari BBC.

1. Serangan Israel melanggar gencatan senjata internasional

ilustrasi penarikan pasukan (pexels.com/Ivan Hassib)
ilustrasi penarikan pasukan (pexels.com/Ivan Hassib)

Serangan ke Beirut selatan ini menjadi yang pertama dalam beberapa bulan dan terjadi di tengah gencatan senjata yang ditengahi Amerika Serikat (AS) dan Prancis sejak November 2024, setelah 13 bulan pertempuran terbuka. Pejabat Israel menuduh Hizbullah membangun kembali kekuatan militernya, menyelundupkan persenjataan, dan meningkatkan produksi drone peledak, meski gencatan masih berlaku.

“Di bawah kepemimpinan saya, Negara Israel tidak akan mengizinkan Hizbullah membangun kembali kekuatannya, dan kami tidak akan mengizinkan mereka kembali menjadi ancaman bagi Negara Israel,” kata Netanyahu.

Haytham Ali Tabatabai telah dicantumkan sebagai teroris oleh AS pada 2016, dan pemerintah menawarkan hadiah 5 juta dolar AS (setara Rp83,3 miliar) untuk informasi mengenai keberadaannya. Ia juga pernah memimpin pasukan khusus Hizbullah di Suriah dan Yaman serta memegang peran sentral dalam menata ulang kepemimpinan militer kelompok itu setelah pembunuhan Hassan Nasrallah lebih dari setahun lalu. Ketidakhadiran peringatan evakuasi menunjukkan bahwa Israel memburu target bernilai tinggi.

2. Respons Hizbullah dan pemerintah Lebanon atas serangan terbaru

Bendera Lebanon (pexels.com/Ali MAROUNI)
Bendera Lebanon (pexels.com/Ali MAROUNI)

Pejabat senior Hizbullah, Mahmoud Qmati, menyampaikan bahwa salah satu tokoh penting kelompok itu menjadi sasaran dan memastikan pimpinan sedang menimbang respons yang akan diambil.

“Setiap serangan terhadap Lebanon adalah penyeberangan garis merah, dan agresi ini melekat pada entitas yang menargetkan martabat Lebanon, kedaulatan, dan keamanan warganya,” kata Anggota Parlemen Hizbullah, Ali Ammar, dikutip dari Al Jazeera.

Kelompok tersebut menilai serangan terbaru ini sebagai pelanggaran keamanan yang serius.

Presiden Lebanon, Joseph Aoun, meminta komunitas internasional untuk segera bertindak menghentikan serangan Israel serta menekan penarikan pasukan dari lima titik pendudukan di Lebanon selatan. Ia mengatakan Lebanon telah memenuhi kewajibannya, termasuk membersihkan senjata di selatan Sungai Litani dan menawarkan perundingan langsung, namun Israel tetap melancarkan operasi.

Rencana pelucutan senjata Hizbullah hingga akhir tahun, yang sebelumnya disetujui pemerintah, juga terhenti karena kelompok itu menolak selama agresi masih berlangsung.

3. Ketegangan meningkat menjelang kunjungan Paus Leo XIV

ilustrasi perang (pexels.com/Beyzanur K.)
ilustrasi perang (pexels.com/Beyzanur K.)

Serangan terbaru ini terjadi hanya beberapa hari sebelum kunjungan Paus Leo XIV, yang dijadwalkan berlangsung di tengah peningkatan aksi militer Israel dalam beberapa pekan terakhir. Israel tetap melakukan serangan hampir setiap hari di Lebanon selatan dan beberapa kali menghantam Beirut sejak gencatan diberlakukan.

Pekan ini, serangan udara Israel ke kamp pengungsi Palestina Ein el-Hilweh, dekat Sidon, menewaskan sedikitnya 13 orang. Seorang diplomat Barat mengatakan kepada BBC bahwa tekanan dari pemerintahan Trump kian kuat karena proses pelucutan senjata Hizbullah berjalan lambat. Sementara, organisasi Muslim Syiah itu didukung Iran dan dicap sebagai kelompok teroris oleh AS dan Inggris.

Perang 2023–2024 sendiri dimulai ketika Hizbullah menembakkan roket ke Israel sehari setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 sebagai aksi solidaritas bagi warga Palestina di Gaza. Pihak berwenang Lebanon melaporkan sekitar 4 ribu korban jiwa, sebagian besar warga sipil, serta lebih dari 1,2 juta penduduk mengungsi akibat operasi militer Israel selama setahun terakhir.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in News

See More

Setahun Menjabat, Nusron Telah Tuntaskan 1.991 Kasus Sengketa Tanah

24 Nov 2025, 19:35 WIBNews