Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Israel Klaim Penuhi Sebagian Besar Tuntutan AS soal Bantuan Gaza

ilustrasi truk bantuan ke Gaza (twitter.com/@UNRWA)

Jakarta, IDN Times - Israel, pada Senin (11/11/2024), mengatakan bahwa mereka telah memenuhi sebagian besar tuntutan Amerika Serikat (AS) untuk memperbaiki situasi kemanusiaan di Gaza.

Dilansir dari Reuters, seorang pejabat Israel mengatakan bahwa ada beberapa hal yang masih dalam pembahasan, terutama yang berkaitan dengan masalah keamanan. Namun, sebagian besar masalah telah diatasi.

1. Israel tolak izinkan masuknya 50-100 truk komersial setiap hari ke Gaza

Salah satu tuntutan AS yang tampaknya ditolak oleh Israel adalah mengizinkan masuknya 50-100 truk komersial setiap hari. Pejabat Israel itu mengatakan, aktivitas komersial dihentikan lantaran Hamas mengendalikan para pedagang. Pembatasan terhadap masuknya kontainer tertutup juga tidak akan dicabut karena risiko keamanan.

Sementara itu, permintaan AS lainnya, seperti pembukaan penyeberangan kelima ke Gaza, telah dilaksanakan.

Melalui surat tertanggal 13 Oktober, AS memerintahkan Israel untuk mengambil langkah-langkah guna memperbaiki akses bantuan dalam waktu 30 hari, atau mereka akan menghadapi pembatasan bantuan militer dari Washington. Tenggat waktu tersebut berakhir pada Selasa (12/11/2024).

2. Beberapa wilayah di Gaza utara berisiko alami bencana kelaparan dalam waktu dekat

Pekan lalu, Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa Israel telah mengambil beberapa langkah untuk meningkatkan akses bantuan ke Gaza. Namun, sejauh ini belum berhasil mengubah situasi kemanusiaan secara signifikan.

Komite yang terdiri dari para ahli ketahanan pangan global juga memperingatkan bahwa bencana kelaparan kemungkinan besar akan segera terjadi di beberapa wilayah di Gaza utara. Namun, klaim ini ditolak mentah-mentah oleh Israel.

Pejabat Israel menyatakan bahwa mereka telah menambah pintu masuk ke Gaza, memperluas zona kemanusiaan, meningkatkan keamanan bagi kendaraan bantuan dan mengelola pasukan tugas bersama dengan komunitas internasional dalam upaya memperbaiki situasi kemanusiaan.

Israel memulai kembali serangan militer besar-besaran di Gaza utara awal bulan lalu. Pada 16 Oktober, Linda Thomas-Greenfield, perwakilan AS untuk PBB, mengatakan bahwa Washington mengawasi tindakan Israel di lapangan demi memastikan bahwa mereka tidak menerapkan kebijakan kelaparan di wilayah utara.

3. Penderitaan kali ini lebih buruk dari Nakba

Itimad al-Qanou, seorang pengungsi dari Jabalia, Gaza utara, berjuang untuk memberi makan ketujuh anaknya di tengah krisis yang berlangsung. Mereka sekeluarga kini tinggal di tenda di Deir Al-Balah, Gaza tengah.

Perempuan itu terkadang merasa kematian adalah cara terbaik untuk mengakhiri penderitaan keluarganya. Agresi militer Israel di Gaza selama setahun terakhir telah menyebabkan lebih dari 43 ribu warga Palestina tewas, menghancurkan sebagian besar wilayah tersebut dan memaksa banyak warga hidup dalam kelaparan.

"Biarkan mereka menjatuhkan bom nuklir dan mengakhirinya. Kami tidak menginginkan kehidupan yang kami jalani ini; kami sekarat perlahan-lahan. Kasihanilah kami. Lihatlah anak-anak ini," ujar al-Qanou.

“Tidak ada yang memperhatikan kami, tidak ada yang peduli dengan kami. Saya meminta negara-negara Arab untuk mendukung kami, setidaknya membuka perbatasan sehingga makanan dan perbekalan dapat menjangkau anak-anak kami,” tambahnya.

Selain kelaparan, warga Gaza mengatakan bahwa mereka tidak punya tempat yang aman untuk berlindung. Evakuasi yang berulang memaksa mereka pindah berkali-kali demi menghindari serangan lebih lanjut.

Beberapa warga bahkan menganggap penderitaan mereka kali ini lebih buruk daripada Nakba pada 1948, ketika ratusan ribu warga Palestina terpaksa meninggalkan rumah mereka akibat perang yang melahirkan negara Israel.

“Kondisi saat itu lebih baik dari apa yang kami hadapi sekarang. Sekarang, kami tidak punya keamanan, dan tidak ada tempat,” kata pengungsi lainnya, Mohamed Abou Qaraa.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fatimah
EditorFatimah
Follow Us