Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ilmuwan China Temukan Virus Corona Baru pada Kelelawar 

ilustrasi bendera China (pexels.com/aboodi vesakaran)
ilustrasi bendera China (pexels.com/aboodi vesakaran)
Intinya sih...
  • Virus corona baru HKU5-CoV-2 ditemukan pada kelelawar di China, berpotensi menular ke manusia.
  • HKU5-CoV-2 mampu menginfeksi sel manusia dan jaringan paru-paru serta usus buatan, menggunakan reseptor yang sama dengan penyebab COVID-19.
  • Daya infeksi HKU5-CoV-2 jauh lebih lemah dibanding SARS-CoV-2, tidak perlu dilebih-lebihkan risiko penyebarannya ke manusia.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Tim ilmuwan di China menemukan virus corona baru pada kelelawar yang berpotensi menular ke manusia. Virus ini disebut HKU5-CoV-2 dan menggunakan reseptor yang sama dengan penyebab COVID-19.

Penelitian ini dilakukan oleh Guangzhou Laboratory bersama Guangzhou Academy of Sciences, Wuhan University, dan Wuhan Institute of Virology. Studi yang dipublikasikan di jurnal Cell menemukan bahwa virus tersebut berasal dari kelelawar Japanese pipistrelle di Hong Kong.

1. Bisa menginfeksi sel manusia dan berpotensi menyebar

ilustrasi penelitian tentang virus (pexels.com/Martin Lopez)
ilustrasi penelitian tentang virus (pexels.com/Martin Lopez)

Uji laboratorium menunjukkan HKU5-CoV-2 mampu menginfeksi sel manusia serta jaringan paru-paru dan usus buatan. Virus ini berasal dari kelompok Merbecovirus, yang juga mencakup penyebab sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS).

Para peneliti menemukan bahwa virus ini dapat berikatan dengan enzim angiotensin-konversi (ACE2), protein yang digunakan SARS-CoV-2 untuk masuk ke dalam sel manusia. Selain itu, virus ini juga dapat berikatan dengan ACE2 dari kelelawar dan berbagai mamalia lainnya. Kondisi ini meningkatkan potensi penularan lintas spesies.

“Kami menemukan garis keturunan baru HKU5-CoV yang bisa menggunakan ACE2 dari kelelawar, manusia, dan berbagai mamalia lain,” tulis para peneliti dalam laporan yang dikutip South China Morning Post.

2. Risiko penyebaran ke manusia tetap rendah

ilustrasi warga Jepang pakai masker (pexels.com/zydeaosika)
ilustrasi warga Jepang pakai masker (pexels.com/zydeaosika)

Meski memiliki kemampuan ikatan lebih kuat dibanding strain aslinya, para ilmuwan menyebut daya infeksinya jauh lebih lemah dibanding SARS-CoV-2.

Penelitian lain dari University of Washington dan Wuhan University, yang juga diterbitkan di jurnal Cell bulan ini, menunjukkan bahwa strain HKU5 memang bisa berikatan dengan ACE2 dari beberapa mamalia, tetapi tak menunjukkan ikatan yang efisien dengan sel manusia.

“Efisiensi HKU5-CoV-2 jauh lebih rendah dibanding virus penyebab COVID-19, sehingga risiko penyebarannya ke manusia tak perlu dilebih-lebihkan,” tulis para peneliti dalam laporan yang dikutip South China Morning Post.

3. Kontroversi seputar asal-usul virus

ilustrasi virus (pexels.com/Daniel Dan)
ilustrasi virus (pexels.com/Daniel Dan)

Penelitian ini dipimpin oleh Shi Zhengli, ilmuwan dari Wuhan Institute of Virology yang dikenal karena risetnya terhadap virus corona pada kelelawar. Namanya sempat disorot karena laboratorium tempatnya bekerja menjadi pusat kontroversi terkait asal-usul COVID-19.

Pemerintah China sebelumnya membantah teori yang didukung CIA bahwa pandemi COVID-19 berasal dari kebocoran laboratorium di Wuhan. China bersikeras bahwa virus tersebut kemungkinan besar muncul secara alami di pasar hewan, seperti dilansir Anadolu Agency.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bagus Samudro
EditorBagus Samudro
Follow Us