Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kapal Bantuan ke Gaza Diserang Drone, Ulah Israel Lagi?

ilustrasi kapal tenggelam (unsplash.com/Jason Mavrommatis)
Intinya sih...
  • Kapal bantuan kemanusiaan diserang oleh drone bersenjata di perairan dekat Malta.
  • 30 aktivis dari 21 negara selamat meskipun kapal mengalami kerusakan parah.
  • Freedom Flotilla Coalition menuduh Israel sebagai pelaku dan meminta penyelidikan internasional.

Jakarta, IDN Times - Sebuah kapal bantuan kemanusiaan menuju Gaza diserang oleh drone bersenjata saat melintas di perairan internasional dekat Malta, pada Jum'at (2/5/2025). Kapal bernama Conscience, yang membawa 30 aktivis dari 21 negara, mengalami kerusakan parah namun seluruh penumpang dilaporkan selamat. Serangan ini memicu kecaman dari berbagai kelompok yang menyerukan penyelidikan internasional.

Insiden ini dilaporkan oleh Freedom Flotilla Coalition, organisasi yang menentang blokade Israel atas Gaza. Mereka menyebutkan bahwa serangan terjadi pada tengah malam waktu setempat, menyebabkan kobaran api dan lubang besar di lambung kapal. Pemerintah Malta mengonfirmasi bahwa tim penyelamat berhasil mengevakuasi seluruh awak dan penumpang.

Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari Israel, namun Freedom Flotilla menuding drone militer Israel sebagai pelaku. Sebuah video yang dirilis koalisi menunjukkan ledakan di langit malam dan api membakar bagian kapal. 

1. Serangan drone dan kerusakan kapal

Kapal Conscience diserang dua kali oleh drone bersenjata di luar wilayah perairan teritorial. Serangan pertama menghantam generator kapal, memutus aliran listrik, sementara serangan kedua merobek bagian depan lambung kapal. Akibatnya, kapal kehilangan kendali dan nyaris tenggelam.

Video yang dibagikan Freedom Flotilla memperlihatkan percikan api hebat dan asap tebal membumbung dari kapal. Serangan tersebut mengakibatkan kepanikan di antara aktivis yang sedang bersiap untuk melanjutkan pelayaran ke Gaza. Pemerintah Malta mengirim kapal tunda untuk membantu proses evakuasi dan pemadaman api.

“Dua drone menghantam kapal kami. Kami kehilangan daya dan hampir tenggelam. Ini serangan yang disengaja,” kata Yasemin Acar, juru bicara Freedom Flotilla. Ia mengatakan bahwa kapal berada di perairan internasional dan tidak melakukan pelanggaran hukum maritim.

2. Misi kemanusiaan dan latar belakang konflik

Misi Conscience adalah membawa makanan, obat-obatan, dan perlengkapan medis ke Gaza, wilayah yang diblokade Israel sejak 2007. Freedom Flotilla Coalition menyatakan bahwa bantuan ini sangat penting mengingat krisis kemanusiaan yang semakin memburuk. Kapal tersebut juga dijadwalkan menjemput aktivis tambahan di Malta sebelum serangan terjadi.

Menurut laporan, sejumlah tokoh dunia seperti Greta Thunberg dan Mary Ann Wright dijadwalkan bergabung dalam misi, meskipun mereka tidak berada di kapal saat serangan. Koalisi menyebut misi ini sebagai bentuk perlawanan damai terhadap blokade yang dinilai tidak manusiawi. Serangan itu menggagalkan rencana lanjutan mereka ke Gaza.

“Kapal kami simbol perjuangan damai. Penyerangan ini adalah bukti bahwa pihak tertentu bersedia melanggar hukum untuk menghentikan bantuan kemanusiaan,” ujar seorang aktivis, dikutip dari BBC.

3. Reaksi dan tuntutan penyelidikan

Freedom Flotilla mendesak komunitas internasional segera menyelidiki serangan tersebut. Mereka menuding Israel dengan sengaja menyerang kapal sipil guna menghentikan distribusi bantuan ke Gaza. Koalisi juga meminta negara-negara yang terlibat dalam proses penyelamatan, seperti Malta dan Siprus, untuk mengambil sikap tegas.

Freedom Flotilla juga menyerukan agar Perserikatan Bangsa-Bangsa bertindak atas pelanggaran yang mereka sebut sebagai agresi terhadap misi damai. Tuntutan ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan di Gaza, dengan laporan terbaru menyebutkan 22 warga tewas akibat serangan Israel pada hari yang sama.

“Kami menyerukan seluruh negara untuk memanggil duta besar Israel dan meminta pertanggungjawaban atas serangan ini,” ujar pernyataan resmi Freedom Flotilla, dikutip dari France24. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us