Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Irak Desak 2.500 Tentara AS Keluar dari Negaranya

ilustrasi bendera Irak (pexels.com/7sseiin)
ilustrasi bendera Irak (pexels.com/7sseiin)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Irak, pada Jumat (5/1/2023), mengumumkan rencana untuk mengakhiri keberadaan tentara Amerika Serikat (AS) dan sekutunya di negaranya. Ia pun akan membentuk komite dialog bilateral dalam menyudahi misi pasukan internasional di Irak. 

Pada akhir Desember, Spanyol sudah mendukung kedaulatan dan stabilitas Irak, sehingga pasukan internasional dapat segera ditarik. Madrid juga mengkhwatirkan situasi di Timur Tengah yang berada di ambang konflik besar usai pecahnya perang Israel-Hamas sejak Oktober lalu. 

1. Irak tekankan keinginannya agar pasukan koalisi internasional segera ditarik

Perdana Menteri Irak, Mohamed Shia al-Sudani mengatakan, ia mendukung penuh pengakhiran koalisi pasukan internasional Barat yang dipimpin AS di negaranya. 

"Kami menekankan posisi kami untuk segera mengakhiri keberadaan pasukan koalisi internasional setelah justifikasi terhadap keberadaannya sudah berakhir," terangnya, dilansir Reuters

"Pemerintah akan menjadwalkan hari dimulainya komite bilateral dalam mengatur akhir koalisi pasukan internasional di Irak secara permanen," sambungnya. 

Nantinya, komite tersebut akan diikuti oleh perwakilan dari koalisi pasukan internasional di Irak. Pasukan aliansi Barat tersebut selama ini berada di Irak untuk memerangi teroris ISIS yang sempat menguasai sebagian Irak. 

2. Irak kecam serangan AS kepada paramiliter HNN

Pernyataan ini datang setelah AS menyerang kelompok paramiliter pro-Iran, Harakat Hezbollah al-Nujaba (HHN) di Baghdad dengan drone. Serangan tersebut menyebabkan tewasnya pemimpinnya, Mushtaq Taleb al-Saidi. 

Irak menuding koalisi yang dipimpin AS telah melakukan pelanggaran kedaulatan dan agresi nyata terhadap negaranya. Ia bahkan menyebut bahwa itu merupakan serangan dan ekskalasi yang berbahaya. 

"Militer Irak meminta agar koalisi internasional bertanggung jawab atas serangan yang tidak terduga ini," terangnya, dikutip France24.

Sementara itu, AS menyebut sudah ada lebih dari 100 serangan yang menyasar pangkalan militernya di Irak dan Suriah. Sejumlah pihak mengklaim pasukan itu menolak dukungan AS kepada Israel untuk melanjutkan perang di Gaza. 

3. Terdapat 2.500 tentara AS yang ditempatkan di Irak

Tentara Amerika Serikat. (twitter.com/USArmy)
Tentara Amerika Serikat. (twitter.com/USArmy)

Sampai hari ini, masih ada sekitar 2.500 tentara AS yang ditempatkan di Irak dan 900 pasukan di Suriah. Ribuan pasukan itu diterjunkan untuk melawan kelompok teroris ISIS yang sempat merajalela di Irak dan Suriah. 

Dilansir The Hill, Al-Sudani selama ini dikenal sebagai sosok yang dekat dengan kelompok paramiliter yang didukung oleh Iran. Ia pun mengecam tindakan AS dan menyebut bahwa pasukan Popular Mobilization Forces (PMF), termasuk HHN punya afiliasi dengan negaranya. 

Pakar politik menduga bahwa Al-Sudani mendapatkan tekanan besar dari partai Syah yang punya kaitan dengan Iran agar menyudahi keberadaan pasukan AS di negaranya. Bahkan, dalam koalisinya mayoritas diduduki oleh partai pro-Iran. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us