Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Haiti: Bos Geng Kriminal Buka Sementara Blokade BBM

Pemimpin geng kriminal G9, Jimmy Chérizier. (twitter.com/RadioFranCoxion)

Jakarta, IDN Times - Pemimpin geng kriminal Haiti Jimmy “Barbecue” Chérizier pada Jumat (12/11/2021) memutuskan membuka kembali blokade bahan bakar minyak. Hal ini dilakukan demi mengembalikan aktivitas di Haiti yang lumpuh selama sebulan akibat mengalami kelangkaan bahan bakar. 

Sebelumnya, Chérizier telah melakukan pemblokiran akses BBM ini demi menuntut mundurnya Perdana Menteri Ariel Henry. Pasalnya, ia dianggap ikut campur dalam pembunuhan Presiden Jovenel Moise pada Juli lalu.

1. Akses Terminal Varreux akan dibuka selama satu minggu

Pembukaan pemblokiran untuk sementara ini diungkapkan secara langsung oleh Barbecue dalam konferensi pers. Sesuai keputusan ini, maka nantinya truk pengangkut BBM akan kembali diperbolehkan masuk ke dalam area pelabuhan. 

"Pintu di area pengisian bahan bakar Varreux sudah dibuka lebar, sehingga semua truk dapat mengisi pasokan bahan bakar tanpa khawatir lagi. Rumah sakit, sekolah, universitas, kedutaan besar harus kembali buka dan dapat memenuhi kebutuhan mereka tanpa masalah" ungkap Chérizier, dalam Al Jazeera

Pemimpin geng G9 itu mengungkapkan bila relaksasi ini hanya diberlakukan selama tujuh hari. Ia juga mengungkapkan, setelah seminggu dibuka, pelabuhan akan kembali ditutup hingga Henry bersedia untuk mundur dari jabatannya. 

Setelah pengumuman dari Chérizier ini, Assosiated Press melaporkan bila terdapat dua truk pengangkut BBM yang masuk ke dalam kawasan Terminal Varreux. Kedua truk itu masuk dan mengisi bahan bakar dengan aman tanpa adanya insiden apa pun. 

2. Dibuka untuk merayakan kekalahan pasukan Napoleon tahun 1803

Dikutip dari Reuters, Chérizier juga mengumumkan bahwa kelompok G9 ingin bahan bakar kembali dapat didistribusikan selama seminggu penuh menjelang perayaan hari libur 18 November. Hari itu dikenang sebagai peringatan kekalahan tentara Napoleon yang membuka jalan kemerdekaan Haiti. 

Ia juga menambahkan bila Henry tidak bersedia untuk mundur selama periode pembukaan itu. Maka kelompoknya akan kembali menutup akses pengisian bahan bakar dan akan melakukan aksi lainnya demi memaksanya resign. 

Usai pengumuman itu, masih belum ada tanda-tanda rantai pasokan bahan bakar kembali normal. Pasalnya, mayoritas pengemudi truk menolak untuk mengangkut bahan bakar dari pelabuhan lantaran terus berlanjutnya ancaman penculikan dari geng kriminal. 

Menanggapi ungkapan dari Chérizier, pihak Kantor Parlemen masih belum memberikan komentar apapun. Namun, sejak bulan lalu, pemerintah sudah meminta kawalan dari polisi untuk memastikan keselamatan pengemudi truk pengangkut BBM. 

3. G9 dituding sebagai dalang aksi penculikan dan pembunuhan di Haiti

Al Jazeera melaporkan bahwa kini hampir seluruh bagian di ibu kota Haiti, Port-au-Prince dikuasai oleh geng G9. Bahkan, anggota geng itu kerap dituding bertanggung jawab atas kasus penculikan dan pembunuhan massal, termasuk menargetkan pada anak-anak. 

Namun, Cherizier sebagai pemimpin geng kriminal itu, selalu menolak tudingan tersebut dan mengaku bahwa organisasinya tidak pernah terlibat dalam kasus itu. Pemerintah Haiti menuding G9 telah melakukan aksi penculikan terhadap 400 orang Mawozo. 

Sementara kejadian yang paling menyita perhatian adalah saat 17 misionaris disandera, di mana kesemuanya adalah warga negara AS dan Kanada. Insiden itu lantas membuat geram AS dan Kanada, serta pada Jumat (12/11/2021) keduanya mengharuskan warganya di Haiti untuk segera pulang. 

UNICEF juga melaporkan, sejak delapan bulan terakhir, sebanyak 455 yang mayoritas adalah warga Haiti, termasuk 71 perempuan dan 30 anak-anak telah menjadi korban penculikan. Bahkan, situasi keamanan di Haiti kian tak menentu setelah terbunuhnya Presiden Jovenel Moïse.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us