Joe Biden: AS Tidak akan Kirim Pasukan ke Ukraina untuk Perangi Rusia

Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, menegaskan kembali negaranya tidak akan mengerahkan militer ke Ukraina untuk melawan pasukan Rusia. Pernyataan itu disampaikan Biden pada pidato kenegaraan di Gedung Capitol, Selasa (1/3/2022).
Selain mengutuk ‘serangan terencana’ yang dilancarkan Rusia, Biden juga menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin sedang berupaya mengguncang fondasi dunia bebas, dikutip dari NDTV.
“Biar saya perjelas, pasukan kami tidak terlibat dan tidak akan terlibat dalam konflik dengan pasukan Rusia di Ukraina,” kata Biden.
1. AS mengerahkan pasukan ke Eropa untuk melindungi aliansi NATO

Meski tidak memiliki rencana mengirim pasukan ke Ukraina, Biden mengatakan, Washington tidak akan berpangku tangan menanggapi perang yang sedang berlangsung.
Terkait pengerahan pasukan AS ke Eropa, penerus Donald Trump itu menyampaikan, tujuan langkahnya adalah melindungi sekutu NATO jika Putin memutuskan terus meluas agresinya.
Biden menegaskan NATO diciptakan untuk mengamankan perdamaian dan stabilitas di Eropa setelah Perang Dunia II.
"Untuk tujuan itu, kami telah memobilisasi pasukan darat Amerika, skuadron udara, pengerahan kapal untuk melindungi negara-negara NATO, termasuk Polandia, Rumania, Latvia, Lithuania, dan Estonia," tambahnya.
Biden juga mengumumkan AS telah melarang pesawat Rusia melintasi wilayah udaranya.
2. Lebih dari 498 tentara Rusia tewas

Sementara, hampir sepekan invasi, Rusia semakin mengintensifkan operasi militernya, dengan mulai menargetkan ibu kota Kiev dan Kharkiv, kota terbesar kedua Ukraina.
Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan, sebanyak 498 tentara Rusia tewas di Ukraina dan 1.597 lainnya luka-luka. Di sisi lain, otoritas Rusia juga mengklaim, lebih dari 2.870 tentara Ukraina gugur, sekitar 3.700 lainnya luka-luka, dan 572 tertangkap serta dijadikan tawanan perang.
3. Majelis Umum PBB terbitkan resolusi yang mengecam invasi Rusia

Mayoritas negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendukung lahirnya resolusi yang mendesak Rusia, segera menarik pasukannya dari Ukraina. Tercatat ada 141 dari 193 anggota PBB yang mendukung resolusi tersebut, termasuk Indonesia.
Resolusi itu lahir saat Majelis Umum PBB menggelar pertemuan sesi darurat pada Rabu (2/3/2022).
Diketahui, ada 35 negara yang abstain, antara lain China, India, dan Afrika Selatan. Di sisi lain, hanya ada lima negara yang menentangnya, yaitu Eritrea, Korea Utara, Suriah, Belarus, dan Rusia. Hal yang menarik adalah Serbia, sekutu Rusia, ternyata memberikan suaranya untuk mendukung resolusi itu.
“Seburuk apapun situasinya bagi orang-orang di Ukraina saat ini, ancamannya bisa jauh lebih buruk. Setiap jam yang berdetak adalah bom waktu,” kata Sekjen PBB, Antonio Guterres, dalam sebuah pernyataan.