Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Hamas Ingin Bebaskan Semua Sandera Israel, tetapi Ada Syaratnya

Pasukan Hamas dalam Peringatan 25 tahun Hamas yang dirayakan di Gaza pada Desember 2012. (commons.wikimedia.org/Hadi Mohammad)
Intinya sih...
  • Hamas siap membebaskan semua sandera dalam satu kali pertukaran jika gencatan senjata fase kedua berlangsung, menegaskan keseriusan mereka.
  • Fase pertama gencatan senjata telah berlangsung sejak 19 Januari, dan Israel dan Hamas akan memulai pembicaraan fase selanjutnya pekan ini.
  • Setelah lebih dari setahun serangan Israel yang menghancurkan di Gaza, Hamas ingin mencegah perang terjadi lagi dengan berbagai cara.

Jakarta, IDN Times - Hamas memberi isyarat akan membebaskan semua sandera yang masih ditahan di Gaza dalam satu kali pertukaran. Hal ini akan dilakukan jika gencatan senjata fase berikutnya masih berlangsung.

"Kami telah memberi tahu para mediator bahwa Hamas siap membebaskan semua sandera dalam satu gelombang selama fase kedua perjanjian, bukan secara bertahap seperti pada fase pertama saat ini," kata pejabat senior Hamas Taher al-Nunu, dilansir dari Channel News Asia, Kamis (20/2/2025).

Ia tidak menjelaskan berapa banyak sandera yang ditahan oleh Hamas atau kelompok militan lainnya.

1. Pembicaraan gencatan senjata fase dua akan dimulai pekan ini

Ilustrasi - Ribuan warga Palestina kembali ke Gaza utara dari pengungsian di wilayah selatan. (ANTARA/Anadolu/py)

Israel dan Hamas sedang melaksanakan fase pertama dari gencata senjata sejak 19 Januari. Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Sa'ar mengatakan, pembicaraan gencatan senjata selanjutnya akan dimulai pekan ini.

Diharapkan, fase kedua ini menjadi yang terakhir dan dapat mengakhiri perang secara lebih permanen.

2. Hamas serius ingin mempersiapkan pembebasan sandera

peringatan 25 tahun Hamas di Gaza pada 2012 (commons.wikimedia.org/Hadi Mohammad)

Al-Nunu mengatakan, tawaran ini buat menegaskan keseriusan dan kesiapan penuh Hamas untuk bergerak maju dalam menyelesaikan permasalahan tersebut.

"Serta untuk melanjutkan langkah-langkah menuju penguatam gencatan senjata dan mencapai gencatan senjata yang berkelanjutan," tegas Al-Nunu.

Berdasarkan fase pertama gencatan senjata, 19 sandera Israel telah dibebaskan oleh militan. Upaya itu merupakan imbalan atas lebih dari 1.100 tahanan Palestina yang dibebaskan dari penjara Israel dalam serangkaian pertukaran yang dimediasi oleh Palang Merah.

Tawaran tersebut datang usai Israel dan Hamas mengumumkan kesepakatan mengembalikan keenam sandera yang memenuhi syarat buat dibebaskan berdasarkan fase pertama dalam satu pertukaran akhir pekan ini.

Hamas setuju mengembalikan jenazah delapan sandera yang telah meninggal dalam dua kelompok minggu ini dan minggu depan. Setelah fase pertama selesai, 58 sandera akan tetap berada di Gaza.

3. Hamas ditekan AS dan Israel

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. (Staff Sgt. Danny Gonzalez, Public domain, via Wikimedia Commons)

Muhammad Shehada, dari Dewan Eropa untuk Hubungan Luar Negeri, mengatakan setelah lebih dari setahun serangan Israel yang menghancurkan di Gaza, Hamas tidak ingin perang terjadi lagi dan mencobanya dengan berbagai cara.

"Dan salah satu garis merah tersebut adalah bahwa mereka pada dasarnya harus terus ada, sedangkan posisi (Perdana Menteri Israel Benjamin) Netanyahu adalah bahwa mereka harus membubarkan diri," katanya.

Sejak dimulainya perang, Netanyahu telah bersumpah menghancurkan kapasitas Hamas untuk berperang atau memerintah, sesuatu yang ditolak kelompok militan tersebut.

Namun, kesan bahwa Washington sekarang sepenuhnya sejalan dengan pemerintahan Netanyahu, seperti yang ditunjukkan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio minggu ini, memperkuat posisi Israel dalam negosiasi.

"Netanyahu seperti diberi banyak ruang untuk menekan Hamas,. Sedangkan Presiden (AS) Donald Trump lebih suka perjanjian itu terus berlanjut, tapi ia membiarkan peluang terbuka bagi Netanyahu selama gencatan senjata dipertahankan," ujar Michael Horowitz, seorang ahli di konsultan manajemen risiko Le Beck International.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dheri Agriesta
EditorDheri Agriesta
Follow Us