Serangan Siber Bobol Server Email Kementerian Prancis

- Serangan siber terhadap server email Kementerian Dalam Negeri Prancis pada Desember 2025.
- Pemerintah Prancis memperketat akses sistem informasi dan melakukan penyelidikan bersama otoritas yudisial untuk menelusuri sumber serangan.
- Insiden ini menunjukkan kerentanan infrastruktur digital pemerintah Prancis terhadap ancaman siber, yang dapat mengancam operasi keamanan nasional.
Jakarta, IDN Times - Kementerian Dalam Negeri Prancis mengalami serangan siber yang menargetkan server emailnya pada pekan lalu. Menteri Dalam Negeri Prancis, Laurent Nunez, mengonfirmasi insiden tersebut pada Rabu (17/12/2025).
Serangan itu ternyata lebih serius dari perkiraan awal, karena para peretas berhasil mengakses lebih dari 20 berkas penting. Pemerintah Prancis kini tengah melakukan penyelidikan menyeluruh untuk mengetahui penyebab serta dampak kebocoran data tersebut.
1. Lembaga negara yang menjadi target utama serangan siber
Serangan siber terhadap server email profesional Kementerian Dalam Negeri Prancis terdeteksi pada malam antara 11 dan 12 Desember 2025. Dalam insiden tersebut, para penyusup berhasil mengakses puluhan berkas, termasuk data dari sistem Pemrosesan Rekam Pidana dan File Orang yang Dicari.
Menteri Dalam Negeri Laurent Nunez menyatakan bahwa pihaknya belum mengetahui sejauh mana sistem telah dikompromikan.
“Hingga kini, puluhan berkas telah dihapus dari sistem, namun jumlah data yang terlibat mencapai jutaan,” ujarnya, dikutip dari Euronews.
Kementerian yang mengawasi keamanan dalam negeri, kepolisian nasional, serta berbagai operasi sensitif itu menjadi target utama serangan. Meskipun belum ditemukan bukti adanya pencurian data dalam skala besar, penyelidikan masih terus dilakukan untuk memastikan dampak dan sumber serangan tersebut.
2. Pemerintah perketat akses sistem informasi setelah serangan
Pihak berwenang segera mengambil langkah perlindungan dengan memperketat akses ke seluruh sistem informasi bagi para pegawai. Prosedur keamanan juga diperkuat untuk mencegah upaya penyusupan lebih lanjut.
Penyelidikan dilakukan bersama otoritas yudisial untuk menelusuri sumber serangan, termasuk dugaan adanya campur tangan asing, aktivitas hacktivisme, atau tindak kejahatan siber. Kementerian Dalam Negeri Prancis menyatakan bahwa hingga saat ini belum ditemukan tanda-tanda adanya kompromi signifikan terhadap sistem mereka.
3. Kerentanan infrastruktur digital Prancis terhadap ancaman siber
Insiden ini menunjukkan adanya kerentanan pada infrastruktur digital pemerintah Prancis terhadap ancaman siber. Serangan tersebut memiliki kemiripan dengan kampanye APT28, kelompok peretas berbasis Rusia yang telah menargetkan berbagai lembaga pemerintah Prancis sejak 2021 dan berhasil menyusupi lebih dari selusin di antaranya.
“Kami telah memperkuat tingkat keamanan. Prosedur akses ke sistem informasi bagi agen kami diperketat,” ujar Nunez, dilansir Security Affairs.
Serangan semacam ini dinilai dapat mengancam operasi keamanan nasional, meskipun rincian teknis mengenai metode serangan belum diungkap. Pemerintah Prancis saat ini masih menilai dampak keseluruhan insiden sambil menjaga kerahasiaan proses penyelidikan.

















