Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kepala Intelejen Rusia: Alexei Navalny Meninggal karena Takdir

default-image.png
Default Image IDN

Jakarta, IDN Times - Kepala Badan Intelijen Luar Negeri (SVR) Rusia, Sergei Naryshkin, pada Selasa (5/3/2024) mengatakan bahwa pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny meninggal karena sebab alamiah. 

"Saya tidak berpikir ini semacam rencana khusus, tapi sayangnya, orang-orang punya keadaannya masing-masing, cepat atau lambat kehidupan berakhir, mereka mati. Ya, Navalny meninggal secara wajar," katanya dalam wawancara yang disiarkan oleh televisi pemerintah Rusia.

Namun, dia tidak mengungkap penyebab kematian aktivis berusia 47 tahun itu atau memberikan rincian lainnya.

1. Navalny meninggal pada 16 Februari di tahanannya di Arktik

Navalny, kritikus paling vokal terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin, meninggal pada 16 Februari di penjara terpencil di Arktik, tempat ia menjalani hukuman penjara 19 tahun atas tuduhan ekstremisme.

Keluarga dan para pendukungnya mengatakan bahwa Navalny dibunuh oleh pemerintah Rusia, namun Kremlin membantah hal tersebut.

Navalny dimakamkan pada Jumat (1/3/2024) di pinggiran kota Moskow setelah jenazahnya sempat ditahan selama berhari-hari oleh pihak berwenang Rusia dengan alasan tes post-mortem. Ribuan pelayat hadir dalam upacara pemakamannya yang dikawal ketat polisi.

2. Sebanyak 43 negara tuntut penyelidikan independen atas kematian Navalny

Pada Senin (4/3/2024), sebanyak 43 negara menuntut penyelidikan internasional secara independen atas kematian Navalny dan menuding Putin bertanggung jawab atas kematiannya.

Anggota Uni Eropa (UE), Amerika Serikat (AS), Inggris, Ukraina, Australia, Kanada, Selandia Baru, dan Norwegia termasuk di antara negara-negara yang menyuarakan kemarahan atas kematian Navalny di Dewan Hak Asasi Manusia PBB.

“Kami marah atas kematian politikus oposisi Rusia Alexei Navalny, yang tanggung jawab utamanya berada di tangan Presiden Putin dan pihak berwenang Rusia,” kata Duta Besar UE Lotte Knudsen kepada badan hak asasi manusia PBB atas nama 43 negara, dikutip CNA.

“Rusia harus mengizinkan penyelidikan internasional yang independen dan transparan mengenai kematian mendadak tersebut. Kematian Navalny yang tak terduga dan mengejutkan adalah tanda lain dari percepatan dan penindasan sistematis di Rusia.”

Selain itu, mereka juga mendesak Rusia untuk segera membebaskan semua tahanan politik, pembela hak asasi manusia, jurnalis dan aktivis anti-perang tanpa syarat.

3. Naryshkin sebut reaksi Barat terhadap kematian Navalny menjijikkan

Sementara itu, Naryshkin menganggap reaksi vokal di Barat terhadap kematian Navalny menjijikkan.

“Tentu saja cukup menjijikkan ketika tarian setan dilakukan di Barat di sekitar peti mati Navalny. Ini tidak bermoral, rendah dan tidak etis. Apa lagi yang bisa dikatakan? Itu benar-benar bisa ditebak," ujarnya.

Selama bertahun-tahun, Navalny telah menjadi kritikus paling keras terhadap Kremlin. Ia selamat dari upaya peracunan pada 2020 dan perlakuan kasar selama bertahun-tahun di penjara, termasuk hukuman di sel isolasi.

Pihak berwenang Rusia menganggap Navalny dan para pendukungnya sebagai ekstremis yang memiliki hubungan dengan badan intelijen Amerika atau CIA, yang menurut mereka berupaya mengganggu stabilitas Rusia. Namun, tuduhan tersebut selalu ditepis Navalny.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fatimah
EditorFatimah
Follow Us