Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Iran Klaim AS Setuju Lakukan Pertukaran Tahanan 

bendera Iran (Pexels.com/Anna Tis)

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian, pada Minggu (12/3/2023), mengklaim bahwa pemerintah telah sepakat melakukan pertukaran tahanan dengan Amerika Serikat (AS).

Namun, AS membantah klaim tersebut dan menganggapnya sebagai kebohongan Iran. Saat ini, ada tiga warga AS yang ditahan di Iran atas tuduhan spionase.

1. Departemen Luar Negeri AS dan Gedung Putih membantah klaim Iran

Bendera Amerika Serikat. (Unsplash.com/Cristina Glebova)

Melansir Associated Press, Amirabdollahian mengatakan bahwa kesepakatan pertukaran tahanan telah dicapai dalam beberapa hari terakhir.

“Jika semuanya berjalan baik di pihak Amerika, saya pikir kita akan melihat pertukaran tahanan dalam jangka pendek,” katanya.

Amirabdollahian mengklaim bahwa sejak Maret 2022 kedua negara telah menandatangani dokumen mengenai pertukaran tahanan.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price, menyebut Iran membuat kebohongan kejam yang menyakiti kerabat dari warga AS yang ditahan.

"Kami bekerja tanpa henti untuk mengamankan pembebasan tiga orang Amerika yang ditahan secara tidak sah di Iran. Kami tidak akan berhenti sampai mereka bersatu kembali dengan orang yang mereka cintai," kata Price.

Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih juga menyebut Iran telah membuat klaim palsu.

"Sayangnya, para pejabat Iran tidak akan ragu untuk mengada-ada, dan klaim kejam terbaru akan menyebabkan lebih banyak sakit hati bagi keluarga Siamak Namazi, Emad Shargi dan Morad Tahbaz," kata dewan tersebut, menyebutkan tiga warga AS yang ditahan Iran atas tuduhan spionase.

2. Pertukaran tahanan dengan imbalan dana minyak

Melansir Reuters, seorang yang diberikan pengarahan tentang pembicaraan pertukaran tahanan mengatakan, renca tersebut kali ini lebih dekat dari sebelumnya.

Dia memberitahu salah satu hal penting yang masih dibahas adalah mengenai dana 7 miliar dolar AS (Rp108,5 triliun) minyak Iran yang dibekukan di bawah sanksi AS di Korea Selatan.

"Logistik tentang bagaimana dana ini akan ditukar dan bagaimana pengawasan akan diberikan belum terselesaikan," kata sumber tersebut, menambahkan bahwa Qatar dan Swiss telah terlibat dalam pembicaraan pertukaran tahanan tersebut.

Pekan lalu, beberapa media Iran melaporkan bahwa pertukaran tahanan dengan AS telah disepakati dengan imbalan pelepasan 7 miliar dolar AS (Rp108,5 triliun) dana minyak Iran yang dibekukan.

Pada 2018, Presiden AS Donald Trump membatalkan kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dan enam negara lainnya. Kesepakatan itu membatasi kegiatan nuklir Iran, sebagai imbalan pencabutan sanksi ekonomi internasional.

Pembatalan kesepakatan membuat sanksi ekonomi kepada Iran kembali diberlakukan. Sebagai reaksi terhadap sanksi tersebut, Iran secara bertahap melanggar pembatasan pakta program nuklirnya.

Pembahasan kedua negara untuk menghidupkan kembali perjanjian tersebut telah terhenti sejak September tahun lalu.

3. Warga AS yang ditahan Iran

Ilustrasi tahanan. (Pexels.com/RODNAE Productions)

Warga AS yang saat ini diketahui ditahan oleh Iran adalah Siamak Namazi, Emad Sharghi, dan Morad Tahbaz. Namazi dan Shargi merupakan pengusaha berkebangsaan ganda AS-Iran, sementara Tahbaz merupakan aktivis lingkungan, yang memegang kewarganegaraan Amerika, Inggris, dan Iran.

Namizi dijatuhi hukuman 10 tahun pada 2016 oleh Iran karena dituduh memata-matai dan bekerja sama dengan pemerintah AS. Sharghi telah ditahan Iran sejak 2018, ditangkap ketika sedang bekerja untuk perusahaan investasi.

Iran selama bertahun-tahun telah mengupayakan pembebasan lebih dari selusin warganya yang ditahan AS, termasuk tujuh warga Iran berkewarganegaraan ganda, dua warga Iran dengan tempat tinggal tetap AS, dan empat tanpa status hukum di AS.

Iran telah dituduh menahan puluhan warga negara ganda Iran dan orang asing. Penahanan itu dipandang sebagai upaya Iran mendapatkan konsesi dari negara lain. Iran telah membantah tuduhan itu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ifan Wijaya
EditorIfan Wijaya
Follow Us