Washington DC, IDN Times - Hillary Clinton menegaskan secara resmi, tidak akan mencalonkan diri sebagai presiden pada 2020. Sebelum ini, muncul spekulasi bahwa dia memang enggan kembali bertempur di arena politik sebagai capres.
Pernyataannya pada Senin (4/3) itu seakan mengakhiri rumor tentang Hillary dan ambisinya sebagai presiden. Hillary sendiri mengungkapkan hal ini ketika menjadi pembicara di salah satu kantor berita yang terafiliasi dengan CNN.
"Saya tidak akan mencalonkan diri, tapi saya akan tetap bekerja dan berbicara dan berjuang untuk apa yang saya yakini. Saya ingin memastikan orang-orang paham saya akan tetap bersuara. Saya takkan pergi ke mana-mana," tegasnya.
Ia pun menambahkan, dirinya tidak tertarik untuk mengambil jabatan lain seperti menjadi wali kota New York. Sambil tertawa, perempuan yang sudah dua kali mencalonkan diri sebagai presiden itu mengatakan, "tidak, tidak."
Sebetulnya bukan tanpa alasan jika banyak orang sebelumnya masih menebak-nebak apakah Hillary, 71 tahun, akan mencalonkan diri lagi atau tidak. Pasalnya, dalam wawancara dengan Recode pada 2017, jawaban atas pertanyaan ini tidak cukup tegas.
"Ya, sebenarnya saya ingin menjadi presiden. Saya pikir, semoga, saat kita punya seorang Demokrat di Ruang Oval pada Januari 2021, akan ada banyak pekerjaan yang harus diselesaikan," ucapnya saat itu.
Ia menambahkan, "pekerjaan itu akan jadi pekerjaan yang saya rasa sangat siap saya lakukan, karena saya pernah berada di Senat selama delapan tahun, jadi diplomat di Kementerian Luar Negeri, dan akan ada banyak hal berat yang harus dilakukan."
Sementara itu, John Podesta yang merupakan mantan ketua tim kampanye Hillary pada Pilpres 2016 menuturkan, istri Bill Clinton tersebut memang mengaku tak akan kembali nyapres. Podesta pun berkata dirinya memilih mempercayai perkataan Hillary itu.
Hanya saja, CNN menyebut ada tiga sumber orang dalam yang mengatakan Hillary masih membuka kesempatan untuk bertarung kembali demi menjadi orang nomor satu di Amerika Serikat. Apalagi, investigasi terhadap dugaan kecurangan Donald Trump pada Pilpres 2016 sedang berlangsung.
Muncul dugaan kuat bahwa kemenangan Trump adalah berkat kontribusi campur tangan Rusia. Ditambah lagi dengan pengakuan mantan pengacara Trump, Michael Cohen, kepada DPR Amerika Serikat soal pengusaha yang kini menjabat sebagai presiden tersebut.
Di saat bersamaan, Hillary mengaku bersemangat karena semakin banyak perempuan Amerika Serikat yang masuk ke Kongres.
"Aku bersemangat karena para perempuan yang dinamis itu terpilih sebagai anggota Kongres, dan mereka sudah membuat tanda. Banyak dari mereka mengatakan padaku bahwa...pekerjaanku, keputusanku jadi capres sangat berpengaruh terhadap keputusan mereka jadi caleg," ujarnya.
Dari Partai Demokrat sendiri sudah ada beberapa nama yang resmi mencalonkan diri sebagai presiden. Misalnya, Bernie Sanders yang pernah berhadapan dengan Hillary untuk memenangkan nominasi dari Demokrat. Selain itu, ada perempuan-perempuan seperti Kamala Harris dan Kirsten Gillibrand. Sedangkan mantan CEO Starbucks, Howard Schultz, yang pernah mendukung Hillary, memilih mencalonkan diri dari jalur independen.