Junta Militer Myanmar Terus Lakukan Serangan di Lokasi Terdampak Gempa

- Serangan udara junta militer Myanmar menghambat penyelamatan korban gempa, menambah krisis kemanusiaan yang disebabkan perang saudara.
- Pasukan junta telah mengebom wilayah Nawnghkio, Bhamo, Phyu, Pauk, dan Demoso. Sebanyak 9 orang tewas dan 7 terluka dalam serangan pasca gempa.
- Gempa bumi berpusat di dekat Mandalay dengan magnitudo 7,7 menyebabkan kerusakan parah di beberapa wilayah. Junta mengumumkan keadaan darurat di semua wilayah yang terkena dampak.
Jakarta, IDN Times - Junta militer Myanmar masih terus melancarkan serangan udara ke wilayah yang terkena dampak gempa. Serangan tersebut menghambat penyelamatan para korban gempa yang melanda Jumat pekan lalu.
Serangan ini menambah krisis kemanusiaan yang disebabkan perang saudara. Warga sipil yang mengungsi akibat gempa terpaksa berlindung dari serangan bom juga.
"Sejak gempa 28 Maret lalu hingga kemarin, kami menemukan bahwa militer telah melancarkan serangan udara delapan kali. Hari ini di wilayah Magway, kami melihat mereka melakukan serangan bom lagi," kata pemantau konflik Myamar dari Nyan Lin Thit Research Group, Moe Htet Nay.
1. 9 Orang tewas dalam serangan pascagempa

Pasukan junta telah mengebom wilayah Nawnghkio di negara bagian Shan tiga kali, wilayah Bhamo di negara bagian Kachin dua kali, wilayah Phyu di wilayah Bago, wilayah Pauk di wilayah Magway, dan wilayah Demoso di negara bagian Kayah masing-masing satu kali.
Dilansir dari Radio Free Asia, Selasa (1/4/2025), sebanyak 9 orang tewas dalam serangan pascagempa dengan tujuh orang terluka di seluruh negeri.
2. Korban tewas akibat gempa hingga lebih dari 2.700 jiwa

Pemimpin junta Min Aung Hlaing mengatakan pada Selasa, jumlah korban tewas akibat gempa telah meningkat menjadi 2.719 dan kemungkinan akan melebihi 3.000. Sekitar 4.521 orang terluka dan 441 orang hilang, katanya di televisi.
Gempa bumi pada Jumat pekan lalu itu berpusat di dekat Mandalay di bagian tengah negara itu. Gempa bermagnitudo 7,7 tersebut menyebabkan kerusakan parah di Sagaing, Magway, Bago, Naypyidaw, negara bagian Shan, dan Taungoo timur. Gempa bumi itu juga mengguncang Thailand dan wilayah lain di kawasan itu.
3. Junta diminta izinkan akses tanpa batas untuk bantuan

Junta mengumumkan keadaan darurat di semua wilayah yang terkena dampak. Pemerintah Persatuan Nasional yang digulingkan dan penduduk Myanmar mengatakan keputusan itu telah menghambat upaya penyelamatan karena jam malam pukul 22.00 di banyak wilayah tempat tim sipil mencari korban selamat.
Human Rights Watch (HRW) meminta junta mengizinkan akses tanpa batas untuk bantuan kemanusiaan bagi para korban selamat gempa. Usulan ini termasuk mencabut pembatasan jam malam, pendaftaran pekerja penyelamat, dan pemutusan internet yang memperlambat respons darurat.
"Junta militer Myanmar masih menimbulkan ketakutan, bahkan setelah bencana alam mengerikan yang menewaskan dan melukai ribuan orang," kata Bryony Lau, wakil direktur Asia HRW.
Menurut mereka, junta harus memastikan bantuan kemanusiaan dengan cepat. HRW menambahkan, banyak jenazah yang harus dikremasi oleh relawan.
"Junta Myanmar tidak dapat dipercaya untuk menanggapi bencana sebesar ini. Pemerintah yang peduli dan lembaga internasional perlu menekan junta agar mengizinkan akses penuh dan segera kepada para penyintas di mana pun mereka berada," kata Lau.