Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ketahuan Pakai Gaun Saat Pesta, Pria Maroko Ini Ditangkap Polisi

pixabay.com/Pexels
pixabay.com/Pexels

Marrakesh, IDN Times - Seorang pria Maroko yang kedapatan mengenakan gaun wanita telah ditangkap oleh kepolisian setempat di kota Marrakesh, Maroko, dan mengungkapkan kisah buruknya saat penangkapan. Pria tersebut juga dikabarkan ingin meninggalkan negaranya setelah penangkapan tersebut. Bagaimana awal ceritanya?

1. Hidupnya menjadi mimpi buruk setelah malam tahun baru 2019

dailymail.co.uk
dailymail.co.uk

Dilansir dari Dailymail.co.uk, seorang pria bernama Chafik Lafid ini menjadi khawatir setelah ia ditangkap lantaran mengenakan gaun wanita dan wig di kota Marrakesh, Maroko, pada malam Tahun Baru. Ia yang merahasiakan seksualitasnya sebagai seorang gay adalah ilegal di Maroko mengatakan hidupnya menjadi mimpi buruk setelah ditahan kepolisian setempat.

Video yang menunjukkan Lafrid tengah diborgol menjadi viral di media sosial dan tidak hanya menunjukkan dia sebagai cross-dresser, tetapi ia juga terindikasi homoseksual.

Lafrid juga dikabarkan ingin meninggalkan negaranya karena dia khawatir akan keselamatannya setelah alamat tempat tinggalnya dipublikasi secara online. Rekaman tersebut menunjukkan Lafrid mengenakan gaun berwarna biru pendek, diborgol, dan dikawal oleh banyak orang yang telah dilihat sebanyak jutaan kali.

"Saya memiliki citra Maroko sebagai negara yang menghargai perbedaan. Apa yang terjadi mengubah pikiran saya," ungkap pengakuan dari Chafik Lafid seperti yang dikutip dari Dailymail.co.uk.

2. Ketika itu, Lafrid pulang dari sebuah pesta

pixabay.com/Free-Photos
pixabay.com/Free-Photos

Lafrid, yang bekerja sebagai administrator di sebuah klinik medis wanita setempat, telah mengemudi mobilnya pulang dari sebuah pesta ketika pengendara skuter dilaporkan tertabrak mobilnya. Seorang petugas polisi tiba di tempat kejadian dan memerintahkannya keluar dari kendaraan, tetapi pengendara mobil justru masih terlihat mengenakan gaun, rambut keriting, serta menggunakan makeup menolak perintah polisi.

"Polisi itu memecahkan jendela dengan tongkatnya dan memaksaku keluar dari mobil. Dia melepaskan wig saya, menyeret saya ke tanah dan memborgol saya," ungkap pengakuan dari Lafrid saat hendak ditangkap yang dikutip dari Dailymail.co.uk.

Seorang jurnalis dari media lokal, yang berada di kantor polisi saat penangkapan Lafrid, merekam adegan tersebut. Di kantor polisi, petugas mengambil fotonya, memeriksa identitasnya, dan menanyainya tentang kecelakaan itu dan kemudian dibebaskan. Pengendara skuter tersebut mengalami luka ringan tetapi tidak mengajukan tuntutan dan Lafid tidak menghadapi tindakan hukum lebih lanjut atas insiden tersebut.

Namun, keesokan harinya gambar penangkapannya diambil oleh polisi dan dokumen pribadinya menjadi viral di media sosial. Ia mengatakan hubungan dengan orang tuanya menjadi retak setelah mereka kaget dan merasa terhina melihatnya berpenampilan seperti itu. 

3. Lafid mendapatkan cuti selama 1 bulan karena depresi

pixabay.com/Lukas_Rychvalsky
pixabay.com/Lukas_Rychvalsky

Setelah berkonsultasi dengan psikiater, ia diberikan cuti sakit selama sebulan karena depresi. Bosnya, kolega, dan pasien di klinik tempat dia bekerja telah mengirim pesan dukungan. Namun sejak malam kecelakaan itu, ia hidup dalam ketakutan saat dikenali.

Dia memakai pakaian pria dan memakai topi baseball untuk membuat wajahnya kurang terlihat. Lafrid bahkan telah mencari bantuan dari kelompok kampanye lokal, Gerakan Alternatif untuk Kebebasan Individu (MALI). Koordinator gerakan tersebut, Ibtissam Lachgar, mengatakan pengalaman Lafrid mencerminkan homofobia di masyarakat Maroko dan di negara bagian.

"Perwakilan negara malam itu mencerminkan homofobia itu," ungkap pernyataan dari Lachgar seperti yang dikutip dari Dailymail.co.uk. Polisi Maroko telah menjatuhkan sanksi kepada empat petugas Marrakesh karena pelanggaran kewajiban profesional atas bocornya identitas Lafrid dan ancaman hukuman 6 bulan hingga 3 tahun penjara atas para pelaku yang melanggar kasus tersebut.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Christ Bastian Waruwu
EditorChrist Bastian Waruwu
Follow Us