Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

KBRI Bern Promosi Budaya NTT dan Papua Barat Daya di Swiss

Kesenian Papua Barat dan NTT hadir di Swiss. (dok. KBRI Bern)
Kesenian Papua Barat dan NTT hadir di Swiss. (dok. KBRI Bern)
Intinya sih...
  • Tim kesenian Papua Barat Daya dan NTT tampil di resepsi diplomatik HUT RI ke-79 di KBRI Bern, Swiss. 
  • Swiss dan Liechtenstein menjadi mitra pertama Indonesia untuk Perjanjian Kerja Sama Ekonomi Komprehensif di Eropa. 
  • Nilai perdagangan bilateral Indonesia dan Swiss tahun 2023 mencapai 3,10 miliar dolar AS dengan surplus bagi Indonesia sebesar 2,21 miliar dolar AS. 
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Tim kesenian dari Papua Barat Daya dan Nusa Tenggara Timur (NTT) meramaikan resepsi diplomatik HUT RI ke-79 yang digelar di KBRI Bern, Swiss. Resepsi diplomatik tahun ini menghadirkan pentas kesenian sekaligus mempromosikan produk unggulan khas Papua Barat Daya dan NTT.

“Di sini juga dihadirkan cita rasa kuliner Indonesia dengan aroma khas kopi Indonesia serta anggur merah asli buatan dari Bali. Berbagai kain dan tekstil khas Nusantara juga menjadi hiasan dekorasi ruangan,” kata Duta Besar RI untuk Swiss, Ngurah Swadaya, dalam keterangannya, Kamis (24/10/2024).

Acara ini merupakan rangkaian dari kegiatan tahunan yang disajikan KBRI Bern untuk diaspora Indonesia dan sahabat Indonesia dan kalangan diplomatik, sekaligus untuk mewarnai hubungan bilateral kedua negara yang telah berjalan dengan sangat baik selama lebih dari 73 tahun.

Dalam sambutan Ngurah, disebutkan bahwa Swiss dan Liechtenstein merupakan mitra pertama Indonesia untuk Perjanjian Kerja Sama Ekonomi Komprehensif di Eropa, sekaligus mitra pertama Eropa untuk Traktat Investasi Bilateral yang berlaku sejak 1 Agustus 2024.

1. Lagu kebangsaan Swiss dinyanyikan choir dari NTT

Kesenian Papua Barat dan NTT hadir di Swiss. (dok. KBRI Bern)
Kesenian Papua Barat dan NTT hadir di Swiss. (dok. KBRI Bern)

Yang spesial, lagu kebangsaan Swiss juga dinyanyikan oleh Choir dari NTT. Persembahan seni ini diapresiasi tinggi oleh para perwakilan pemerintah Swiss.

Lagu lagu khas Nusa Tenggara Timur “Ikan Nae di Pante” dan “Ge Mu Fa Mi Re” serta “Sajojo” dan “Yamko Rambe Yamko” dari Papua meramaikan malam dengan ajakan kepada seluruh hadirin untuk turut menari dan merasakan kehangatan dan kebersamaan khas Indonesia.

2. Kerja sama ekonomi dua negara meningkat

Duta Besar RI untuk Swiss, Ngurah Swajaya. (dok. KBRI Bern)
Duta Besar RI untuk Swiss, Ngurah Swajaya. (dok. KBRI Bern)

Hubungan bilateral kedua negara ditandai dengan hubungan baik di bidang politik, ekonomi, maupun sosial budaya. Pemajuan demokrasi dan HAM, serta penguatan kerja sama bilateral di bidang hukum menjadi bagian dari prioritas.

Tak hanya itu, kerja sama ekonomi kedua negara terus meningkat dalam aspek perdagangan, investasi dan pariwisata khususnya sejak tercapainya EFTA CEPA serta Bilateral Investment Treaty (BIT) antarkedua negara.

Ngurah menekankan komitmen Indonesia mendorong perdamaian, menegakkan hukum internasional dan penguatan multilateralisme, penyelesaian sengketa secara damai yang juga menjadi nilai-nilai yang juga dijunjung tinggi Swiss.

Total nilai perdagangan Indonesia dan Swiss tahun 2023 mencapai 3,10 miliar dolar AS. Neraca perdagangan bilateral pada tahun 2023 berada pada posisi surplus bagi Indonesia yakni sebesar 2,21 miliar dolar AS atau senilai Rp34,67 triliun. Potensi peningkatan nilai perdagangan masih besar untuk ditingkatkan melalui diversifikasi produk ekspor.

3. Nilai investasi Swiss di Indonesia juga meningkat

Kesenian Papua Barat dan NTT hadir di Swiss. (dok. KBRI Bern)
Kesenian Papua Barat dan NTT hadir di Swiss. (dok. KBRI Bern)

Swiss merupakan salah satu negara asal penanaman modal asing terbesar ke-6 dari Eropa dan ke-22 dari seluruh negara di dunia pada tahun 2023. Pada tahun 2023 tersebut, nilai investasi Swiss di Indonesia mencapai 150,1 juta dolar AS atau naik sebesar 16,3 juta jika dibandingkan dengan tahun 2022.

KBRI saat ini fokuskan menarik investasi perusahaan menengah yang
memiliki keunggulan teknologi, termasuk teknologi rendah karbon, untuk perkuat posisi Indonesia sebagai basis rantai pasok industri.

Relasi masyarakat kedua negara juga semakin erat seiring dengan meningkatnya intensitas kerja sama di bidang sosial budaya dan saling kunjung wisatawan antarkedua negara. Di samping itu, citra positif Indonesia di mata publik Swiss juga terus terjaga dan bahkan meningkat dari waktu ke waktu.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us