Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bayi Baru Lahir di Gaza Meninggal Dunia akibat Kedinginan

kondisi pengungsian di Gaza saat hujan turun
kondisi pengungsian di Gaza saat hujan turun (Ashraf Amra, CC BY-SA 3.0 IGO <https://creativecommons.org/licenses/by-sa/3.0/igo/deed.en>, via Wikimedia Commons)
Intinya sih...
  • Badai musim dingin renggut 14 nyawa di Gaza.
  • Perang Israel di Gaza menghancurkan lebih dari 80 persen bangunan, memaksa ratusan ribu keluarga mengungsi ke tenda rapuh dan tempat penampungan sementara.
  • Israel halangi UNRWA bawa bantuan langsung ke Gaza.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Sedikitnya dua bayi telah meninggal dunia akibat kedinginan di Jalur Gaza dalam beberapa hari terakhir. Wilayah tersebut telah dilanda musim dingin yang sangat keras, sementara Israel terus membatasi masuknya bantuan kemanusiaan lainnya ke sana.

Pada Selasa (16/12/2025), Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza menyatakan bahwa Mohammed Khalil Abu al-Khair, yang berusia 2 minggu, menghembuskan napas terakhirnya pada Senin (15/12/2025) akibat hipotermia. Bayi tersebut telah dirawat di unit perawatan intensif rumah sakit sejak Minggu (14/12/2025).

Pekan lalu, Rahaf Abu Jazar, yang berusia 8 bulan, juga meninggal dunia akibat terpaan udara dingin di tenda pengungsian di Khan Younis, Gaza selatan.

1. Badai musim dingin renggut 14 nyawa di Gaza

Perang Israel di Gaza, yang meletus pada Oktober 2023, telah menghancurkan lebih dari 80 persen bangunan di wilayah Palestina tersebut. Akibatnya, ratusan ribu keluarga terpaksa mengungsi di tenda yang rapuh atau tempat penampungan sementara yang penuh sesak.

Dilansir dari Anadolu, sedikitnya 14 orang telah meninggal dunia akibat badai musim dingin di Gaza. Lebih dari 53 ribu tenda pengungsian juga terendam banjir, terbawa arus, atau robek akibat angin kencang, sementara 13 bangunan ambruk di berbagai wilayah.

“Kami mencoba mengeringkan pakaian anak-anak di atas api. Mereka tidak punya pakaian cadangan. Saya kelelahan. Tenda yang diberikan kepada kami tidak tahan dengan kondisi musim dingin. Kami membutuhkan selimut," kata Umm Mohammed Assaliya, seorang ibu di Kota Gaza.

2. Israel halangi UNRWA bawa bantuan langsung ke Gaza

Juru bicara Pertahanan Sipil Gaza, Mahmoud Basal, menyerukan kepada komunitas internasional untuk menyediakan rumah mobil dan karavan bagi para pengungsi sebagai pengganti tenda. Pada Selasa (16/12/2025), seorang pengungsi tewas dan beberapa lainnya terluka setelah sebuah bangunan runtuh di Kota Gaza akibat hujan deras.

“Jika orang-orang tidak dilindungi saat ini, kita akan menyaksikan lebih banyak korban, lebih banyak kematian, termasuk anak-anak, perempuan, dan seluruh keluarga di dalam bangunan-bangunan ini,” ujar Basal.

Kelompok-kelompok kemanusiaan telah mendesak Israel untuk mengizinkan masuknya bantuan ke Gaza tanpa hambatan. Namun badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) menuding pemerintah Israel terus memblokir upayanya untuk membawa bantuan langsung ke wilayah tersebut.

“Orang-orang dilaporkan meninggal akibat runtuhnya bangunan yang rusak tempat keluarga berlindung. Anak-anak dilaporkan meninggal karena kedinginan. Hal ini harus dihentikan. Bantuan harus diperbolehkan masuk secara besar-besaran, sekarang juga," tulis UNRWA dalam unggahannya di media sosial.

3. Hamas tuduh Israel manipulasi isi kesepakatan gencatan senjata

Sementara itu, Hamas mengecam Israel atas pelanggaran berulang terhadap kesepakatan gencatan senjata yang mulai berlaku pada Oktober lalu. Menurut Kementerian Kesehatan di Gaza, sedikitnya 393 warga Palestina tewas dan 1.074 lainnya terluka akibat serangan Israel sejak hari pertama gencatan senjata.

Militer Israel juga membunuh pemimpin senior Hamas, Raed Saad, dalam serangan di barat Kota Gaza pada Sabtu (13/12/2025), yang semakin memperkeruh gencatan senjata yang sudah rapuh.

"Kami ingin memperjelas: perjanjian gencatan senjata itu lugas, terperinci, dan tidak ambigu. Namun, jelas bahwa pendudukan Israel telah memutarbalikkan isi perjanjian, memanipulasi dan melanggar setiap pasalnya," kata pemimpin Hamas, Ghazi Hamad, dikutip dari Al Jazeera.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us

Latest in News

See More

Israel Tolak Delegasi Kanada Masuk ke Tepi Barat

19 Des 2025, 08:09 WIBNews