Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Hubungan Memanas! Azerbaijan Usir Dua Diplomat Prancis

ilustrasi bendera Azerbaijan (Unsplash.com/Hikmat Gafarzada)
ilustrasi bendera Azerbaijan (Unsplash.com/Hikmat Gafarzada)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Luar Negeri Azerbaijan menyatakan dua diplomat Prancis sebagai persona non grata, yang berarti tidak diinginkan berada di negaranya. Kedua orang tersebut dianggap melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan status diplomatnya.

Setelah diumumkan pada Selasa (26/12/2023), kementerian tidak merinci alasan utama mengapa kedua diplomat Prancis diusir. Dengan demikian, keduanya diberi kesempatan untuk meninggalkan Azerbaijan dalam waktu 48 jam ke depan.

1. Duta Besar Prancis dipanggil untuk menyampaikan protes keras

Baku, ibu kota Azerbaijan (Unsplash.com/Lloyd Alozie)
Baku, ibu kota Azerbaijan (Unsplash.com/Lloyd Alozie)

Kementerian di Baku meminta kedua diplomat segera dipulangkan. Mereka juga telah memanggil duta besar Prancis Anne Boillon untuk menyuarakan protes keras atas tindakan dua diplomat Kedutaan Besar Prancis.

"Duta Besar Prancis mengetahui bahwa mereka dinyatakan sebagai 'persona-non-grata' (orang-orang yang tidak diinginkan) oleh Pemerintah Azerbaijan," kata pernyataan itu dikutip dari RFI.

Langkah itu terjadi di tengah ketegangan hubungan antara kedua negara. Azerbaijan menuduh Prancis bersikap bias terhadap Armenia selama pembicaraan damai yang dimediasi Eropa.

2. Azerbaijan menuduh Prancis bias

Azerbaijan dan Armenia adalah dua negara tetangga yang saling berseteru selama beberapa dekade. Ini khususnya masalah wilayah Nagorno-Karabakh, wilayah Azerbaijan yang ditinggali etnis Armenia sejak keruntuhan Uni Soviet. Dalam serangan kilat pada September, Azeri berhasil merebut wilayah tersebut.

Dilansir Le Monde, upaya untuk mendamaikan kedua negara telah dilakukan dan dimediasi oleh Uni Eropa (UE). Namun pada November, Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev menuduh Paris menghasut konflik di Kaukasus dengan mempersenjatai Armenia.

Perjanjian perdamaian komprehensif rencananya juga akan ditandatangani pada akhir tahun ini. Namun, negosiasi hanya menghasilkan sedikit kemajuan.

3. Kekhawatiran konflik yang lebih besar

ilustrasi tank militer (Pexels.com/Mikhail Volkov)
ilustrasi tank militer (Pexels.com/Mikhail Volkov)

Prancis adalah rumah bagi diaspora Armenia. Prancis secara rutin dituduh oleh Azerbaijan berprasangka pro-Armenia atas konflik yang terjadi di Kaukasus.

Posisi Prancis yang dianggap bias juga membuat Aliyev enggan hadir pada putaran pembicaraan dengan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan pada Oktober di Spanyol.

Menurut The Week, Prancis telah mempercepat kerja sama dan menjual senjata defensifnya kepada Armenia. Anggaran militer Yerevan sendiri juga telah melonjak dua kali lipat.

Armenia disebut memiliki kekhawatiran bahwa setelah Nargorno-Karabakh, Azeri akan melanjutkan invasi ke wilayahnya. Tapi seorang penasihat pemerintah menegaskan Azerbaijan tidak memiliki tujuan militer di wilayah Armenia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pri Saja
EditorPri Saja
Follow Us